Gusnan
22nd December 2015, 05:36 AM
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/miss-universe_20151221_1834351-300x168.jpg
DAPATKAH Anda sekalian membayangkan sekiranya Anda berada pada posisi Nona Ariadna Guiterrez? Malam itu, di atas panggung gemerlap yang detik demi detik perjalanannya dipancarluaskan ke seluruh dunia, dia mendapatkan malu yang tak tertanggungkan.
Di panggung itu, panggung Miss Universe 2015, Steve Harvey, sang pembawa acara, melalui pelantang sempat meneriakkan namanya. Dan perempuan cantik asal Kolombia ini pun mempertontonkan reaksi seorang pemenang.
Ariadna Guiterrez menutupkan kedua telapan tangan ke wajah, lantas turun ke dada, dengan ekspresi yang seolah-olah menunjukkan ketidakpercayaan. Lalu ia melangkahkan kaki (tentu saja tetap dengan gerakan anggun), melambai ke arah penonton.
Tatkala menerima rangkaian bunga dan di kepalanya disematkan mahkota, matanya yang bulat berbinar bagai kejora itu terlihat berkata-kata.
Namun kemudian hal yang tiada pernah ia sangka-sangka (bahkan barangkali di dalam mimpi sekalipun) terjadi. Harvey, kembali naik ke atas panggung. Cengengesan sebentar, lantas, dengan mimik wajah yang sekonyong-konyong berubah serius, mengumumkan bahwa telah terjadi kesalahan.
“I have to apologies. The fist runner up is Columbia. Miss Universe 2015 is Philippine. It’s my mistake.”
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2015/12/21/03/2F8A996D00000578-0-image-a-27_1450668064679.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8AA27000000578-3368439-image-a-62_1450669736797-249x300.jpg
Harvey seorang komedian. Dia kerap tampil di panggung-panggung besar stand up comedy serta pernah dan masih memiliki acara tetap sejumlah di stasiun televisi dan radio. Satu yang paling terkenal adalah The Steve Harvey Show yang tayang di Warner Bross (The WB) Television Network selama enam tahun (1996-2002). Ia juga memandu acara bincang-bincang pagi yang kesohor di Amerika Serikat, The Steve Harvey Morning Show.
Dengan kata lain, Harvey bukanlah sosok amatir. Jam terbangnya sudah sangat tinggi untuk perkara-perkara seperti ini. Dia hostberpengalaman.
Namun sehebat-hebatnya Harley, dia masih manusia dan manusia ditakdirkan sebagai mahluk yang jauh dari kesempurnaan. Tiada satu manusia pun yang pernah luput dari kesalahan.
Maka sebagai manusia, boleh dibilang, kesalahannya termaklumkan. Akan tetapi, persoalannya kali ini memang tidak berhenti pada hakekat itu. Sebab kesalahan Harvey berimbas pada orang lain, pada Nona Ariadna Guiterrez.
Di panggung yang gemerlap itu, dia telah mendapatkan malu yang barangkali akan ia bawa sampai ke penghujung nafasnya.
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2015/12/21/03/2F8A9E1600000578-3368439-image-a-44_1450669166760.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8ABBBB00000578-3368439-image-a-119_1450672680518-300x201.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8A9F8900000578-3368439-image-a-41_1450669135532-300x209.jpg
Dan sungguh sial pula bagi Nona Guiterrez, karena dia tidak dilahirkan di Indonesia. Dia lahir dan tumbuh besar menjadi cantik di Kolombia. Di negeri ini, pistol dan bom lebih sering bicara daripada mulut. Dan lebih sial lagi baginya, pistol-pistol dan bom itu umumnya cuma menyalak dan meledak untuk hal-hal yang berkaitpaut dengan bisnis narkotika dan prostitusi, juga politik sesekali.
Apalagi, Kolombia bukanlah negara di mana Twitter danFacebook sukses melahirkan para pemikir dan pengamat dunia akhirat, yang selalu gagal menahan diri untuk tidak nyinyir mengomentari segala sesuatu, terutama sekali yang tidak sesuai dengan pendapat dan keyakinannya.
