Bajigur32
13th April 2016, 09:12 AM
Agan-agan semua yang saya hormati. Ini ada berita di koran nasional tentang hal di bawah ini.
Menurut Akang sih rencana di berita itu kurang tepat. Rasanya bukan itu masalahnya. Jadi hal ini memerlukan penelitian yang mendalam. Masalah ini tentu saja berisi faktor yang saling mengkait alias kompleks.
Kebiasaan orang kita sepanjang pengetahuan Akang selalu berpikir garis lurus. Kurang disiplin diberi pelajaran disiplin. Kurang bermoral diberi pelajaran moral (Pancasila), begitu pula kalau kurang iman diberi pelajaran keimanan.
Padahal menurut Akang persoalannya bukan di situ. Diantara asumsi Akang adalah kurangnya contoh keteladanan dari para tokoh, pesohor dan orang orang disekitarnya yang selama ini dijadikan panutan oleh anak-anak kita.
Dalam informasi tersebut ada disebutkan beberapa hal seperti faktor lingkungan dll., tetapi kita berkaca kepada masa lalu. Rencana pembelajaran yang berdasarkan hasil anasilis kebutuhan pendidikan saja kenyataan di lapangan bisa jauh panggang dari api. Apalagi bila tidak dilakukan analisis yang mendalam.
Bagaimana menurut Agan-agan ?
Jam Pendidikan Seks di Sekolah Bakal Ditambah
Penulis : Rosmha Widiyani | Kamis, 31 Oktober 2013 | 10:07 WIB
KOMPAS.com — Munculnya kasus video asusila pelajar SMP di Jakarta menunjukkan betapa pengetahuan seks di kalangan anak dan remaja masih minim. Karena itu, Kementerian Kesehatan akan mengusulkan penambahan jam pendidikan seks di sekolah guna meningkatkan pemahaman tentang seksualitas di kalangan remaja muda.
Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Elisabeth Jane Soepardi, Rabu (30/10/2013), menyatakan, pihaknya berencana mengadakan pertemuan dengan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan remaja. Pertemuan yang dijadwalkan minggu depan itu akan mengusulkan penambahan jam pendidikan seks.
Program edukasi seks, kata Jane, kemungkinan akan dijadikan ekstrakurikuler di sekolah yang bersifat wajib. Para pengisi program tersebut kemungkinan berasal dari pihak swasta yang sudah berpengalaman.
Dalam program tersebut, juga akan disebarkan buku Rapor Kesehatanku, yang berisi pantauan kesehatan organ tubuh dan reproduksi secara keseluruhan.
Untuk membantu anak memperoleh pendidikan seks di rumah, Kemenkes juga akan menggalakkan pemberian buku Kesehatan Ibu dan Anak. Buku ini akan diperkaya dengan pengenalan organ reproduksi pada anak hingga berusia lima tahun. Buku ini diharapkan bisa membantu orangtua memberikan pendidikan seks sedini mungkin pada anak.
“Berbagai perubahan yang ada menuntut pergerakan cepat, termasuk untuk sesegera mungkin memberikan pendidikan seks. Pola pikir seks adalah tabu harus segera dihapus. Pendidikan seks yang berkualitas menentukan mutu generasi pada masa mendatang,” terang Jane.
Jane mengakui, pendidikan seks di sekolah saat ini masih sangat terbatas. Pendidikan seks dipotong-potong dan hanya disisipkan ke dalam berbagai mata pelajaran.
"Dalam pelajaran tersebut, anak sebatas mengetahui dan menghafal organ seks, tanpa mengerti apa bahaya jika menggunakan atau memegang sembarangan. Pengetahuan tersebut tidak cukup menuntun anak bersikap dan berperilaku lebih baik, menghadapi lingkungan yang terus berkembang,” paparnya.
Edukasi seks, kata Jane, sebenarnya tidak hanya terdiri atas kerugian berhubungan seks pada usia dini. Di dalamnya juga termasuk menjaga organ seksual dari ancaman orang lain dan memeliharanya agar tetap sehat.
Untuk pendidikan seks di sekolah, kata Jane, seharusnya tak hanya terdiri atas pengetahuan yang memperkaya kemampuan akademik dan kognitif anak. Pendidikan ini harus diperkaya pengetahuan yang membuat anak bisa bersikap dewasa, sesuai perkembangan kemampuan seksnya.
Pendidikan ini juga harus cukup membuat anak berperilaku lebih baik, menyikapi lingkungan sekeliling yang terkadang menularkan norma dan sikap tidak patut dicontoh.
