Log in

View Full Version : Pemerintah tak Kuatir Australia hentikan ekspor sapi


synchro
8th June 2011, 08:38 PM
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/06/01/1855403620X310.jpg


SEMARANG, KOMPAS.com � Menteri Pertanian Suswono mengaku tidak khawatir dengan rencana Australia yang akan menghentikan ekspor sapi potong karena dugaan penyiksaan sapi di rumah pemotongan hewan.
"Kalau mereka (Australia) memang mau menyetop silakan, masih ada pilihan negara-negara lain yang mau ekspor sapi," katanya seusai Peringatan Hari Susu Nusantara 2011 di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut dia, dugaan adanya rumah pemotongan hewan (RPH) yang tidak memenuhi animal welfare (kaidah kesejahteraan hewan) hingga melakukan penyiksaan terhadap sapi sebelum disembelih memang perlu dibuktikan benar atau tidaknya.
Saat ditanya adanya tayangan video penyiksaan sapi yang diputar di Australia, ia menyatakan, hal itu masih perlu dibuktikan kebenarannya, dan hal tersebut menjadi masukan yang sangat berharga untuk membenahi RPH-RPH yang ada.
Ia mengatakan, kalaupun ternyata ada satu-dua RPH yang berlaku semacam itu terhadap hewan, tentunya tidak bisa digeneralisasi terhadap seluruh RPH sampai memutuskan kegiatan ekspor sapi yang selama ini berjalan. "Keberadaan RPH-RPH ini menjadi kewenangan penuh pemerintah daerah. Oleh karena itu, kami meminta pemda-pemda untuk aktif mengawasi kegiatan pemotongan hewan di RPH agar sesuai dengan kaidah yang ditetapkan," katanya.
Untuk rencana Australia yang akan menghentikan ekspor sapi ke Indonesia, ia mengatakan tidak perlu ditanggapi dengan penuh kekhawatiran dan akan membicarakan persoalan itu dengan Pemerintah Australia dalam waktu dekat.
Ia mengakui bahwa Indonesia pernah menjadi negara pengekspor sapi ke negara-negara lain, termasuk ke Hongkong sekitar tahun 1976, tetapi mulai 1990 Indonesia justru menjadi negara yang mengimpor sapi dari negara lain. "Indonesia mengimpor pertama kali sekitar 18.000 ekor sapi pada 1990, sampai sekarang yang mencapai 500.000-600.000 ekor. Namun, impor ini hanya dilakukan untuk menutup kekurangan daya dukung pasokan dalam negeri," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan menghitung kembali daya dukung ternak dalam negeri, terutama sapi, mengingat saat ini dilakukan sensus ternak untuk mengetahui berapa kekurangan yang perlu dicukupi melalui impor. "Kalau tingkat konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia selama ini berkisar 2 kilogram/kapita/tahun. Kami menargetkan pada 2014 mendatang volume impor sapi menjadi hanya 10 persen," kata Suswono.
sumber (http://www.kompas.com/)

synchro
8th June 2011, 08:45 PM
http://images.detik.com/content/2011/06/08/4/sapi200.jpg

Jakarta - Dampak penghentian ekspor sapi dari Australia ke Indonesia langsung mengerek kenaikan harga sapi lokal. Misalnya di Sumatera Utara harga sapi lokal sudah naik hingga 20%.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPD Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Sumatera Utara Elianor Sembiring kepada detikFinance, Rabu (8/6/2011)

"Ini harga daging sudah kacau, sudah ada kenaikan 20% mulai 2 hari lalu," katanya.

Elianor mencontohkan hari ini harga daging sapi lokal di Labuhan Batu Sumut sudah naik dari biasanya Rp 23-25.000 per Kg bobot hidup bergerak diangka 27.000-30.000 per Kg. Bahkan kata dia, para pedagang pemburu sapi lokal sudah melakukan pencarian sapi-sapi ke sentra-sentra sapi lokal.

"Habis nggak ada, biasanya mereka (pedagang) tinggal datang ke pengimpor sapi," katanya.

Ia mengatakan jika ini terus berlanjut maka akan terjadi pengurasan (pengurangan) populasi sapi lokal. Pasalnya, sebagian peternak di Indonesia umumnya memelihara sapi sebagai tabungan.

"Kalau sudah begini mau tak mau nanti swasebada daging akan terhambat, ada pengurusan sapi besar-besaran. Bagaimanapun masyarakat menganggap ternak sapi sebagai tabungan kalau harga bagus mereka jual, termasuk betina produktif," ucapnya.

Selain berimbas pada pengurasan populasi sapi lokal, dampak lainnya adalah akan bertambahnya kuota impor daging beku termasuk dari Australia. Hal ini akan semakin membuat Indonesia terus ketergantungan dengan daging dan sapi dari Australia.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah Australia menghentikan semua ekspor ternak hidup ke Indonesia selama enam bulan kedepan. Langkah ini diambil setelah kemarahan publik setelah menyaksikan video penganiayaan sapi di salah satu tempat jagal dalam negeri.

Menteri Pertanian Australia Joe Ludwig mengatakan, perdagangan ternak ke Indonesia yang selama ini bernilai 318 juta dollar Australia atau sekitar Rp 2,9 trilun per tahun.sumber (http://www.detikfinance.com/)

Exorcist
8th June 2011, 10:05 PM
wah, , , peternak sapi Indonesia langsung memanfaatkan keadaan ini mah :cd:

hktoyshop
9th June 2011, 10:23 PM
wah.
apalagi nanti pas idul adha..
pasti lebih melonjak lagi tuh harga..

maiev
11th June 2011, 05:30 AM
gambar pertama bikin ane ngakak ndan

DreamWorld
12th June 2011, 05:09 PM
justru dgn adanya ini peternal lokal bs lebih berkembang

librilz
17th June 2011, 10:50 AM
EGP , mungkin itu kata orang indonesia :ngakak:

tanggedose
9th November 2011, 05:34 PM
gunakan ploduk ploduk dalam negli

bom3kilo
9th November 2011, 05:38 PM
Tenang aja, mereka kan perlu pasar, emang mau dikemanain itu sapi kalo gak dijula ke Indo?:cabendan:

omandremedan
9th November 2011, 11:43 PM
udah kagak usah makan sapi malaysia, makan ikan lebih sehat

Coma
10th November 2011, 12:55 AM
orang indo mah lebih ribut klo ga ada beras dari pada klo ga ada daging...