Gusnan
14th January 2016, 07:20 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia%2F3410 67-satu-orang-tersangka-pengeboman-turki-ditangkap.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fasia%2F3 41064-presiden-korsel-masyarakat-global-harus-tegas-pada-korut.html&cb=cebf143a6d
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/491452594000.jpg
Seorang polisi Turki berjaga-jaga di kawasan wisata di distrik Sultanahmet, Istanbul. (AP via BBC)
Istanbul - Pemerintah Turki telah menangkap satu orang sehubungan dengan pengeboman bunuh diri mematikan yang memporak-porandakan pusat sejarah Istanbul, Rabu (13/1). Insiden penyerangan ini telah menewaskan 10 wisatawan Jerman dan memicu tanda bahaya keamanan di negeri itu.
“Satu orang ditangkap, pada Selasa malam, sehubungan dengan pertumpahan darah,” ujar Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala, Rabu, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut tentang peranan tersangka dalam serangan itu.
Pemerintah Ankara mengatakan, serangan yang terjadi Selasa (12/1), dilakukan oleh warga negara Suriah (28 tahun) yang bergabung dalam kelompok Islamic State atau Negara Islam (NI) dan belum lama ini memasuki Turki melalui Suriah.
Media pemerintah melaporkan, dalam dua hari terakhir, pasukan keamanan Turki telah menangkap 68 tersangka anggota NI di seluruh negeri. Namun, belum ada penjelasan apakah salah satu dari yang ditangkap terhubung langsung dengan pengeboman di Istanbul.
“Proses penyelidikan masih terus dilakukan dengan cara intensif,” kata Ala, didampingi oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman Thomas de Maiziere, dalam konferensi pers di Istanbul.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Berlin, Rabu, menyampaikan 10 korban yang tewas dalam serangan adalah warga negara Jerman. Menurut de Maizier, tidak ada indikasi bahwa serangan itu ditujukan khusus kepada warga negara Jerman sehingga tidak perlu membatalkan rencana perjalanan yang sudah disusun.
“Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan. Saya tidak melihat ada alasan untuk menahan diri melakukan perjalanan ke Turki,” tutur dia.
Meski demikian, Kemlu Jerman tetap menganjurkan para warga negaranya untuk menghindari kerumuman-kerumunan besar di tempat-tempat umum dan objek-objek wisata di Istanbul.
Raksasa perusahaan pariwisata Jerman, TUI, menyebutkan para pelanggan yang telah memesan perjalanan wisatan ke Istanbul dapat mengganti tujuan destinasi tanpa harus membayar penalti.
Leonard AL Cahyoputra/PYA
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/491452594000.jpg
Seorang polisi Turki berjaga-jaga di kawasan wisata di distrik Sultanahmet, Istanbul. (AP via BBC)
Istanbul - Pemerintah Turki telah menangkap satu orang sehubungan dengan pengeboman bunuh diri mematikan yang memporak-porandakan pusat sejarah Istanbul, Rabu (13/1). Insiden penyerangan ini telah menewaskan 10 wisatawan Jerman dan memicu tanda bahaya keamanan di negeri itu.
“Satu orang ditangkap, pada Selasa malam, sehubungan dengan pertumpahan darah,” ujar Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala, Rabu, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut tentang peranan tersangka dalam serangan itu.
Pemerintah Ankara mengatakan, serangan yang terjadi Selasa (12/1), dilakukan oleh warga negara Suriah (28 tahun) yang bergabung dalam kelompok Islamic State atau Negara Islam (NI) dan belum lama ini memasuki Turki melalui Suriah.
Media pemerintah melaporkan, dalam dua hari terakhir, pasukan keamanan Turki telah menangkap 68 tersangka anggota NI di seluruh negeri. Namun, belum ada penjelasan apakah salah satu dari yang ditangkap terhubung langsung dengan pengeboman di Istanbul.
“Proses penyelidikan masih terus dilakukan dengan cara intensif,” kata Ala, didampingi oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman Thomas de Maiziere, dalam konferensi pers di Istanbul.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Berlin, Rabu, menyampaikan 10 korban yang tewas dalam serangan adalah warga negara Jerman. Menurut de Maizier, tidak ada indikasi bahwa serangan itu ditujukan khusus kepada warga negara Jerman sehingga tidak perlu membatalkan rencana perjalanan yang sudah disusun.
“Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan. Saya tidak melihat ada alasan untuk menahan diri melakukan perjalanan ke Turki,” tutur dia.
Meski demikian, Kemlu Jerman tetap menganjurkan para warga negaranya untuk menghindari kerumuman-kerumunan besar di tempat-tempat umum dan objek-objek wisata di Istanbul.
Raksasa perusahaan pariwisata Jerman, TUI, menyebutkan para pelanggan yang telah memesan perjalanan wisatan ke Istanbul dapat mengganti tujuan destinasi tanpa harus membayar penalti.
Leonard AL Cahyoputra/PYA