Log in

View Full Version : Rahasia Binatang Paling Tangguh


Gusnan
9th February 2016, 07:48 AM
Namanya tardigrade, tapi sering pula dipanggil beruang air lantaran bentuknya agak mirip beruang. Tapi jangan dikira ukuran tardigrade juga sebesar beruang. Keluarga binatang ini tumbuh paling besar hanya seukuran ujung kuku, panjangnya kurang dari 1 milimeter.



Ukuran boleh kecil, tapi bicara soal ketangguhan dan daya tahan hidup, beruang pun kalah jauh. Bahkan, setelah dibekukan selama 30 tahun, beruang air masih tetap hidup. Para peneliti di Institut Nasional Riset Kutub (NIPR), Jepang, telah membuktikannya. Mereka “menangkap” beberapa tardigrade pada November 1983 tak jauh dari Stasiun Showa, Antartika.
Saat kekurangan air atau terpapar air dengan kadar garam sangat tinggi, tardigrade menggulung diri dan menjadi tun." Selama lebih dari 30 tahun, beruang-beruang air itu disimpan di tempat bersuhu minus 20 derajat Celsius. Pada Mei 2014, peneliti NIPR mengambil beruang-beruang air itu dan menuanginya dengan air. Beberapa saat kemudian, dua beruang air mulai bergerak. Tapi hanya satu yang terus bertahan hidup dan bertelur. Satu tardigrade mati setelah 20 hari.
“Kami ingin meneliti mekanisme bagaimana beruang air ini bertahan hidup dan memulihkan DNA-nya yang rusak,” kata Megumu Tsujimoto, peneliti di NIPR, kepada Asahi Shimbun, pertengahan Januari lalu. Bertahun-tahun, para peneliti garuk-garuk kepala, tak habis pikir terhadap kemampuan beruang air bertahan hidup.



Badan Antariksa Eropa (ESA) pernah membuktikannya. Delapan tahun lalu, ESA meluncurkan satelit ke antariksa dengan membawa sejumlah muatan, salah satunya beberapa beruang air. Selama sepuluh hari di atas sana, beruang air itu dibawa ke ruang hampa udara dan terpapar radiasi kosmis. Saat kembali tiba di bumi, sebagian besar tardigrade itu ternyata masih segar bugar.

Lantaran punya kemampuan bertahan hidup luar biasa di segala medan, menurut Paul Bartels, peneliti dunia binatang dari Warren Wilson College, North Carolina, Amerika Serikat, tardigrade bisa ditemukan di mana-mana. Ada lebih dari 1.100 jenis tardigrade yang telah ditemukan di pelbagai tempat.



http://x.detik.com/detail/sains/02022016/Rahasia-Binatang-Paling-Tangguh/tardigrades-kredit-washingtonpost-7hiflq.png Tardigrade
Foto: Washington Post




Di nunataks, daerah bebatuan di Antartika, hanya dua hal yang bertahan hidup, yakni sejenis lumut, dan beruang air. Ketika rata-rata binatang lain mati pada tekanan 4.300 psi, menurut hasil riset Kunihiro Seki, biolog dari Universitas Kanagawa, Jepang, yang dipublikasikan di jurnal Nature, beruang air masih bertahan hidup hingga tekanan 87.022 psi atau lebih dari enam kali tekanan di laut terdalam.
Sebagian “misteri” beruang air ini sudah terjawab. Saat kekurangan air atau terpapar air dengan kadar garam sangat tinggi, tardigrade menggulung diri dan menjadi tun. Pada kondisi tun, Nishant Kumar Jain, kini peneliti di Vaxess Technologies, menuturkan di jurnal Protein Science, beruang air memproduksi gliserol dan enzim trehalose. Saat trehalose ini menjadi kristal, kepompong tun seperti terselimuti gelas yang melindungi dia dari lingkungan yang kurang bersahabat.
Kadang, kata Byron Adams, biolog dari Universitas Brigham Young, beruang air menjadi binatang perintis di lingkungan yang keras. “Ketika gunung meletus dan aliran lava membunuh semua kehidupan, koloni tardigrade menjadi binatang multisel yang pertama muncul,” kata Adams kepada Vox. Koloni beruang air ini meninggalkan mineral, seperti nitrogen dan fosfor, yang sangat penting bagi tumbuhan. “Mereka seperti membangun panggung bagi kehidupan organisme lain.”



