PDA

View Full Version : 5 Bule yang Berprofesi Tak Lazim di Indonesia


SuleTerbang
13th April 2016, 09:10 AM
http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gifWELCOME TO MY THREADhttp://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gif



Thanks buat agan-agan #HT 2 http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeqyos6i5nk.gif



http://s.kaskus.id/images/2014/10/31/6038035_201410311239420223.png



Pria asal rusia harus bertahan hidup dengan mencari uang sebagai pedagang es jus di salah satu sudut Kota Solo. Sergei bukan pria asing biasa yang datang ke Indonesia. Ia merupakan pemain sepakbola profesional yang bergabung di PSLS Lhokseumawe dan berlaga di kompetisi Indonesia Premier League sejak 2013. Sialnya selama membela PSLS mulai dari Maret hingga Desember 2013, ia belum menerima gaji. Sebelumnya, Sergei pernah memperkuat tim Solo FC do Indonesia Premier League pada tahun 2011.



Piutang Sergei pada PSLS Lhokseumawe mencapai Rp 124 juta. Tak ada kejelasan kapan kesebelasan itu akan membayarnya. Tanpa gaji, Sergei kesulitan makan, dan tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena terpentok biaya bahkan kini ia juga pusing karena sang istri meminta cerai.



Kini Sergei kembali ke kota Solo dan tak lagi merumput. Selain tak punya pekerjaan, Sergei juga tak membawa uang sebab gajinya selama membela PSLS belum juga cair. Untuk bertahan hidup, Sergei melakukan pekerjaan serabutan termasuk berjualan jus di kedai jus. Selain itu, ia ikut membuat kanopi untuk rumah di kawasan Banyuanyar.



Ia mengaku membutuhkan uang sebesar Rp20 juta untuk bisa pulang ke Rusia. Selama ini mengaku kesulitan mengumpulkan uang karena digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari.



2. Fabrizio Urzo, Pedagang Gorengan di Surabaya



http://s.kaskus.id/images/2014/10/31/6038035_20141031091756.jpg



Burger dan Donat dikenal sebagai makanan ringan khas orang barat, namuna, bagaimana jadinya jika yang berjualan burger dan donat di pasar tradisional benar-benar orang barat? Hal itu yang terjadi di Purwokerto, Jawa Tengah.



Demi memenuhi biaya berobat istrinya, Purwita yang terserang penyakit kanker serviks, pria asal Amerika Serikat ini rela berjualan burger dan donat bikinan sendiri yang berlokasi di pinggir pasar. Hal ini juga sebagai wujud cinta kasihnya terhadap istri yang dicintainya.



Glen tinggal di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, harus berjualan burger dan kue donat setiap hari. Glen memang harus bekerja keras membantu istrinya berjualan burger dan donat demi mengumpulkan uang untuk berobat.



Sejak istrinya divonis mengidap kanker serviks, Glen bertambah giat dan semangat untuk berjualan. Sebelumnya Glen bekerja sebagai tenaga pendidik di salah satu lembaga pendidikan swasta. Namun kini dia harus bekerja sebagai pedagang burger dan donat.



Glen juga dibantu salah satu anaknya, Jasmine. Glen dan Purwita berjualan burger dan donat sejak pukul 16.00-20.00 WIB. Untuk burger mereka menjualnya mulai harga Rp7.500-Rp10 ribu. Sedangkan untuk donat mereka menjualnya dengan harga Rp2.500-Rp3.500.



Yang unik, Glen berjualan burger dan donat ini sambil memasang papan bertuliskan 'Jual Burger dan Donat, Mohon Doakan Istriku yang Sakit'.



4. Andre Graff, Penggali Sumur di Sumba Barat



http://s.kaskus.id/images/2014/10/31/6038035_20141031091955.jpg



Sama halnya dengan Andre Graff, hal luar biasa juga dilakukan oleh Gavin Birch, pria asal Perth, Australia. Selama 24 tahun, dia bekerja membersihkan sampah di Pantai Senggigi, Lombok Barat tanpa pamrih.



