Log in

View Full Version : Presiden Terpilih Taiwan akan Temui Jalan Buntu


Gusnan
19th January 2016, 04:35 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fasia%2F34249 0-presiden-terpilih-taiwan-akan-temui-jalan-buntu.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia&cb=30b147615f

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1452955151.jpg

Presiden terpilih Taiwan Tsai Ing Wen (tengah) saat menyampaikan pidato kemenangan di hadapan para pendukungnya di kantor pusat partai DPP di Taipei, Sabtu, 16 Januari 2016. (AFP Photo)


Beijing – Media Pemerintah Tiongkok memperingatkan bahwa keinginan Presiden Taiwan terpilih Tsai Ing Wen untuk meneruskan perjalanannya menuju pro-kemerdekaan dan berpisah secara resmi dari wilayah daratan akan menemui jalan buntu.
Zhou Zhihua, kepala Lembaga Studi Taiwan di Chinese Academy of Social Sciences, menulis dalam Global Times edisi bahasa Tiongkok bahwa jika Tsai berpisah dengan wilayah daratan maka dia akan menemui jalan buntu.
“Beijing tidak akan mengabulkan khalayan tak nyata dia,” tulisnya. Dia juga mencatat apakah hubungan lintas selat akan dilakukan dengan mengambil jalan damai atau antagonisme maka ini diserahkan kepada Tsai Ing Wen untuk membuat pilihan.
Sementara itu dalam Global Times edisi bahasa Inggris, Zhang Hua – yang berasal dari lembaga yang sama dengan Zhou – menuding Tsai munafik karena menutup-nutupi dukungannya terhadap pro-kemerdekaan.
Kemudian dalam tajuk berbahasa Inggris di surat kabar China Daily, Senin (18/1), ditegaskan kekalahan Partai Kuomintang (KMT) dalam pemilihan presiden (pilpres) karena ada masalah-masalah sehubungan dengan kenaikkan angka pengangguran dan ketimpangan, daripada pendekatan bersahabatnya dengan Beijing.
Namun ditambahkan juga bahwa kebijakan Tsai terhadap wilayah daratan juga masih tetap ambigu. “Dia memiliki tanggungjawab untuk menjaga perkembangan damai terhadap jalur hubungan lintas Selat,” bunyi tajuk.
Tsai dan Partai Progressive Demokratik (DPP) menang telak dalam pilpres yang dilaksanakan, Sabtu (16/1). Hal itu dikarenakan para pemilih menafikan hubungan dekat dengan Tiongkok di bawah kepemimpinan KMT.
Meski DPP sangat mendukung kemerdekaan pulau itu, namun Tsai telah melunakkan retorikanya dan berjanji untuk mempertahankan status quo.
Dukungan rakyat Taiwan untuk Tsai dan DPP melonjak setelah para pemilih semakin gelisah dengan persesuaian negara ini dengan Tiongkok di bawah kekuasaan Presiden Ma Ying Jeou dari KMT.
Di sisi lain, Taiwan memiliki kekuasaan sendiri setelah berpisah dengan Tiongkok pasca perang sipil, pada 1949, namun negara itu tidak pernah menyatakan kemerdekaannya dan Beijing masih memandangnya sebagai bagian dari wilayah yang menanti untuk reunifikasi.
Tsai juga tidak ingin membuang waktu menanggapi peringatan tekanan dari Tiongkok yang akan membahayakan hubungan lintas Selat. Dalam komentar pertamanya sebagai presiden, kepada media internasional pasca kemenangannya, dia menyebutkan bahwa sistem demokrasi kita, identitas nasional kita, dan ruang internasional kita harus dihormati.