Keluarga99
15th April 2016, 09:24 AM
Ini ficer yang ane tulis, Gan. Selamat menikmati http://cdn.kaskus.com/images/smilies/s_sm_peace.gif http://cdn.kaskus.com/images/smilies/s_sm_peace.gif http://cdn.kaskus.com/images/smilies/kisss.gif http://cdn.kaskus.com/images/smilies/kisss.gif :tank2: :tank2:
ERVINA dan teman-temannya menjerit. Ban yang membawa mereka tengah digoncang arus Batang Serangan, sungai yang membelah Tangkahan dan berhulu di Taman Nasional Gunung Leuser. Antara rasa kaget, takut, dan senang bercampur menjadi satu dalam teriakan mereka. Rombongan wisatawan dari Sibolga, Sumatera Utara ini terdiam ketika dari arah berlawanan datang empat ekor gajah Sumatera. Beberapa orang berkulit bule dan berambut pirang menunggangi punggung gajah tersebut.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040037.jpg
“Menakjubkan. Saya memandikan gajah,” teriak Elyn Remy, turis asal Belgia sambil terus menggosok kulit gajah yang keras. http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiimgq21.gif
Kehebohan terjadi tak jauh dari tempat Elyn Remy. Seekor gajah ganti memandikan sejumlah turis. Menggunakan belalainya, gajah tersebut menyemprotkan air sungai ke turis-turis.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040525.jpg
Boleh jadi tempat ini kurang terkenal di Indonesia, tapi sangat popular di luar negeri. “Tahun ini saja hingga Oktober hampir lima ribu turis asing datang berkunjung. Mereka datang dari 47 negara. Mayoritas dari Belanda, Jerman, dan Australia. Kami kewalahan melayani para turis asing ini. Tahun 2016 saja paket wisata gajah kami sudah habis dibeli,” ujar Ketua Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT). Lembaga inilah yang mengelola kawasan pariwisata ini.
Di Tangkahan terdapat sejumlah tempat menarik untuk dinikmati di kawasan ini. “Ada air terjun, goa, tempat pemandian air panas, hutan,” ujarnya.
Menurut Rudkimat, turis bisa menjelajahi hutan taman nasional dan menyusuri sungai menggunakan ban dalam (tubing). “Dalam perjalanan, turis bisa bertemu dengan orang utan, kera, siamang, dan sebagainya. Turis juga bisa naik gajah untuk menjelajahi hutan dan menyusuri sungai.”
Memandikan gajah merupakan wisata andalan Tangkahan. “Biasanya memandikan gajah kami paketkan dengan trekking hutan atau sungai. Paket wisata ini menjadi favorit turis mancanegara meskipun tarifnya lumayan mahal,” kata pria berusia 45 tahun ini.
Untuk menyelenggarakan pariwisata ini, Lembaga Pariwisata Tangkahan bekerja sama dengan Conservation Rescue Unit (CRU). CRU bertugas khusus mengelola wisata dengan gajah. Saat ini terdapat 11 gajah di Tangkahan, termasuk 3 ekor gajah yang masih anak-anak.
Lembaga Pariwisata Tangkahan mempekerjakan sekitar 130 warga. Semuanya adalah warga setempat. Mereka berbagi peran, ada yang menjadi ranger, guide, penterjemah, porter, serta staf administrasi dan keuangan. “Mayoritas mereka bekas pembalak kayu liar,” ungkap Rudkimat.
Rudkimat mengakui dirinya dulu juga pembalak kayu liar. Bahkan, dia memiliki anak buah untuk menebang dan membawa kayu keluar hutan. Namun, dirinya sadar pekerjaannya menyebabkan hutan Taman Nasional Gunung Leuser rusak dan merugikan masyarakat.
Pengakuan senada disampaikan Darwis, salah seorang guide. Ia mengaku bekerja menebang kayu hutan di tahun 1990-an. “Dari kakek dan orang tua kami memang bekerjanya menebang kayu di hutan. Profesi itu kami jalani hingga tahun 2000-an,” ujarnya.
Darwis mengaku mendapat penghasilan cukup besar dari pembalakan liar. “Tapi uangnya habis begitu saja. Tidak ada bekasnya. Rumah juga tidak terbangun, dan saya tetap miskin. Belum lagi risiko tertimpa atau terjepit kayu, ada beberapa kawan kami yang terluka parah, patah tulang, bahkan meninggal dunia,” ucapnya. http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtveegn8.gif http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zalcx0i.gif
Hingga kemudian menjelang tahun 2000 datang sejumlah mahasiswa dari Medan memberikan penyadaran kepada warga agar tidak lagi melakukan pembalakan liar. Namun, mayoritas warga menentang ajakan itu.
“Sebagian kecil warga mendukung ajakan itu, tapi mayoritas menentang. Situasinya saat itu saat panas, terjadi ketegangan sesama warga,” ujarnya.
Tapi setelah melihat wisata itu mulai menghasilkan uang banyak, warga menjadi tertarik. Akhirnya satu persatu warga mau meninggalkan pekerjaan lama dan bergabung dengan Lembaga Pariwisata Tangkahan.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040933.jpg
Dengan adanya dana hasil bagi wisata ini, pemerintah tidak perlu menganggarkan dana untuk pemeliharaan gajah di area konservasi ini.
