SukaGitudeh
13th April 2016, 11:41 AM
http://s.kaskus.id/images/2014/04/30/6162788_20140430024257.png
http://s12.postimg.org/qq03pr8l9/7285285_20150402070840.png
Spoiler for Contents:
http://japanesestation.com/wp-content/uploads/2015/09/Zero-Fantasy-Colorful-Days-anime-lokal-karya-animator-Yogyakarta1.jpg
Alasan Satya Rizqy membuat animasi Zero Fantasy sejauh ini karena ia belum pernah melihat animasi indie di Indonesia khususnya 2D yang dibuat dengan tema “pertarungan.” Dari situlah ia tertarik untuk mencoba membuat animasi pertarungan yang umumnya memiliki gerakan yang kompleks. Sebelum membuat animasi ini, sebenarnya ia hanya pernah membuat animasi pendek secara “iseng” yang ia pelajari secara otodidak.
Namun karena dorongan “ingin membuat animasi yang kompleks” cukup kuat, akhirnya ia memutuskan untuk mempelajari gerakan animasi dari menonton anime dan mempelajari frame by frame-nya. Meski belum bisa membuat background yang mirip anime, setidaknya ia bisa meniru gerakannya terlebih dahulu. Dari sinilah akhirnya Zero Fantasy dibuat. Zero Fantasy merupakan animasi pertama yang dibuatnya sampai tuntas.
http://japanesestation.com/wp-content/uploads/2015/09/Zero-Fantasy-Colorful-Days-anime-lokal-karya-animator-Yogyakarta3.jpg
http://s.kaskus.id/images/2015/04/23/5962690_20150423074909.png
http://s12.postimg.org/qq03pr8l9/7285285_20150402070840.png
Spoiler for Contents:
http://japanesestation.com/wp-content/uploads/2015/09/Zero-Fantasy-Colorful-Days-anime-lokal-karya-animator-Yogyakarta1.jpg
Alasan Satya Rizqy membuat animasi Zero Fantasy sejauh ini karena ia belum pernah melihat animasi indie di Indonesia khususnya 2D yang dibuat dengan tema “pertarungan.” Dari situlah ia tertarik untuk mencoba membuat animasi pertarungan yang umumnya memiliki gerakan yang kompleks. Sebelum membuat animasi ini, sebenarnya ia hanya pernah membuat animasi pendek secara “iseng” yang ia pelajari secara otodidak.
Namun karena dorongan “ingin membuat animasi yang kompleks” cukup kuat, akhirnya ia memutuskan untuk mempelajari gerakan animasi dari menonton anime dan mempelajari frame by frame-nya. Meski belum bisa membuat background yang mirip anime, setidaknya ia bisa meniru gerakannya terlebih dahulu. Dari sinilah akhirnya Zero Fantasy dibuat. Zero Fantasy merupakan animasi pertama yang dibuatnya sampai tuntas.
http://japanesestation.com/wp-content/uploads/2015/09/Zero-Fantasy-Colorful-Days-anime-lokal-karya-animator-Yogyakarta3.jpg
http://s.kaskus.id/images/2015/04/23/5962690_20150423074909.png