Bahkan, lelaki berusia lebih dari 70 tahun ini telah berganti nama menjadi Khusen Abdullah. Kini ia dikenal sebagai turis pemulung di daerah Senggigi.



Meski warga Lombok menyebut dirinya sebagai bule gila karena pekerjaannya yang bergumul dengan sampah, tapi Khusen tidak peduli dengan penilaian orang. Yang jelas, dia yakin dengan perjuangannya untuk mengajak orang hidup bersih.



Khusen pertama kali menginjakkan kakinya di Pulau Lombok pada tahun 1986 sebagai turis. Niatnya untuk berlibur dan menikmati keindahan alam di Lombok berujung kekecewaan karena yang dilihatnya bukan pantai biru nan indah, namun tumpukan sampah. Bahkan di Pantai Ampenan, yang menyimpan potensi wisata, penuh dengan kotoran manusia.



Namun, Khusen tak langsung beranjak dan pergi menjauh. Dia mengaku yakin pantai yang disinggahinya saat itu akan berubah menjadi indah jika masyarakat peduli kebersihan. Sejak itu lah Khusein bergerak sendiri, memungut sampah di sekitar pantai dan mengumpulkannya. Tindakannya menarik perhatian.



Berpredikat sebagai 'turis gila' atau 'pemulung' tidak membuat Khusen menjadi rendah diri. Meski, di negeri asalnya dia adalah pengusaha rumah makan di Perth dan Dampier Broome, Australia. Saat itu Khusein juga memiliki rumah singgah di Bali yang dibeli atas nama istri pertamanya, yang asli Jakarta.



Khusen tak sekedar memungut sampah. Dia mengolahnya. Khusen memiliki teknik tersendiri untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sedangkan limbah plastik yang dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur yang dibelinya dengan dana sendiri.



Program lingkungan bersih yang diterapkannya di Indonesia merupakan program yang diadopsi dari gerakan bersih di Australia yang dikenal sebagai 'Keep Australia Beautiful'. Tahun 1996 melalui Yayasan Sosial Cinta Lingkungan, Khusein menerapkan programnya di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.



Kini di usia senjanya Khusein dibantu oleh seorang pemuda bernama Edi Bakin yang mulai bergerak di kampung-kampung untuk mengangkuti sampah dari perkampungan. Kini sepanjang pantai yang berada disekitar tempat tinggal Khusein di Senggigi tampak bersih dari sampah, baik dedaunan apalagi sampah plastik.</span></span></span>



Testimoni dari agan berikut

Quote:Quote:Original Posted By bloodycomrade ► (https://www.ceriwis.com/post/545314ee582b2e384d8b457b#post545314ee582b2e384d8b4 57b)
yang gorengan fabrizio ane pernah beli gan... seriusan,enak gorengannya... murah lg,paling mahal cuma 3000 http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif

Quote:Original Posted By bloodycomrade ► (https://www.ceriwis.com/post/5453152712e257155e8b4585#post5453152712e257155e8b4 585)




enak gan kopinya,cuman 7 rb tapi rasanya ga kalah sama kopi harga 70 rb http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xidtbd.gif

Quote:Original Posted By mitrasport888 ► (https://www.ceriwis.com/post/54533fa9a2cb17af308b456c#post54533fa9a2cb17af308b4 56c)
Nice thread.

Izin menyimak aja yah gan.

Thanks.



Ane prnah coba psang goreng nya di bule italy surabaya tuh gan .

Mantap

Quote:Original Posted By semarphone ► (https://www.ceriwis.com/post/545347d1582b2ed8118b4568#post545347d1582b2ed8118b4 568)
Andre sumurhttp://cdn.kaskus.com/images/smilies/sumbangan/004.gif

Gw pernah kerjasama sama doi dl pas di ntt, bule gila tuh orang, badan cungkring tenaga herkuleshttp://cdn.kaskus.com/images/smilies/sumbangan/8.gif



Kl sm yg di lombok cmn sebatas kenal aja, beberapa kali ketemu kalo pas gw singgah di lombok dl pas ngunjungin Istri.