Andaikata Anda lahir di Indonesia, Nona. Maka saya pastikan, kekonyolan Steve Harvey bukan saja akan ditanggapi dengan sangat riuh dan seru selama berpekan-pekan dan menjaditrending topic di Twitter dan Facebook, melainkan juga bakal terpelencengkan kepada persoalan- persoalan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengannya
DAPATKAH Anda sekalian membayangkan sekiranya Anda berada pada posisi Nona Ariadna Guiterrez? Malam itu, di atas panggung gemerlap yang detik demi detik perjalanannya dipancarluaskan ke seluruh dunia, dia mendapatkan malu yang tak tertanggungkan.
Di panggung itu, panggung Miss Universe 2015, Steve Harvey, sang pembawa acara, melalui pelantang sempat meneriakkan namanya. Dan perempuan cantik asal Kolombia ini pun mempertontonkan reaksi seorang pemenang.
Ariadna Guiterrez menutupkan kedua telapan tangan ke wajah, lantas turun ke dada, dengan ekspresi yang seolah-olah menunjukkan ketidakpercayaan. Lalu ia melangkahkan kaki (tentu saja tetap dengan gerakan anggun), melambai ke arah penonton.
Tatkala menerima rangkaian bunga dan di kepalanya disematkan mahkota, matanya yang bulat berbinar bagai kejora itu terlihat berkata-kata.
Namun kemudian hal yang tiada pernah ia sangka-sangka (bahkan barangkali di dalam mimpi sekalipun) terjadi. Harvey, kembali naik ke atas panggung. Cengengesan sebentar, lantas, dengan mimik wajah yang sekonyong-konyong berubah serius, mengumumkan bahwa telah terjadi kesalahan.
“I have to apologies. The fist runner up is Columbia. Miss Universe 2015 is Philippine. It’s my mistake.”
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2015/12/21/03/2F8A996D00000578-0-image-a-27_1450668064679.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8AA27000000578-3368439-image-a-62_1450669736797-249x300.jpg
Harvey seorang komedian. Dia kerap tampil di panggung-panggung besar stand up comedy serta pernah dan masih memiliki acara tetap sejumlah di stasiun televisi dan radio. Satu yang paling terkenal adalah The Steve Harvey Show yang tayang di Warner Bross (The WB) Television Network selama enam tahun (1996-2002). Ia juga memandu acara bincang-bincang pagi yang kesohor di Amerika Serikat, The Steve Harvey Morning Show.
Dengan kata lain, Harvey bukanlah sosok amatir. Jam terbangnya sudah sangat tinggi untuk perkara-perkara seperti ini. Dia hostberpengalaman.
Namun sehebat-hebatnya Harley, dia masih manusia dan manusia ditakdirkan sebagai mahluk yang jauh dari kesempurnaan. Tiada satu manusia pun yang pernah luput dari kesalahan.
Maka sebagai manusia, boleh dibilang, kesalahannya termaklumkan. Akan tetapi, persoalannya kali ini memang tidak berhenti pada hakekat itu. Sebab kesalahan Harvey berimbas pada orang lain, pada Nona Ariadna Guiterrez.
Di panggung yang gemerlap itu, dia telah mendapatkan malu yang barangkali akan ia bawa sampai ke penghujung nafasnya.
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2015/12/21/03/2F8A9E1600000578-3368439-image-a-44_1450669166760.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8ABBBB00000578-3368439-image-a-119_1450672680518-300x201.jpg
http://hotel-indo.info/wp-content/uploads/2015/12/2F8A9F8900000578-3368439-image-a-41_1450669135532-300x209.jpg
Dan sungguh sial pula bagi Nona Guiterrez, karena dia tidak dilahirkan di Indonesia. Dia lahir dan tumbuh besar menjadi cantik di Kolombia. Di negeri ini, pistol dan bom lebih sering bicara daripada mulut. Dan lebih sial lagi baginya, pistol-pistol dan bom itu umumnya cuma menyalak dan meledak untuk hal-hal yang berkaitpaut dengan bisnis narkotika dan prostitusi, juga politik sesekali.
Apalagi, Kolombia bukanlah negara di mana Twitter danFacebook sukses melahirkan para pemikir dan pengamat dunia akhirat, yang selalu gagal menahan diri untuk tidak nyinyir mengomentari segala sesuatu, terutama sekali yang tidak sesuai dengan pendapat dan keyakinannya.
Andaikata Anda lahir di Indonesia, Nona. Maka saya pastikan, kekonyolan Steve Harvey bukan saja akan ditanggapi dengan sangat riuh dan seru selama berpekan-pekan dan menjaditrending topic di Twitter dan Facebook, melainkan juga bakal terpelencengkan kepada persoalan- persoalan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengannya