PDA

View Full Version : PDI-P: Semua Keputusan Ada di Tangan Ahok


Gusnan
8th March 2016, 04:32 AM
http://assets.kompas.com/data/photo/2016/01/10/140450020160110-122156780x390.JPG

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selfie bersama kader PDI-P, pada Rakernas PDI-P, di Hall D Kemayoran Jakarta Pusat, Minggu (10/1/2016).

Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono menghargai keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (http://megapolitan.kompas.com/tag/Basuki%20Tjahaja%20Purnama?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) yang memutuskan untuk ikut Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd). Gembong yakin, Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) (sapaan Basuki) sudah paham risiko yang akan didapat terkait pilihan tersebut.
"Semua keputusan kan ada di tangan Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd). Masa sih, seorang calon gubernur tidak punya prinsip dan tidak punya hitung-hitungan, tidak punya jalan keluar apa yang menjadi tuntutan Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd)? Kan begitu," ujar Gembong ketika dihubungi, Senin (7/3/2016).
Bagi Gembong, sikap PDI-P terkait kondisi ini sudah jelas. Bagaimanapun juga, Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) tetap harus mengikuti mekanisme partai jika memang ingin diusung. Mekanisme itu butuh waktu sehingga partai tidak bisa begitu saja menyatakan bahwa mereka mengusung Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd).
Begitu pula dengan permintaan Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) yang ingin Djarot Saiful Hidayat (http://megapolitan.kompas.com/tag/Djarot%20Saiful%20Hidayat?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) menjadi wakil gubernurnya lagi, Gembong mengatakan, keputusan mengenai hal itu tidak bisa dilakukan secara gegabah dan cepat.
Sebuah partai selalu memiliki mekanisme dalam mengambil keputusan. Dia mengatakan, PDI-P sudah menghargai sesuatu yang dikerjakan Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) dan keputusan yang kini diambil Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd).
Dia meminta Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) dan Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) juga memahami kondisi dan mekanisme yang harus dijalankan partai.
"Janganlah kami dipaksa pada hari ini menetapkan calon dari PDI-P, katakanlah calon wakil gubernur. Jangan dipaksa seperti itu karena semua itu harus melewati tahapan dan mekanisme yang sudah ditetapkan partai," ujar Gembong.
"PDI-P menghargai apa yang sudah dikerjakan Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd), tetapi Teman Ahok (http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahok?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd) jangan memaksakan hal yang sudah menjadi ketentuan partai," tambah dia.