Sekarang pada terkenal di kaskus yahhttp://cdn.kaskus.com/images/smilies/sumbangan/004.gif



Ps : ada yg tau pasnya yg jual gorengan dimana kaga gan:((, ane nyari2 kaga pernah nemu:((

Quote:Original Posted By r35gtr ► (https://www.ceriwis.com/post/5453453fa3cb179d328b4571#post5453453fa3cb179d328b4 571)
kebetulan ane tinggal di purwokerto, dan emang bener ada bule yg jual burger.. pertama ane denger emang agak aneh juga sih, kalo ga salah dia jualan di pasar manis, purwokerto (ada yg bilang dia pindah ke deket stasiun).. Walopun ane belum pernah beli burgernya, tapi menurut temen2 ane yg udah pernah beli rasanya emang enak kok :D

Quote:Original Posted By ivan_snada ► (https://www.ceriwis.com/post/54534f0ca09a39ab288b4577#post54534f0ca09a39ab288b4 577)
Gorengan Fabrizio yang enak banget itu. Ngantrinya gan, kalo ga ngopi dah ngantuk







Tanggapan dari beberapa agan-agan

Quote:Quote:Original Posted By anajidan ► (https://www.ceriwis.com/post/545344370f8b46874c8b4570#post545344370f8b46874c8b4 570)
jadi malu sbg warga indo, warga luar aja peduli sangat sama air bersih, ini malah parlemen berebut kursi, kerja belum becus aja perebutan kursi, http://ceri.ws/smilies/c-muntah.gif Zzzzzzz....



inspiratif gan, :D





Quote:Original Posted By sevensummit ► (https://www.ceriwis.com/post/54534009925233785e8b4572#post54534009925233785e8b4 572)
luar biasa, apalagi yang nomor 4 dan 5

kalau orang luar negeri saja bisa cinta sama lingkungan dan peduli terhadap masyarakat indonesia kenapa kita sebagai warga negara indonesia asli malah saling menindas dan menghancurkan negeri kita sendiri dengan ketidakpedulian, perusakan lingkungan??

Quote:Original Posted By Geryruslandi ► (https://www.ceriwis.com/post/545347890e8b46802300000f#post545347890e8b468023000 00f)
miris gan,, negara tercinta kita ini,, tanah kelahiran kita ini, tempat berteduh kita ini, sedikit masyarakat yang peduli dengan lingkungan, malah masyarakat negara yang lain yang bergerak untuk memperbaiki lingkungan alam.. apa gak malu ya masyarakat kita ini???



Buat yang di Surabaya dan pengen nyoba gorengannya om Fabrizio

Quote:Quote:Original Posted By agancase ► (https://www.ceriwis.com/post/545352df0f8b46ec3c8b4575#post545352df0f8b46ec3c8b4 575)




yg gorengan dibule disurabay dijalan kertajaya gan kalo dari ITS setelah lampu merah pertamax dan dia sebelah kanan jalan gan disana juga yg jual roti goreng dll soalnya ane pernah beli gorengannya :D



Quote:Original Posted By chwggm ► (https://www.ceriwis.com/post/5453aeb05a51634e1b8b4579#post5453aeb05a51634e1b8b4 579)
Mau nambahin. Utk gorengannya fabrizio tepatnya di sebrang kfc manyar kertoarjo. Pas puter balikan ke-2 kl dr samsat manyar.

Quote:Original Posted By SapiCapjay ► (https://www.ceriwis.com/post/54545b85148b46cf168b4569#post54545b85148b46cf168b4 569)
Detail lokasi Fabrizio Gorengan dan kopinya



Lokasi TKP :

di Manyar kertoarjo carilah KFC.

