Gusnan
9th February 2016, 04:54 AM
http://images.detik.com/visual/2015/11/11/206a32e2-b7d9-440f-bd9a-81d9a1cb4b57_169.jpg?w=500Foto: thinkstock
Jakarta, Berita buruk bagi yang punya kebiasaan tidur dengan mulut menganga. Selain bisa dimasuki lalat atau serangga lainnya, mulut yang terbuka sepanjang tidur malam juga bisa merusak gigi.
Menurut para ilmuwan, tidur dengan mulut terbuka menandakan terjadinya pernapasan melalui mulut. Kondisi ini menjadikan mulut lebih kering dari yang seharusnya. Efek perlindungan dari air liur berkurang karenanya, sehingga bakteri tumbuh lebih subur.
Dampak yang paling dikhawatirkan adalah pH atau kadar keasaman yang meningkat saat tidur. Normalnya, keasaman mulut berada dalam kisaran pH 7,7. Nah pada saat seseorang tidur dengan mulut terbuka, pH mulut terukur rata-rata 6,6.
Dalam kondisi seperti ini, risiko terjadi erosi atau pengikisan gigi menjadi lebih tinggi. Demikian juga dengan risiko pembusukan yang akan memicu gigi keropos. Efeknya, menurut para peneliti mirip seperti mengonsumsi minuman asam dan bersoda.
"Temuan kami mendukung pendapat bahwa bernapas melalui mulut bisa menjadi penyebab penyakit gigi seperti pengikisan enamel (lapisan terluar gigi), dan karies (gigi berlubang)," kata Joanne Choi, peneliti kesehatan tidur dari Otago University yang melakukan penelitian tersebut, dikutip dari Dailymail, Senin (8/2/2016).
Dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki lebih rentan mengalami masalah ini. Hampir 30 persen laki-laki tidur dengan mulut terbuka, sedangkan pada perempuan angkanya hanya sekitar 3 persen.
Jakarta, Berita buruk bagi yang punya kebiasaan tidur dengan mulut menganga. Selain bisa dimasuki lalat atau serangga lainnya, mulut yang terbuka sepanjang tidur malam juga bisa merusak gigi.
Menurut para ilmuwan, tidur dengan mulut terbuka menandakan terjadinya pernapasan melalui mulut. Kondisi ini menjadikan mulut lebih kering dari yang seharusnya. Efek perlindungan dari air liur berkurang karenanya, sehingga bakteri tumbuh lebih subur.
Dampak yang paling dikhawatirkan adalah pH atau kadar keasaman yang meningkat saat tidur. Normalnya, keasaman mulut berada dalam kisaran pH 7,7. Nah pada saat seseorang tidur dengan mulut terbuka, pH mulut terukur rata-rata 6,6.
Dalam kondisi seperti ini, risiko terjadi erosi atau pengikisan gigi menjadi lebih tinggi. Demikian juga dengan risiko pembusukan yang akan memicu gigi keropos. Efeknya, menurut para peneliti mirip seperti mengonsumsi minuman asam dan bersoda.
"Temuan kami mendukung pendapat bahwa bernapas melalui mulut bisa menjadi penyebab penyakit gigi seperti pengikisan enamel (lapisan terluar gigi), dan karies (gigi berlubang)," kata Joanne Choi, peneliti kesehatan tidur dari Otago University yang melakukan penelitian tersebut, dikutip dari Dailymail, Senin (8/2/2016).
Dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki lebih rentan mengalami masalah ini. Hampir 30 persen laki-laki tidur dengan mulut terbuka, sedangkan pada perempuan angkanya hanya sekitar 3 persen.