PDA

View Full Version : Kisah Nelayan yang Bertahan Hidup di Lautan Selama 438 Hari


DudaKerenn
13th April 2016, 11:14 AM
Quote:Salvador Alvarenga, seorang nelayan asal El Salvador, terapung di kapal ikan selama total 438 hari sebelum diselamatkan. Ia terapung di lautan dan terdampar 6.700 mil (10.782 km) dari lokasi semula.

Pada 18 November 2012, kapal nelayan yang ditumpangi Salvador Alvarenga goyah karena badai, Sebelum melaut ia menyiapkan kapalnya dibantu Ray Perez, sahabatnya

Dua hari setelah melaut dan berencana kembali setelah mendapatkan hasil tangkapan, mereka terjebak hujan badai. Di tengah badai mereka harus bertahan. Cordoba mulai mabuk laut, muntah-muntah, menjerit dan akhirnya menangis karena ketakutan.

Sekitar pukul 09.00 Alvarenga melihat munculnya gunung di cakrawala. Mereka sudah sekitar dua jam terombang-ambing di lautan. Mesin motor mulai terbatuk. Ia segera mengeluarkan radio dan memanggil bosnya. "Willy! Willy! Willy! Motor hancur! "



"Tenang, man, beri aku koordinatmu," Willy menjawab, dari dermaga pantai di Costa Azul.



"Kami tidak punya GPS, itu tidak berfungsi," jawab Alvarenga



"Jatuhkan jangkar," perintah Willy.



"Kami tidak memiliki jangkar," kata Alvarenga. Dia telah melihat jangkar tersebut hilang sebelum berangkat, dan tidak berpikir dia membutuhkannya dalam misi laut dalam.



"OK, kami datang untuk menjemputmu," Willy menanggapi.



"Ayolah, aku benar-benar kacau di sini," teriak Alvarenga. Itu adalah kata-kata terakhirnya ke pantai.





Quote:Terombang-ambing di Lautan Makan Ikan Mentah



http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1047559/big/048549500_1446966126-20151108_kisah_nelayan_bertahan_hidup_2.jpeg



Setelah dua bulan, Alvarenga semakin terbiasa menangkap burung laut dan kura-kura, sementara Ezequiel melemah, tubuhnya menolak daging mentah.



"Aku sekarat, Aku mau mati," Ezequiel berucap suatu pagi.



"Jangan dipikirkan, ayo tidur siang saja," respon Alvarenga pada kawannya.



Tersengal-sengal, Ezequiel meminta air minum, dan Alvarenga mengarahkan botol minum ke mulutnya. Namun, bukanya meminumnya, tubuh Ezequiel kejang-kejang. Ia akhirnya tewas di kapal, meninggalkan Alvarenga dengan duka mendalam.



"Jangan tinggalkanku!" Salvador panik. "Ayo berjuang hidup! Aku harus apa jika sendirian?"



Tidak lama, Ezequiel meninggal di kapal, meninggalkan Alvarenga dengan duka mendalam.



"Aku mendudukkannya di kapal, takut ombak akan menghanyutkannya."



Keesokkan paginya, Alvarenga mengajak Ezequiel berbicara seakan-akan ia masih hidup. Itu terus terjadi selama enam hari. Sebelum menenggelamkannya di air.



Setelahnya, Alvarenga kehilangan keinginan bertahan hidup, dan menyalahkan diri atas kematian rekannya.



Alvarenga yang sendirian hampir putus asa, namun ia bertahan, mengingat pesan ibunya bahwa mereka yang bunuh diri tidak akan masuk surga. Ia melanjutkan mengawasi setiap titik di lautan, mengenali apakah itu kapal yang bisa menyelamatkannya.



Dalam kesendirian ia membayangkan kenikmatan hidup yang akan dialaminya jika ia selamat, seperti makan-makanan enak dan bertemu wanita cantik.







<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">Berhasil Selamat, 14 Bulan di Tengah Laut



http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1047565/big/042432800_1446966154-20151108_kisah_nelayan_bertahan_hidup_4.jpeg



Lebih dari setahun kemudian, pria ini ditemukan dalam keadaan kebingungan di salah satu pulau terumbu karang di Kepulauan Marshall. Pria ini mengaku selama terapung di lautan, dia mampu bertahan hidup dengan menangkap burung dan ikan dengan tangan kosong dan meminum darah penyu.



Banyak kalangan meragukan kebenaran cerita petualangan Alvarenga ini, termasuk pejabat sementara Kementerian Luar Negeri Kepulauan Marshall sendiri, Gee Bing.

Nick Vroomans, Direktur Lembaga Layanan Seni Bertahan Hidup—Staying Alive Survival Services— di Queensland kepada ABC mengatakan, kisah bertahan hidup yang diklaim Alvarenga sangat masuk akal.

“Dia dan orang lain yang pernah terapung di Lautan Pasifik punya kesempatan yang lebih baik untuk mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama,” kata Vroomans.



“Kondisi lingkungan di bagian Pasifik (di Meksiko), terutama di sebelah Selatan Amerika dan Amerika Tengah memang agak kondusif bagi orang untuk mendapat air segar dan makanan,” tambah Vroomans.



“Pastinya Anda bisa menampung air hujan karena tampaknya Alvarenga tidak punya metode untuk mengolah air laut agar aman diminum,” katanya.

“Saya juga pernah minum darah penyu dan itu sangat kaya protein. Darah penyu akan memberi dampak sangat signifikan buatnya. Protein sangat penting dalam situasi bertahan hidup karena dapat memperbaiki sel tubuh,” paparnya lagi.</div></div></div>