Log in

View Full Version : 5 Alasan Kenapa Doraemon Nggak Boleh Ditonton Anak Kecil!


TakCubitlho
13th April 2016, 09:38 AM
Semenjak dari kemunculan pertamanya pada akhir tahun 60-an, Doraemon sepertinya menargetkan konsumen anak kecil. Hal ini terbukti dengan ceritanya yang ringan, lucu, dan sederhana. Hanya setelah ada versi film bioskop bertema petualangan, Doraemon mulai memperkenalkan plot baru dengan alur cerita yang lebih kompleks, seperti alien dan romatika remaja. Walau demikian, rumitnya film tersebut masih dapat dinikmati anak kecil, terbukti dengan derasnya antusiasme pengunjung film bioskopnya, tentu termasuk peminat di Indonesia. Namun demikian, entah disadari atau tidak, sebenarnya dari awal Doraemon memiliki tema yang kompleks dan rumit, bahkan mengusung paradoks yang tidak mudah dijelaskan. Inilah beberapa alasan yang menjelaskan kenapa Doraemon sebenarnya bukan untuk anak kecil.




Spoiler for 1. Nobita Terlalu Mesum:
http://s.kaskus.id/images/2015/01/09/5951877_20150109035904.jpg


Penggambaran tokoh Nobita yang malas, canggung dan sering di-bully memang mampu memikat masyarakat. Penggambaran ini sangat berbeda dengan kebanyakan masyarakat Jepang tahun 70-an yang harus bekerja sangat keras untuk memperbaiki ekonomi pasca kekalahannya di perang dunia ke- 2.



Pasca hadirnya Doraemon, Nobita sendiri digambarkan malah semakin tergantung bahkan memanfaatkan gadget dari masa depan untuk kepentingannya sendiri. Bahkan beberapa kali penggunaan alat tersebut mencelakakan orang lain, khususnya Doraemon, atau bahkan orang tuanya sendiri.



Selain itu Nobita juga dikenal ingin menjadi yang paling hebat, selalu iri dengan pencapaian dan fasilitas dan rekan-rekannya. Contohnya adalah pada saat Suneo memamerkan mainannya, Nobita pasti selalu merengek kepada Doraemon untuk bisa melebihinya menggunakan alat masa depan.



Di kesempatan lain, Nobita selalu ingin berbuat curang! Salah satunya pada saat diberikan alat Doraemon untuk pena yang selalu menjawab benar. Alih-alih hanya menggunakannya pada saat mengerjakan PR, Nobita malah menggunakannya untuk ujian.



Karakter Nobita ini sepertinya cocok dengan gejala penyakit psikosis atau lebih dikenal dengan sakit jiwa. Di mana ciri cirinya sudah disebutkan dalam beberapa kejadian sebelumnya.








Spoiler for 3. Paradoks Mesin Waktu:
http://s.kaskus.id/images/2015/01/09/5951877_20150109040256.jpg




Walau sudah dijelaskan pada butir sebelumnya bahwa hadirnya Doraemon tidak mengubah masa depan, rupanya teori dan penjelasan ini tidak sejalan dengan film terbaru Doraemon Stand By Me.



Kita bisa perhatikan kondisi kota yang diusung pada saat Nobita melamar Shizuka nampak bahwa perkembangan teknologi sudah sedemikian maju.



http://s.kaskus.id/images/2015/01/09/5951877_20150109040556.jpg


Dalam setiap akhir cerita Doraemon, Nobita seringkali mendapatkan “pelajaran” dari keusilannya saat menggunakan alat masa depan. Namun anehnya Nobita selalu mengulang kesalahan yang sama, yaitu menyalahgunakan alat dari Doraemon di kesempatan lain. Bahkan seringkali sampai merepotkan orang banyak.



Tentunya melihat kejadian ini pesan moral yang diusung cukup sulit dipahami. Karena walaupun Nobita selalu dihukum, tapi dia tetap boleh mengulang kesalahan yang sama.



Apakah sebenarnya yang terjadi? Apakah Nobita tidak belajar dari pengalaman ini? apakah Doraemon yang tidak membantu Nobita dengan mengajarkan hal yang benar? Lalu, apakah orangtuanya diam saja melihat keadian ini? Entahlah, yang jelas premis ini selalu diulang ulang, bahkan sampai film Doraemon paling baru Stand By Me.





Sepertinya, karena kompleksnya pesan moral di cerita Doraemon, hanya orang lebih dewasa yang dapat memahami.



gimana menurut ente ?

jangan lupa tinggalkan jejak dan rate ya gan.