Log in

View Full Version : Tinggalkan Suami demi Gemerlapnya Kehidupan Kota


Gusnan
27th December 2015, 06:45 AM
http://www.jawapos.com/imgs/2015/12/14478_32360_istri%20kota.jpg
Tinggalkan Suami demi Germerlapnya Kehidupan Kota




Sebelum membangun rumah tangga, pikirkan benar potensi yang menguntungkan dan merugikan tinggal bersama pasangan.
Jangan sampai seperti Karin, 29, yang salah perhitungan ketika memutuskan mau dinikahi oleh Donwori, 34. Akibatnya, usia pernikahan mereka hanya bertahan 16 bulan.
Tepat 16 bulan yang lalu, Karin memutuskan untuk menerima pinangan Donwori, pria yang dijodohkan oleh orang tuanya.
Karin yang berprofesi sebagai tenaga penjualan (sales) produk kecantikan ini takluk dengan pesona Donwori yang sehari-hari bekerja sebagai konsultan salah satu NGO (Non-Governmental Organizations) atau LSM di bidang lingkungan di Surabaya, khususnya flora atau tumbuhan.
Sesuai profesinya itu, Donwori sehari-hari harus bergulat dengan dunia tumbuhan karena dia harus melakukan penelitian tentang tanaman-tanaman langka yang ada di Indonesia.
Dengan profesinya yang mentereng dan tampak smart itu, Karin pun kepincut dan akhirnya mau diperistri Donwori. Meski risikonya, dia harus mau diajak Donwori tinggal nomaden dari satu hutan ke hutan lain untuk melakukan penelitian.



(http://www.jawapos.com/read/2015/12/17/13763/maksa-minta-cerai-istri-gunakan-segala-cara-cari-bukti)
"Awal-awal menikah selama tiga bulan, kami tinggal berpindah-pindah. Pertama di Sulawesi, di salah satu hutan yang banyak terdapat tumbuhan paku. Setelah itu, dipindah lagi ke Kalimantan dan terus berpindah-pindah hingga kami masuk ke tiga hutan yang berbeda," ungkap Karin.
Namanya hidup di hutan, tentu minim fasilitas. Meskipun disediakan mess dan mobil antar jemput, namun tetap saja segala sesuatunya serba terbatas.
Untuk memasak, jangan bayangkan ada kompor gas yang tinggal diputar, apalagi kompor listrik. Adanya cuma kompor minyak biasa yang kalau habis ganti dengan kayu bakar.
Belum lagi untuk bahan masakan, Karin mengatakan jika tak jarang dirinya harus ngeramban tanaman di hutan karena tidak ada pasar ataupun penjual masakan yang bisa diandalkan.
"Saya nggak betah. Hiburan pun adanya cuma TV, itu pun sinyalnya terbatas,” ucapnya.
Bahkan untuk meluapkan kangen pada keluarga di Surabaya, Karin mengaku sangat tersiksa. Sebab, sinyal handphone yang ada sering putus. Sekali bergeser tempat, sinyal langsung hilang.
“Saya sebenarnya sudah beberapa kali minta pulang saja, tapi sama suami dilarang," ujarnya.

Praktis selama mendampingi suaminya “berpetualang” di hutan, sarjana perguruan tinggi ternama di Surabaya ini hanya bisa diam di rumah.
Karin mengatakan bahwa dirinya pernah diajak sekali masuk ke hutan bersama tim Donwori, namun justru malah membuat repot karena disengat lebah hutan.
"Pokoknya ini bukan duniaku banget. Setahun aku nggak boleh pulang, hidup seperti manusia hutan. Padahal, hidup ini kan bukan cuma hidupnya dia," tukasnya.
Sampai-sampai, Karin sempat berpikir bahwa keberadaannya di tengah hutan itu hanya untuk pemenuhan kebutuhan batin Donwori saja.
Sebab setiap apa yang diminta Karin, hampir tak bisa dituruti karena memang lingkungannya serba terbatas. Misalnya dua minggu sekali, Karin inginnya diajak ke ibu kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Tapi suaminya sering menolak karena jika hanya belanja barang kebutuhan sehari-hari, bisa dibelikan oleh pegawainya yang ada di sana dan dikirim ke hutan.
Padahal menurut Karin, tujuannya ingin ke Pontianak lebih dari sekadar belanja. Yang dibutuhkannya juga adalah refreshing dan merasakan kembali suasana kota.



(http://www.jawapos.com/read/2015/12/17/13763/maksa-minta-cerai-istri-gunakan-segala-cara-cari-bukti)
Bukan hanya berkutat dengan dapur dan suasana khas hutan dengan suara-suara hewannya.
"Selama di sana (Kalimantan, Red), wis badan nggak keramut, jadi sering bad mood juga. Jadi pas bisa ke Surabaya, aku langsung balas dendam. Puas-puasin makan enak, nyalon, meni-pedi dan belanja. Ternyata duniaku memang di sini, bukan bareng dia lagi," pungkas Karin menyesali keputusannya saat ditemui akan mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya, pekan lalu.