.
Menurut Akang sih rencana di berita itu kurang tepat. Rasanya bukan itu masalahnya. Jadi hal ini memerlukan penelitian yang mendalam. Masalah ini tentu saja berisi faktor yang saling mengkait alias kompleks.
Kebiasaan orang kita sepanjang pengetahuan Akang selalu berpikir garis lurus. Kurang disiplin diberi pelajaran disiplin. Kurang bermoral diberi pelajaran moral (Pancasila), begitu pula kalau kurang iman diberi pelajaran keimanan.
Padahal menurut Akang persoalannya bukan di situ. Diantara asumsi Akang adalah kurangnya contoh keteladanan dari para tokoh, pesohor dan orang orang disekitarnya yang selama ini dijadikan panutan oleh anak-anak kita.
Dalam informasi tersebut ada disebutkan beberapa hal seperti faktor lingkungan dll., tetapi kita berkaca kepada masa lalu. Rencana pembelajaran yang berdasarkan hasil anasilis kebutuhan pendidikan saja kenyataan di lapangan bisa jauh panggang dari api. Apalagi bila tidak dilakukan analisis yang mendalam.
Bagaimana menurut Agan-agan ?
Jam Pendidikan Seks di Sekolah Bakal Ditambah
Penulis : Rosmha Widiyani | Kamis, 31 Oktober 2013 | 10:07 WIB
KOMPAS.com — Munculnya kasus video asusila pelajar SMP di Jakarta menunjukkan betapa pengetahuan seks di kalangan anak dan remaja masih minim. Karena itu, Kementerian Kesehatan akan mengusulkan penambahan jam pendidikan seks di sekolah guna meningkatkan pemahaman tentang seksualitas di kalangan remaja muda.
Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Elisabeth Jane Soepardi, Rabu (30/10/2013), menyatakan, pihaknya berencana mengadakan pertemuan dengan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan remaja. Pertemuan yang dijadwalkan minggu depan itu akan mengusulkan penambahan jam pendidikan seks.
Program edukasi seks, kata Jane, kemungkinan akan dijadikan ekstrakurikuler di sekolah yang bersifat wajib. Para pengisi program tersebut kemungkinan berasal dari pihak swasta yang sudah berpengalaman.
Dalam program tersebut, juga akan disebarkan buku Rapor Kesehatanku, yang berisi pantauan kesehatan organ tubuh dan reproduksi secara keseluruhan.
Untuk membantu anak memperoleh pendidikan seks di rumah, Kemenkes juga akan menggalakkan pemberian buku Kesehatan Ibu dan Anak. Buku ini akan diperkaya dengan pengenalan organ reproduksi pada anak hingga berusia lima tahun. Buku ini diharapkan bisa membantu orangtua memberikan pendidikan seks sedini mungkin pada anak.
“Berbagai perubahan yang ada menuntut pergerakan cepat, termasuk untuk sesegera mungkin memberikan pendidikan seks. Pola pikir seks adalah tabu harus segera dihapus. Pendidikan seks yang berkualitas menentukan mutu generasi pada masa mendatang,” terang Jane.
Jane mengakui, pendidikan seks di sekolah saat ini masih sangat terbatas. Pendidikan seks dipotong-potong dan hanya disisipkan ke dalam berbagai mata pelajaran.
"Dalam pelajaran tersebut, anak sebatas mengetahui dan menghafal organ seks, tanpa mengerti apa bahaya jika menggunakan atau memegang sembarangan. Pengetahuan tersebut tidak cukup menuntun anak bersikap dan berperilaku lebih baik, menghadapi lingkungan yang terus berkembang,” paparnya.
Edukasi seks, kata Jane, sebenarnya tidak hanya terdiri atas kerugian berhubungan seks pada usia dini. Di dalamnya juga termasuk menjaga organ seksual dari ancaman orang lain dan memeliharanya agar tetap sehat.
Untuk pendidikan seks di sekolah, kata Jane, seharusnya tak hanya terdiri atas pengetahuan yang memperkaya kemampuan akademik dan kognitif anak. Pendidikan ini harus diperkaya pengetahuan yang membuat anak bisa bersikap dewasa, sesuai perkembangan kemampuan seksnya.
Pendidikan ini juga harus cukup membuat anak berperilaku lebih baik, menyikapi lingkungan sekeliling yang terkadang menularkan norma dan sikap tidak patut dicontoh.
.