Log in

View Full Version : Bahaya, Sering Geber Gas Sebelum Matikan Mesin Kendaraan


Gusnan
8th January 2016, 01:47 PM
Ini kebiasaan salah yang kerap dilakukan pengemudi.


http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/07/08/324131_kunci-kontak-mobil-_663_382.jpg
Ilustrasi. (Toyota)
http://ads.viva.co.id/ads/www/delivery/lg.php?bannerid=29&campaignid=13&zoneid=732&loc=http%3A%2F%2Fotomotif.news.viva.co.id%2Fnews%2 Fread%2F720094-bahaya--sering-gas-sebelum-matikan-mesin-kendaraan&referer=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com&cb=e85a6d55cb







Ada kebiasaan yang kerap dilakukan para pemilik kendaraan sebelum mematikan mesin kendaraan. Entah itu roda dua, maupun roda empat. Kebiasaan itu ialah menggeber gas kendaraan berkali-kali sebelum mesin mati.


Sebagian pemilik kendaraan percaya, melakukan 'ritual' tersebut dapat memperpanjang usia aki. Karena, saat mobil diparkir, arus listrik di aki tak bakal tekor karena ada tambahan arus dari alternator sesaat sebelum mobil dimatikan. Benarkah demikian?

Cara ini merupakan tindakan keliru. Perilaku demikian justru dianggap dapat merusak mesin. Kebiasaan ini biasanya dilakukan karena faktor turun-temurun, efek yang ditimbulkan juga tidak sesaat, tetapi dalam jangka waktu panjang.

“Komponen mesin akan cepat mengalami keausan, bahkan bisa membuat mesin jebol, karena tidak mengerti cara mematikan mobil dengan benar. Jika begitu, usia mesin akan berkurang dari semestinya,” ujar Saiful Anwar Wakil Bengkel Plaza Toyota Pemuda, Jakarta Timur.

Ia juga menganjurkan agar para pemilik kendaraan tidak mematikan mesin kendaraan saat putaran mesin masih tinggi. Idealnya, tunggu sampai rpm mesin stabil.

Ia menjelaskan, ketika mesin dimatikan tiba-tiba, maka tekanan untuk pelumasan mobil akan berkurang drastis, padahal mesin masih dalam kondisi panas, yang seharusnya masih membutuhkan sistem pelumasan.

“Sebab saat panas, kondisi komponen masih dalam temperatur tinggi dan posisi juga masih mengembang. Saat mesin dimatikan, otomatis suplai pelumasan juga berhenti. Akibatnya, dinding-dinding yang bersentuhan, seperti dinding silinder akan lebih cepat aus dan cedera,” katanya.

Kondisi akan semakin parah jika hal itu dilakukan pada kendaraan diesel. Apalagi pada mesin mobil diesel yang masih dilengkapi dengan turbo. Dengan menggeber di rpm tinggi, maka turbo akan aktif.

Dalam melakukan kompresi, turbin diketahui berputar hingga 150 ribu putaran tiap menit (rpm) atau 30 kali putaran mesin mobil pada umumnya. Jadi, temperatur turbo juga melesat naik, ketika bersentuhan dengan gas buang. Untuk membantu proses pendinginan, menggunakan oli mesin yang disirkulasikan di sana. Bila dimatikan mendadak, maka pelumas akan terjebak dan terbakar serta berubah menjadi keras.

“Lalu saat mesin dinyalakan dan turbo bekerja, pelumas menjadi ampelas dan merusak sil dan bushing. Sil rusak, oli pun masuk ke ruang bakar. Inilah pangkal dari penyakit di mesin diesel,” ujar Usman Adie, General Manager Service Tunas Toyota, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.