Gusnan
25th December 2015, 08:24 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia%2F3354 57-paus-fransiskus-tegur-nafsu-konsumerisme.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2F&cb=9949c56c5d
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/631450997189.jpg
Paus Fransiskus mencium patung bayi Yesus di alun-alun Santo Peter, Vatikan, 24 Des. 2015. (AP)
Vatikan - Dalam kotbahnya di malam Natal Kamis (24/12) waku Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan pada situasi serba sederhana yang mengiringi kelahiran Yesus, dan menegur apa yang dia sebut sebagai konsumerisme, kesenangan, keberlebihan, dan kekayaan masyarakat.
Kaum Kristen di seluruh dunia dengan antusias bersiap mengenang kelahiran Yesus. Namun dalam pidato publiknya, di bawah kemegahan Basilica di alun-alun Santo Petrus, Paus mengimbangi suka cita dengan teguran atas sikap berlebihan masyarakat dan "budaya pengabaian, yang tidak jarang berubah kejam."
Paus mengatakan Yesus "menyerukan kita agar berlaku serderhana, dalam cara yang simpel, seimbang, konsisten, dan mampu melihat serta melakukan apa yang penting."
Dengan merujuk pada kelahiran Yesus di kandang Betlehem, Paus mengatakan bayi itu "terlahir dalam kemiskinan dunia ini; tidak ada kamar di hotel bagi dia dan keluarganya."
Paus juga bersuara lantang soal ketidakadilan hak manusia,
"Dalam sebuah dunia di mana semua orang sangat sering bersikap tanpa ampun bagi para pendosa dan lemah terhadap perbuatan dosa, kita perlu membangun kembali rasa keadilan," tuturnya.
Sejak terpilih menjadi Paus pada 2013, Fransiskus berusaha mengubah gereja menjadi lebih memiliki pengampunan, bukan lembaga peradilan yang kaku. Dia menegaskan bahwa kebutuhan kaum miskin dan orang lain termasuk pengungsi dan imigran harus diutamakan.
Anak-anak dari berbagai negara yang pernah dikunjungi Paus seperti Sri Lanka, Filipina, Meksiko, Amerika Serikat dan tiga negara Afrika, menaruh karangan bunga di sekitar patung bayi Yesus dekat aktar tengah, setelah Paus membuka tabir patung dan menciumnya.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/631450997189.jpg
Paus Fransiskus mencium patung bayi Yesus di alun-alun Santo Peter, Vatikan, 24 Des. 2015. (AP)
Vatikan - Dalam kotbahnya di malam Natal Kamis (24/12) waku Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan pada situasi serba sederhana yang mengiringi kelahiran Yesus, dan menegur apa yang dia sebut sebagai konsumerisme, kesenangan, keberlebihan, dan kekayaan masyarakat.
Kaum Kristen di seluruh dunia dengan antusias bersiap mengenang kelahiran Yesus. Namun dalam pidato publiknya, di bawah kemegahan Basilica di alun-alun Santo Petrus, Paus mengimbangi suka cita dengan teguran atas sikap berlebihan masyarakat dan "budaya pengabaian, yang tidak jarang berubah kejam."
Paus mengatakan Yesus "menyerukan kita agar berlaku serderhana, dalam cara yang simpel, seimbang, konsisten, dan mampu melihat serta melakukan apa yang penting."
Dengan merujuk pada kelahiran Yesus di kandang Betlehem, Paus mengatakan bayi itu "terlahir dalam kemiskinan dunia ini; tidak ada kamar di hotel bagi dia dan keluarganya."
Paus juga bersuara lantang soal ketidakadilan hak manusia,
"Dalam sebuah dunia di mana semua orang sangat sering bersikap tanpa ampun bagi para pendosa dan lemah terhadap perbuatan dosa, kita perlu membangun kembali rasa keadilan," tuturnya.
Sejak terpilih menjadi Paus pada 2013, Fransiskus berusaha mengubah gereja menjadi lebih memiliki pengampunan, bukan lembaga peradilan yang kaku. Dia menegaskan bahwa kebutuhan kaum miskin dan orang lain termasuk pengungsi dan imigran harus diutamakan.
Anak-anak dari berbagai negara yang pernah dikunjungi Paus seperti Sri Lanka, Filipina, Meksiko, Amerika Serikat dan tiga negara Afrika, menaruh karangan bunga di sekitar patung bayi Yesus dekat aktar tengah, setelah Paus membuka tabir patung dan menciumnya.