“Dan yang lebih penting, alam dan hutan Taman Nasional Gunung Leuser tetap terjaga dengan baik. Kami bangga dengan warga Tangkahan,” ungkapnya.
http://cdn.kaskus.com/images/smilies/kisss.gif :nulisah :tank2: :tank2: http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiiief4q.gif
Sumber : http://kabarjambi.net/mandi-bersama-...-di-tangkahan/ (http://kabarjambi.net/mandi-bersama-gajah-di-tangkahan/)</div></div></div>
ERVINA dan teman-temannya menjerit. Ban yang membawa mereka tengah digoncang arus Batang Serangan, sungai yang membelah Tangkahan dan berhulu di Taman Nasional Gunung Leuser. Antara rasa kaget, takut, dan senang bercampur menjadi satu dalam teriakan mereka. Rombongan wisatawan dari Sibolga, Sumatera Utara ini terdiam ketika dari arah berlawanan datang empat ekor gajah Sumatera. Beberapa orang berkulit bule dan berambut pirang menunggangi punggung gajah tersebut.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040037.jpg
“Menakjubkan. Saya memandikan gajah,” teriak Elyn Remy, turis asal Belgia sambil terus menggosok kulit gajah yang keras. http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiimgq21.gif
Kehebohan terjadi tak jauh dari tempat Elyn Remy. Seekor gajah ganti memandikan sejumlah turis. Menggunakan belalainya, gajah tersebut menyemprotkan air sungai ke turis-turis.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040525.jpg
Boleh jadi tempat ini kurang terkenal di Indonesia, tapi sangat popular di luar negeri. “Tahun ini saja hingga Oktober hampir lima ribu turis asing datang berkunjung. Mereka datang dari 47 negara. Mayoritas dari Belanda, Jerman, dan Australia. Kami kewalahan melayani para turis asing ini. Tahun 2016 saja paket wisata gajah kami sudah habis dibeli,” ujar Ketua Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT). Lembaga inilah yang mengelola kawasan pariwisata ini.
Di Tangkahan terdapat sejumlah tempat menarik untuk dinikmati di kawasan ini. “Ada air terjun, goa, tempat pemandian air panas, hutan,” ujarnya.
Menurut Rudkimat, turis bisa menjelajahi hutan taman nasional dan menyusuri sungai menggunakan ban dalam (tubing). “Dalam perjalanan, turis bisa bertemu dengan orang utan, kera, siamang, dan sebagainya. Turis juga bisa naik gajah untuk menjelajahi hutan dan menyusuri sungai.”
Memandikan gajah merupakan wisata andalan Tangkahan. “Biasanya memandikan gajah kami paketkan dengan trekking hutan atau sungai. Paket wisata ini menjadi favorit turis mancanegara meskipun tarifnya lumayan mahal,” kata pria berusia 45 tahun ini.
Untuk menyelenggarakan pariwisata ini, Lembaga Pariwisata Tangkahan bekerja sama dengan Conservation Rescue Unit (CRU). CRU bertugas khusus mengelola wisata dengan gajah. Saat ini terdapat 11 gajah di Tangkahan, termasuk 3 ekor gajah yang masih anak-anak.
Lembaga Pariwisata Tangkahan mempekerjakan sekitar 130 warga. Semuanya adalah warga setempat. Mereka berbagi peran, ada yang menjadi ranger, guide, penterjemah, porter, serta staf administrasi dan keuangan. “Mayoritas mereka bekas pembalak kayu liar,” ungkap Rudkimat.
Rudkimat mengakui dirinya dulu juga pembalak kayu liar. Bahkan, dia memiliki anak buah untuk menebang dan membawa kayu keluar hutan. Namun, dirinya sadar pekerjaannya menyebabkan hutan Taman Nasional Gunung Leuser rusak dan merugikan masyarakat.
Pengakuan senada disampaikan Darwis, salah seorang guide. Ia mengaku bekerja menebang kayu hutan di tahun 1990-an. “Dari kakek dan orang tua kami memang bekerjanya menebang kayu di hutan. Profesi itu kami jalani hingga tahun 2000-an,” ujarnya.
Darwis mengaku mendapat penghasilan cukup besar dari pembalakan liar. “Tapi uangnya habis begitu saja. Tidak ada bekasnya. Rumah juga tidak terbangun, dan saya tetap miskin. Belum lagi risiko tertimpa atau terjepit kayu, ada beberapa kawan kami yang terluka parah, patah tulang, bahkan meninggal dunia,” ucapnya. http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtveegn8.gif http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zalcx0i.gif
Hingga kemudian menjelang tahun 2000 datang sejumlah mahasiswa dari Medan memberikan penyadaran kepada warga agar tidak lagi melakukan pembalakan liar. Namun, mayoritas warga menentang ajakan itu.
“Sebagian kecil warga mendukung ajakan itu, tapi mayoritas menentang. Situasinya saat itu saat panas, terjadi ketegangan sesama warga,” ujarnya.
Tapi setelah melihat wisata itu mulai menghasilkan uang banyak, warga menjadi tertarik. Akhirnya satu persatu warga mau meninggalkan pekerjaan lama dan bergabung dengan Lembaga Pariwisata Tangkahan.
http://s.kaskus.id/images/2015/12/25/5066562_20151225040933.jpg
Dengan adanya dana hasil bagi wisata ini, pemerintah tidak perlu menganggarkan dana untuk pemeliharaan gajah di area konservasi ini.
“Dan yang lebih penting, alam dan hutan Taman Nasional Gunung Leuser tetap terjaga dengan baik. Kami bangga dengan warga Tangkahan,” ungkapnya.
http://cdn.kaskus.com/images/smilies/kisss.gif :nulisah :tank2: :tank2: http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiiief4q.gif
Sumber : http://kabarjambi.net/mandi-bersama-...-di-tangkahan/ (http://kabarjambi.net/mandi-bersama-gajah-di-tangkahan/)</div></div></div>