Soliter66
13th April 2016, 11:33 AM
Quote:Ditantang minum es teh campur limbah, pedagang ketakutan
http://s.kaskus.id/images/2016/03/11/7234194_20160311100412.jpg
Merdeka.com - Masyarakat harus waspada jika ingin beli minuman di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Ternyata para penjual berbuat curang dengan menggunakan air mentah atau kotor untuk membuat minuman itu.
Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat pun langsung menindak lapak PKL yang berada di bawah rel kereta di sekitar Masjid Istiqlal. Hal ini menindaklanjuti informasi masyarakat keberadaan PKL yang kerap menampung air tetesan dari rel kereta dan digunakan untuk membuat minuman.
"Lapaknya langsung diangkut, jadi mereka jual minuman tapi bahan airnya tetesan air dari atas rel kereta, itu kotor sekali," ujar Kasatpol PP Jakarta Pusat Iyan Sophian Hadi, Jumat (11/3).
Petugas pun langsung mengangkut seluruh lapak PKL dan alat penyaring air. "Bahan baku airnya itu sangat berbahaya karena bukan air bersih, masyarakat bisa rawan terjangkit penyakit nantinya," katanya.
Kawasan rel kereta di sekitar Masjid Istiqlal memang kerap digunakan PKL sebagai pintu masuk ke kawasan Monas. Petugas sendiri ditugaskan untuk berjaga di sisi Jalan Perwira agar mereka tidak bisa melintas masuk ke kawasan Monas.
Quote:Selain pakai air tetesan rel, pedagang di Monas gunakan gelas bekas
Jumat, 11 Maret 2016 14:26
http://s.kaskus.id/images/2016/03/11/7234194_20160311101742.jpg
Sebelum dicampur air limbah, es teh dilarutkan di jeriken kotor
es batu di monas. ©2016 foto. kasatgas pol pp kecamatan gambir/harry apriyanto
Merdeka.com - Satpol PP Jakarta Pusat menangkap Hengky, seorang pedagang es teh yang proses pembuatannya dicampur air limbah dari Stasiun gambir. Warga Johar Baru itu itu menggunakan limbah mengalir dari pipa paralon yang merupakan drainase rel kereta.
Sebelum disajikan di gelas plastik yang diberi es batu, pedagang menuangkan teh yang telah dilarutkan di dalam jeriken ukuran sedang.
"Jerikennya juga kalau kita lihat enggak layak buat simpen minuman, kotor. Baru kemudian dicampur dengan air limbah tadi," kata Kasatgas Pol PP Kecamatan Gambir, Harry Apriyanto, kepada merdeka.com, Jumat (11/3).
Saat penangkapan dilakukan, memang hanya ada satu pedagang di lokasi yang sedang meracik teh. Tapi mereka yakin banyak pedagang es lainnya di sekitar Monas melakukan hal sama.
Dalam amatan petugas, pedagang ini selalu muncul dari Taman Chairil Anwar di kawasan Jl Veteran. Biasanya, mereka dagang di kawasan Jl Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat.
"Mereka nenteng-nenteng dagangan es dengan nampan dimodifikasi bolong-bolong sesuai ukuran gelas. Selama ini selalu kita bersihkan, kita amankan dagangannya, tapi makin lama makin banyak (pedagang), kita penasaran bikinnya di mana, mereka datang dari Taman Chairil Anwar, deket es krim Ragusa," jelasnya.
Di taman itu, mereka melakukan produksi. Air drainase itu sebelumnya ditampung di toren bekas dan kotor. Lalu dimasukkan es.
Ke depan, kata dia, rencananya petugas akan mengecek dagangan tukang kopi keliling atau starling. Apakah bahan yang digunakan aman atau juga menggunakan limbah.
"Ini yang selanjutnya kita telusuri" pungkasnya.
http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif</div></div></div>
http://s.kaskus.id/images/2016/03/11/7234194_20160311100412.jpg
Merdeka.com - Masyarakat harus waspada jika ingin beli minuman di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Ternyata para penjual berbuat curang dengan menggunakan air mentah atau kotor untuk membuat minuman itu.
Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat pun langsung menindak lapak PKL yang berada di bawah rel kereta di sekitar Masjid Istiqlal. Hal ini menindaklanjuti informasi masyarakat keberadaan PKL yang kerap menampung air tetesan dari rel kereta dan digunakan untuk membuat minuman.
"Lapaknya langsung diangkut, jadi mereka jual minuman tapi bahan airnya tetesan air dari atas rel kereta, itu kotor sekali," ujar Kasatpol PP Jakarta Pusat Iyan Sophian Hadi, Jumat (11/3).
Petugas pun langsung mengangkut seluruh lapak PKL dan alat penyaring air. "Bahan baku airnya itu sangat berbahaya karena bukan air bersih, masyarakat bisa rawan terjangkit penyakit nantinya," katanya.
Kawasan rel kereta di sekitar Masjid Istiqlal memang kerap digunakan PKL sebagai pintu masuk ke kawasan Monas. Petugas sendiri ditugaskan untuk berjaga di sisi Jalan Perwira agar mereka tidak bisa melintas masuk ke kawasan Monas.
Quote:Selain pakai air tetesan rel, pedagang di Monas gunakan gelas bekas
Jumat, 11 Maret 2016 14:26
http://s.kaskus.id/images/2016/03/11/7234194_20160311101742.jpg
Sebelum dicampur air limbah, es teh dilarutkan di jeriken kotor
es batu di monas. ©2016 foto. kasatgas pol pp kecamatan gambir/harry apriyanto
Merdeka.com - Satpol PP Jakarta Pusat menangkap Hengky, seorang pedagang es teh yang proses pembuatannya dicampur air limbah dari Stasiun gambir. Warga Johar Baru itu itu menggunakan limbah mengalir dari pipa paralon yang merupakan drainase rel kereta.
Sebelum disajikan di gelas plastik yang diberi es batu, pedagang menuangkan teh yang telah dilarutkan di dalam jeriken ukuran sedang.
"Jerikennya juga kalau kita lihat enggak layak buat simpen minuman, kotor. Baru kemudian dicampur dengan air limbah tadi," kata Kasatgas Pol PP Kecamatan Gambir, Harry Apriyanto, kepada merdeka.com, Jumat (11/3).
Saat penangkapan dilakukan, memang hanya ada satu pedagang di lokasi yang sedang meracik teh. Tapi mereka yakin banyak pedagang es lainnya di sekitar Monas melakukan hal sama.
Dalam amatan petugas, pedagang ini selalu muncul dari Taman Chairil Anwar di kawasan Jl Veteran. Biasanya, mereka dagang di kawasan Jl Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat.
"Mereka nenteng-nenteng dagangan es dengan nampan dimodifikasi bolong-bolong sesuai ukuran gelas. Selama ini selalu kita bersihkan, kita amankan dagangannya, tapi makin lama makin banyak (pedagang), kita penasaran bikinnya di mana, mereka datang dari Taman Chairil Anwar, deket es krim Ragusa," jelasnya.
Di taman itu, mereka melakukan produksi. Air drainase itu sebelumnya ditampung di toren bekas dan kotor. Lalu dimasukkan es.
Ke depan, kata dia, rencananya petugas akan mengecek dagangan tukang kopi keliling atau starling. Apakah bahan yang digunakan aman atau juga menggunakan limbah.
"Ini yang selanjutnya kita telusuri" pungkasnya.
http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif</div></div></div>