Log in

View Full Version : Cerpen Ada Cinta di Putih Abu-abu


PendiamHati
12th April 2016, 09:01 PM
Berawal dari tugas kelompok, kita mulai saling bicara. Dia baik, dia mau mengajariku tentang apa yang tidak ku mengerti mengenai tugas yang sedang kami kerjakan kala itu. Tak jarang kita pun juka berkomunikasi lewat udara. Dia nyambung. Dia asik. Aku senang bicara dengannya. Eeets…tapi tidak untuk membiarkan kata cinta masuk dalam keakraban kami. Karena aku belum siap bermain dengan kata itu. Aku baru saja sakit. Luka pun belum sembuh betul.

http://cdn.kaskus.com/images/smilies/mads.gif

Bel sekolah sudah berbunyi, tak lama kemudian satu persatu temen-temen keluar kelas untuk ke kantin. Ketika itu ku lihat Adi sedang diam berdiri di pintu kelas. “Dor!” aku mengagetkan dia dari belakang. Kemudian Adi menolehkan wajahnya ke arahku dengan wajah kagetnya dan kemudian tersenyum.


“ Ngelamun aja” tanyaku mengawali pembicraan. Namun dia hanya membalas dengan tersenyum. Agak kikuk sih. Tapi aku coba lagi mengajak dia bicara.

“Kekantin yuk” ajakku. Dia hanya menggelengkan kepala.http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif

“Ayoooo” ajakku lagi sembari menarik tangannya. Akhirnya Adi pun mau kekantin bersamaku.

Ketika selesai dari kantin. Teman-teman memandangi kami berdua.

“Cie…Cie….” Sorakan ramai teman-teman.http://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbejiqlwohnn.gif

Tanpa formasi kami langsung memisahkan diri. Oh my god… Rasanya malu sekali. Dan aku rasa Adi pun begitu. Setelah kejadian itu Aku dan Adi jadi sering jadi bulan-bulanan temen-teman di kelas. Guru-guru pun terkadang menjodoh-jodohkan kami. Sempat risih juga sih. Tapi akhirnya aku terbiasa akan hal itu. Aku dan Adi sama sekali tidak keberatan akan hal itu.



Dengan berjalannya waktu kami jadi semakin akrab. Kami jadi sering bicara. Kami bercanda bersama dan aku banyak mengahabiskan waktu bersamanya. Pelan-pelan aku masuk dalam kehidupannya. Dia… memang berbeda. Dia tak seperti teman-temannya yang angkuh, yah.. bukan aku berprasangka buruk, namun memang kesan itulah yang selalu nampak terpampang nyata di mataku, seperti sengaja mengkotakan siapa mereka. Tapi itu sih memang hak masing-masing mau berteman dengan siapa. Seperti halnya aku dengan Gurytaku (Teman-temanku).



*****

Siang itu ketika riuh suara senang menyambut waktu pulang. Satu-persatu teman-teman keluar dari kelas. Aku yang hendak pulang, tiba-tiba pikiranku terkontaminasi wabah galau yang cukup akut. Antara iya atau tidak.. karena aku belum sempat menjawab pertanyaannya. yah.. Malam itu, tepatnya sabtu dia mengatakan perasaanya pada ku. malam itu aku sungguh bingung, hingga siangnya aku masih di selimuti demam kebingungan. Aku harus jawab apa? terima atau tidak. Kaki terasa berat melangkah, mulutku membungkam. sedang Adi nampak santai mengangkat bangku, karena kebetulan memang dia dapet jadwal piket hari itu. Aku tak bisa membaca pikirannya. nggak tahu apakah dia menunggu jawabanku atau tidak. Namun dia sering kedapatan memandingiku secara diam-diam. Huuft! It’s so confuse for me.



Baca selengkapnya disumber: http://puisi-riyuni.blogspot.com/201...abu-abu_2.html (http://www.kaskus.co.id/redirect?url=http%3A%2F%2Fpuisi-riyuni.blogspot.com%2F2013%2F03%2Fmerah-muda-di-abu-abu_2.html).
Last edited by: wadi18 (https://www.ceriwis.com/profile/4446479) 03-01-2014 09:12
Multi Quote (https://www.ceriwis.com/post_reply/52c61c170e8b4660660000c1/?post=52c61c170e8b4660660000c2) Quote (https://www.ceriwis.com/post_reply/52c61c170e8b4660660000c1/?post=52c61c170e8b4660660000c2)