Log in

View Full Version : Dampak ke Negara,Akibat Terlalu Banyak TKI (mayoritas jadi pembantu)di Luar Negeri


SendokMomod
15th April 2016, 09:31 AM
http://s.kaskus.id/images/2016/03/29/8446667_20160329105243.gif</div></div></div>
Louay Qaddoumi adalah kepala seksi pemberitaan internasional di harian independen Al Watan yang terbit di Qatar. Sudah belasan tahun ia bekerja sebagai jurnalis di negeri monarki absolut yang dipimpin keluarga Al Thani itu.



Sebagai kepala seksi pemberitaan internasional sudah barang tentu laki-laki ke lahiran Jordania ini mengikuti dari dekat berbagai peristiwa politik di banyak negara, tidak terkecuali di Indonesia.



Dengan fasih ia menceritakan berbagai problem yang dihadapi Indonesia, sejak zaman Orde Baru hingga masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Dia tahu bahwa korupsi masih menjadi salah satu persoalan utama negeri ini. Louay Qaddoumi juga tahu bahwa banyak koruptor Indonesia yang lari ke Singapura. Dan ini sering membuat hubungan Indonesia-Singapura panas dingin. Begitu juga hubungan Indonesia dengan Malaysia.</div></div></div>

Spoiler for Eksekusi Mati:
Spoiler for :
http://s.kaskus.id/images/2016/03/29/8446667_20160329095101.png



Indonesia sudah terlanjur dikenal sebagai produsen house maid. Image inilah yang antara lain membuat Indonesia hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat dunia, termasuk negara-negara Timur Tengah yang banyak mempekerjakan pembantu asal Indonesia.



“Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang mengatakan akan ke Indonesia. Pemerintah Indonesia harusnya malu karena tidak bisa menjadikan negara dengan potensi yang begitu besar sebagai negara yang patut dihormati oleh dunia internasional,” katanya lagi.




Spoiler for Gak kepikiran utk mengunjungi Indo :
Spoiler for :
http://s.kaskus.id/images/2016/03/29/8446667_20160329100558.png



Salah satu hal yang disesalkan Louay Qaddoumi adalah ketidakmampuan pemerintah Indonesia memaksimalkan potensi pariwisata. Industri pariwisata Indonesia nol besar. Dalam beberapa dekade terakhir ini Bali tetap masil lebih dikenal daripada Indonesia.



Menurut Louay Qaddoumi, dan ini bukan pandangan yang baru sama sekali, daripada mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri, jauh lebih baik bila pemerintah Indonesia membangun industri pariwisata yang kuat. Bayangkan multiplier effect yang dihasilkan industri turisme. Berapa banyak pekerja yang terserap dan berapa banyak orang yang selamat dari jerat kemiskinan. Kalau kedua hal itu tercapai, Indonesia akan menjadi negara yang stabil secara politik.




Spoiler for perbandingan jumlah wisatawan dgn tetangga:
http://s.kaskus.id/images/2016/03/29/8446667_20160329102248.png


</div></div></div>