Letak penjual gorengan dan kopi, pas di sebrang jalan sebrang KFC



enak gorengannya

berdasarkan pengalaman harga 1000 , 2000

tahu isi, pisang goreng nya enak @ 1000

ada juga jajan pasar seperti lapis

layanan dari om fabrizio bule sangatlah raamah









Tambahan dari agan zieshock

<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;"><span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">Original Posted By zieshock ► (https://www.ceriwis.com/post/545341a5118b46bf358b456d#post545341a5118b46bf358b4 56d)
Dari Amsterdam Kelola Kedai Kopi Emperan Kota Garut



Profil inspiratif, Kamis (02/10-2014), Garut News mengangkat sosok lelaki berusia 39 tahun asal Kota Amsterdam Belanda.



Sejak Januari 2014 mengelola “Kedai Kopi Stephan” pada emperan Kota Garut, Jawa Barat, tepatnya di pinggiran Jalan A.Yani.



Stephan Rosenmuller, ayah tiga anak beristrikan penduduk Garut, dan kini berdomisili di Samarang tersebut, mengaku “tak merasa turun gengsi” mengelola kedai kopi di pinggiran jalan. Yang penting berpenghasilan tak di bawah “Upah Minimum Kabupaten” (UMK).



Lantaran pula membuka kedai kopi di pinggiran jalan, siapapun dipastikan tak segan menyinggahinya, minum kopi sambil lesehan di pinggiran jalan.



Daripada “kafe” hanya orang tertentu menyinggahinya, kilah Rosenmuller kepada Garut News, Senin (01/10-2014) malam.



Dia mengaku sengaja berjualan kopi, tetapi bukan sembarang kopi, sebab kopi yang diseduhnya bukan berasal dari kopi bungkus instan.



Melainkan kopi yang diolahnya sendiri, sejak berupa biji kopi, ungkapnya.



Bahkan sejak membuka usahanya hingga enam bulan kemudian, bekerja sendirian menyeduh, sekaligus menyuguhkan kopi pada setiap konsumen yang berdatangan ke kedainya.



Namun kini, ditangani dua karyawannya, “saya hanya mengecek ke kedai,” ujar Stephan.



Dikemukakan, sengaja membuka kedai kopi, lantaran jika menjual gehu atawa gorengan dinilainya sudah banyak para pedagangnya.



“Saya tak mau menyaingi masyarakat berdagang, sehingga sengaja memilih bidang usaha yang tak digarap orang lain,” ungkapnya pula.



Kedai dibuka setiap hari sejak pukul 17.00 hingga pukul 24.00 WIB, namun setiap Sabtu atawa malam minggu tak berjualan.



Sebab, meski banyak orang tetapi umumnya mereka hanya berjalan-jalan, selain itu memberi peluang pada dua karyawannya agar bisa beristirahat atawa berlibur, katanya.



Dikatakan juga, saat musim ramai pembeli omset penghasilannya bisa mencapai sedikitnya Rp200 juta per bulan.



Tetapi pada saat “halodo” sekarang atawa musim kemarau ini, omset penjualan tak seramai bulan-bulan lalu, mungkin suasananya juga sehabis Lebaran Idul Fitri.



Kini rata-rata omset penjualannya Rp400 ribu per hari.



Sedangkan harga beragam jenis segelas kopi, mulai bernilai Rp5 ribu hingga belasan ribu ripiah.



Dia mengaku pula, hingga kini masih menggemari jenis satwa reftil.


Sumber: Dimari Gan! (http://garutnews.com/dari-amsterdam-kelola-kedai-kopi-emperan-kota-garut.html)


Spoiler for Pict:
http://s.kaskus.id/images/2014/10/31/1678340_20141031025629.jpg




<div class="spoiler">Spoiler for Pict:
<div id="bbcode_spoiler_content" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px solid #CCC;background: #EEE;color:#000;"><div class="content_spoiler_570daa9a31863" id="bbcode_inside_spoiler" style="display: none;background: #EEE;"><span style="display:block; text-align:center;">