http://x.detik.com/detail/sains/02022016/Rahasia-Binatang-Paling-Tangguh/tardigrades-kredit-vox-69b549.png
Foto: Vox

http://x.detik.com/detail/sains/02022016/Rahasia-Binatang-Paling-Tangguh/tardigrade-kredit-lunaticoutpost-yjgsu7.png
Foto: Lunaticoutpost



Kendati mekanisme mereka bertahan hidup sebagian telah terungkap, rahasia kehebatan beruang air ini belum sepenuhnya terjawab. Peneliti di Universitas North Carolina, Chapel Hill, punya hipotesis. Mereka menduga, beruang air ini bisa bertahan hidup di rupa-rupa kondisi yang ekstrem dengan meminjam DNA binatang lain.
Saat berada dalam tekanan sangat tinggi, misal berada dalam lingkungan sangat kering dan panas, gen-gen beruang air mungkin tercerai-berai." Penelitian mereka terhadap tardigrade menemukan seperenam atau 17,5 persen genom binatang itu berasal dari organisme lain. “Kami tak tahu jika begitu banyak genom binatang bisa berasal dari makhluk hidup lain,” kata Bob Goldstein, anggota tim peneliti, November 2015. Bob dan timnya menemukan ada sekitar 6.000 gen dalam tardigrade yang berasal dari sumber asing.
Bukan cuma dari bakteri, beruang air juga mengambil gen dari alga, jamur, dan tanaman lewat proses transfer gen horizontal secara acak. Anggota tim lain, Thomas Boothby, menduga, gen-gen yang dipinjam dari organisme lain itu mungkin lebih tahan tekanan ketimbang gen-gen si beruang air.



Saat berada dalam tekanan sangat tinggi, misal berada dalam lingkungan sangat kering dan panas, gen-gen beruang air mungkin tercerai-berai. Ketika beralih ke kondisi yang lebih nyaman, gen-gen yang telah berantakan itu “dijahit” kembali. Bolong-bolong dalam struktur gen itulah yang ditambal dengan gen organisme lain. “Ini sangat menarik. Kami mulai paham bagaimana evolusi terjadi,” kata Thomas.



Tapi kesimpulan Bob dan Thomas soal resep kehebatan beruang air diragukan tim peneliti dari Universitas Edinburgh, Inggris. Kurang dari sebulan setelah Bob merilis hasil penelitiannya, Mark Blaxter dan teman-temannya dari Inggris juga mempublikasikan riset soal tardigrade. Kesimpulannya tak persis hasil riset tim dari Universitas North Carolina.

http://x.detik.com/detail/sains/02022016/Rahasia-Binatang-Paling-Tangguh/tardigrades-kredit-avax-i6z57s.png Foto: Avax Mark menemukan sejumlah gen yang sangat langka ada pada Tardigrade. Pada beberapa kasus, mereka juga menemukan jumlah gen yang tak lazim, sepuluh kali lipat dari normal. “Tak mungkin secara biologi gen itu bagian dari genom yang sama,” kata Mark kepada reporter The Atlantic. Dia menduga gen-gen itu bersumber dari kontaminasi gen bakteri. Setelah menghitung lebih cermat, Mark hanya menemukan 500 gen pada beruang air yang ditransfer dari organisme lain. Jauh lebih sedikit dari hasil penelitian Bob dan Thomas.



Thomas dan timnya bukannya lalai mempertimbangkan soal kontaminasi gen bakteri. “Kami mempertimbangkan sangat serius kemungkinan kontaminasi bakteri,” kata Thomas Boothby. Mereka, kata Thomas, sudah berusaha menyingkirkan kemungkinan kontaminasi gen bakteri dengan menganalisis 107 gen asing di beruang air dengan sangat cermat. Kesimpulannya, mereka terkait secara fisik dengan gen tardigrade.






Penulis/Editor: Sapto Pradito