Gusnan
23rd November 2015, 04:21 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia%2F3240 66-kapal-induk-prancis-siap-serang-is-senin-ini.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2F&cb=d48d46881e
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/721448223760.jpg
Kapal induk milik Prancis, Charles-de-Gaulle, berada di laut Mediterania, 21 November 2015. (AFP)
Paris - Pesawat-pesawat tempur Prancis akan mampu melancarkan serangan ke target-target kelompok Islamic State (IS) dari atas kapal induk di wilayah timur Mediterania mulai Senin (23/11) ini, kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian.
"(Kapal induk) akan bisa operasional mulai besok," kata Le Drian di radio Europe 1, Minggu (22/11), sembilan hari setelah rangkaian serangan di Paris yang menewaskan 130 orang.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk yang dimiliki Prancis, dan sudah beranjak meninggalkan pangkalan di Toulon sejak Rabu pekan lalu menuju kawasan Teluk untuk membantu Angkatan Udara yang sudah setahun lebih menggempur IS di Timur Tengah.
Sebelumnya Prancis telah mengerahkan 12 jet tempur melawan IS dari pangkalan di Yordania dan Uni Emirat Arab. Kehadiran kapal induk ini akan memberi tambahan 20 jet tempur lagi.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1429564325.jpg
Pesawat tempur Prancis, Rafale tipe M, hendak mendarat di kapal induk. (Foto: The Airliners)
Kapal induk terbesar di Eropa ini akan mengisi kekosongan dalam pengerahan jet tempur dari laut karena kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, dijadwalkan meninggalkan kawasan itu dalam waktu dekat sementara penggantinya, USS Harry Truman, baru akan tiba paling cepat awal tahun depan.
Pekan lalu, Presiden Prancis François Hollande mengatakan Charles de Gaulle akan meningkatkan daya gempur Prancis di kawasan tersebut.
“Kapal induk ini akan membuat kami lebih efisien dalam berkoordinasi dengan para sekutu,” ujarnya,
Rencana pengiriman Charles de Gaulle sebetulnya sudah dibuat sejak 5 November atau sebelum serangan maut yang terakhir di Paris.
"Pengiriman ini bukan sebagai reaksi atas kejadian tragis di Paris hari Jumat (13/11), tapi untuk meringankan beban 12 pesawat yang sudah dikirim ke kawasan tersebut," kata Nick de Larrinaga, editor media militer IHS Jane’s Defence Weekly.
Charles de Gaulle pertama kali dikirim melawan IS setelah serangan di kantor media satir Charlie Hebdo di Paris bulan Januari. Prancis bergabung dengan koalisi melawan IS di Irak tahun lalu, dan memulai serangan udara di wilayah Suriah September tahun ini.
Namun seperti halnya As dan Inggris, Prancis menghadapi masalah yang sama yaitu sulitnya menemukan target serangan. Sejak serangan udara pertama kali dilakukan, IS mulai jarang beroperasi di wilayah terbuka dalam jumlah besar.
Sejauh ini Prancis sudah melakukan 1.300 misi penerbangan di Irak namun hanya melakukan 271 serangan, yang diklaim mengenai 450 sasaran IS.
Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon membenarkan tindakan Prancis dalam meningkatkan serangan di Raqqa, Suriah, karena jelas serangan di Paris diorganisir dan direncanakan dari sana.
“Kita telah melihat serangan di Ankara (Turki), juga serangan atas maskapai Rusia, dan sekarang di Paris -– semua ini didalangi dari markas-markas ISIL di timur laut Suriah,” kata Fallon.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/721448223760.jpg
Kapal induk milik Prancis, Charles-de-Gaulle, berada di laut Mediterania, 21 November 2015. (AFP)
Paris - Pesawat-pesawat tempur Prancis akan mampu melancarkan serangan ke target-target kelompok Islamic State (IS) dari atas kapal induk di wilayah timur Mediterania mulai Senin (23/11) ini, kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian.
"(Kapal induk) akan bisa operasional mulai besok," kata Le Drian di radio Europe 1, Minggu (22/11), sembilan hari setelah rangkaian serangan di Paris yang menewaskan 130 orang.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk yang dimiliki Prancis, dan sudah beranjak meninggalkan pangkalan di Toulon sejak Rabu pekan lalu menuju kawasan Teluk untuk membantu Angkatan Udara yang sudah setahun lebih menggempur IS di Timur Tengah.
Sebelumnya Prancis telah mengerahkan 12 jet tempur melawan IS dari pangkalan di Yordania dan Uni Emirat Arab. Kehadiran kapal induk ini akan memberi tambahan 20 jet tempur lagi.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1429564325.jpg
Pesawat tempur Prancis, Rafale tipe M, hendak mendarat di kapal induk. (Foto: The Airliners)
Kapal induk terbesar di Eropa ini akan mengisi kekosongan dalam pengerahan jet tempur dari laut karena kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, dijadwalkan meninggalkan kawasan itu dalam waktu dekat sementara penggantinya, USS Harry Truman, baru akan tiba paling cepat awal tahun depan.
Pekan lalu, Presiden Prancis François Hollande mengatakan Charles de Gaulle akan meningkatkan daya gempur Prancis di kawasan tersebut.
“Kapal induk ini akan membuat kami lebih efisien dalam berkoordinasi dengan para sekutu,” ujarnya,
Rencana pengiriman Charles de Gaulle sebetulnya sudah dibuat sejak 5 November atau sebelum serangan maut yang terakhir di Paris.
"Pengiriman ini bukan sebagai reaksi atas kejadian tragis di Paris hari Jumat (13/11), tapi untuk meringankan beban 12 pesawat yang sudah dikirim ke kawasan tersebut," kata Nick de Larrinaga, editor media militer IHS Jane’s Defence Weekly.
Charles de Gaulle pertama kali dikirim melawan IS setelah serangan di kantor media satir Charlie Hebdo di Paris bulan Januari. Prancis bergabung dengan koalisi melawan IS di Irak tahun lalu, dan memulai serangan udara di wilayah Suriah September tahun ini.
Namun seperti halnya As dan Inggris, Prancis menghadapi masalah yang sama yaitu sulitnya menemukan target serangan. Sejak serangan udara pertama kali dilakukan, IS mulai jarang beroperasi di wilayah terbuka dalam jumlah besar.
Sejauh ini Prancis sudah melakukan 1.300 misi penerbangan di Irak namun hanya melakukan 271 serangan, yang diklaim mengenai 450 sasaran IS.
Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon membenarkan tindakan Prancis dalam meningkatkan serangan di Raqqa, Suriah, karena jelas serangan di Paris diorganisir dan direncanakan dari sana.
“Kita telah melihat serangan di Ankara (Turki), juga serangan atas maskapai Rusia, dan sekarang di Paris -– semua ini didalangi dari markas-markas ISIL di timur laut Suriah,” kata Fallon.