MasMasGenits
13th April 2016, 12:15 PM
Spoiler for cek repsol:
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701085430.PNG
Sebanyak 10 unit mobil listrik dari hasil proyek Dahlan Iskan disita oleh tim Penyelidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung. Kesepuluh mobil sitaan tersebut termasuk dalam 16 mobil bertenaga listrik yang diproduksi guna unjuk gigi hasil karya anak bangsa dalam acara bergengsi yang diikuti negara-negara se-Asia Pasific atau APEC tahun 2013 lalu.
Sarjono Turin, selaku Kepala Sub Direktorat Penyelidikan Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung, memaparkan bahwa 10 mobil listrik sudah disita secara resmi. Adapun 1 dari 10 mobil yang sudah disita rencananya akan diboyong ke kantor Kejaksaan Agung guna dijadikan alat pemeriksaan dan bukti. Alasan mengapa tidak semua mobil bakal diboyong lantaran Turin secara pribadi mengaku kebingungan bagaimana cara menyita mobil yang sebenarnya tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya itu. Adapun 2 mobil sitaan yang bakal diangkut ke kantor Kejaksaan Agung masih ada di gudang bekel milik Dasep Ahmadi yang tidak lain adalah Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama yang juga sudah dikenai status baru sebagai tersangka.</span></span>
Quote:Spoiler for Sarjono Turin:
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701092322.jpg
Membuat mobil butuh riset yang lama dan sangat mahal. Bahkan, menurut saya, harga dua milyar rupiah itu sangatlah kurang untuk sebuah pengembangan mobil prototipe. Tentu saja, jangan samakan prototipe ini dengan mobil produksi massal. Agar bisa menjadi mobil produksi massal, setahu saya dalam sejarah industri mobil, tidak ada mobil protitipe yang dijual dan digunakan untuk transportasi sehari-hari. Semuanya menjadi arsip dan dimuseumkan.
Hal ini sangat menyedihkan. Apalagi mengingat mobil listrik ini dikembangkan oleh anak bangsa, yaitu Ricky Elson dan Dasep Ahmadi. Saya jadi teringat ucapan mantan Presiden B.J. Habibie, “Orang-orang Indonesia yang pintar sebaiknya jangan pulang ke Indonesia, di luar sana kalian lebih dihargai.”
Kasus ini juga mengingatkan kita akan kebijakan mobil hybrid di Indonesia juga sangat aneh. Seperti kita tahu, mobil hybrid di luar negeri mendapatkan keringanan pajak, karena ramah lingkungan. Hanya di Indonesia yang menerapkan pajak ganda yang lebih mahal untuk mobil hybrid, karena dihitung memiliki dua mesin. Makannya mobil hybrid di Indonesia tidak laku karena terlalu mahal.
Quote:Kita kilas balik, dulu waktu Toyota Prius keluar, harganya setara dengan Mercedes Benz E-Class. Bagaimana mau go green kalau mobil yang ramah lingkungan saja dibandreol sangat mahal? Mirisnya, muncul juga kebijakan aneh bernama LCGC, yang diklaim ramah lingkungan? Dengan bermodalkan mesin kecil tanpa teknologi spesial untuk menghasilkan emisi rendah, justru mobil tersebut mendapatkan keringanan. Duh…
Mungkin hal ini ada kaitannya dengan mafia migas yang tidak ingin mobil-mobil alternatif ini menggantikan mobil-mobil berbahan bakar minyak.
Tentang uji emisi, hal ini pun sangat konyol! Jika dikatakan bahwa mobil listrik Dahlan Iskan ini tidak lolos uji emisi, emang mobil listrik ada knalpotnya?
Hal yang paling mendasar saja. Mobil listrik tidak punya mesin pembakaran internal, tangki bensin, bahkan knalpot. Jadi mana bisa diuji emisi? Jelas-jelas emisinya 0 g/km. Kamu tidak perlu menjadi Sarjana Teknik untuk mengetahui hal ini.
Lalu tidak lulus uji kelayakan? Kita lihat gambar berikut saja lah…
Quote:Spoiler for 3:
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701092847.jpg
<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">Dahlan Iskan Siap Ganti Rugi?<div class="spoiler">Spoiler for 5:
<div id="bbcode_spoiler_content" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px solid #CCC;background: #EEE;color:#000;"><div class="content_spoiler_570dd5f645666" id="bbcode_inside_spoiler" style="display: none;background: #EEE;">
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701085430.PNG
Sebanyak 10 unit mobil listrik dari hasil proyek Dahlan Iskan disita oleh tim Penyelidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung. Kesepuluh mobil sitaan tersebut termasuk dalam 16 mobil bertenaga listrik yang diproduksi guna unjuk gigi hasil karya anak bangsa dalam acara bergengsi yang diikuti negara-negara se-Asia Pasific atau APEC tahun 2013 lalu.
Sarjono Turin, selaku Kepala Sub Direktorat Penyelidikan Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung, memaparkan bahwa 10 mobil listrik sudah disita secara resmi. Adapun 1 dari 10 mobil yang sudah disita rencananya akan diboyong ke kantor Kejaksaan Agung guna dijadikan alat pemeriksaan dan bukti. Alasan mengapa tidak semua mobil bakal diboyong lantaran Turin secara pribadi mengaku kebingungan bagaimana cara menyita mobil yang sebenarnya tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya itu. Adapun 2 mobil sitaan yang bakal diangkut ke kantor Kejaksaan Agung masih ada di gudang bekel milik Dasep Ahmadi yang tidak lain adalah Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama yang juga sudah dikenai status baru sebagai tersangka.</span></span>
Quote:Spoiler for Sarjono Turin:
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701092322.jpg
Membuat mobil butuh riset yang lama dan sangat mahal. Bahkan, menurut saya, harga dua milyar rupiah itu sangatlah kurang untuk sebuah pengembangan mobil prototipe. Tentu saja, jangan samakan prototipe ini dengan mobil produksi massal. Agar bisa menjadi mobil produksi massal, setahu saya dalam sejarah industri mobil, tidak ada mobil protitipe yang dijual dan digunakan untuk transportasi sehari-hari. Semuanya menjadi arsip dan dimuseumkan.
Hal ini sangat menyedihkan. Apalagi mengingat mobil listrik ini dikembangkan oleh anak bangsa, yaitu Ricky Elson dan Dasep Ahmadi. Saya jadi teringat ucapan mantan Presiden B.J. Habibie, “Orang-orang Indonesia yang pintar sebaiknya jangan pulang ke Indonesia, di luar sana kalian lebih dihargai.”
Kasus ini juga mengingatkan kita akan kebijakan mobil hybrid di Indonesia juga sangat aneh. Seperti kita tahu, mobil hybrid di luar negeri mendapatkan keringanan pajak, karena ramah lingkungan. Hanya di Indonesia yang menerapkan pajak ganda yang lebih mahal untuk mobil hybrid, karena dihitung memiliki dua mesin. Makannya mobil hybrid di Indonesia tidak laku karena terlalu mahal.
Quote:Kita kilas balik, dulu waktu Toyota Prius keluar, harganya setara dengan Mercedes Benz E-Class. Bagaimana mau go green kalau mobil yang ramah lingkungan saja dibandreol sangat mahal? Mirisnya, muncul juga kebijakan aneh bernama LCGC, yang diklaim ramah lingkungan? Dengan bermodalkan mesin kecil tanpa teknologi spesial untuk menghasilkan emisi rendah, justru mobil tersebut mendapatkan keringanan. Duh…
Mungkin hal ini ada kaitannya dengan mafia migas yang tidak ingin mobil-mobil alternatif ini menggantikan mobil-mobil berbahan bakar minyak.
Tentang uji emisi, hal ini pun sangat konyol! Jika dikatakan bahwa mobil listrik Dahlan Iskan ini tidak lolos uji emisi, emang mobil listrik ada knalpotnya?
Hal yang paling mendasar saja. Mobil listrik tidak punya mesin pembakaran internal, tangki bensin, bahkan knalpot. Jadi mana bisa diuji emisi? Jelas-jelas emisinya 0 g/km. Kamu tidak perlu menjadi Sarjana Teknik untuk mengetahui hal ini.
Lalu tidak lulus uji kelayakan? Kita lihat gambar berikut saja lah…
Quote:Spoiler for 3:
http://s.kaskus.id/images/2015/07/01/8005938_20150701092847.jpg
<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">Dahlan Iskan Siap Ganti Rugi?<div class="spoiler">Spoiler for 5:
<div id="bbcode_spoiler_content" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px solid #CCC;background: #EEE;color:#000;"><div class="content_spoiler_570dd5f645666" id="bbcode_inside_spoiler" style="display: none;background: #EEE;">