PDA

View Full Version : Bogor Kota Paling Intoleran Versi Setara


Gusnan
17th November 2015, 07:40 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fhukum%2F3224 94-bogor-kota-paling-intoleran-versi-setara.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2F&cb=bb79e7a3a9

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1399752020.jpg

Ilustrasi Kebun Raya Bogor (Istimewa)



Jakarta - Kota Bogor menjadi kota paling intoleran dari 94 kota yang menjadi obyek penelitian Setara Institute dalam mengukur Indeks Kota Toleran 2015. Bogor merupakan salah satu dari 10 kota paling intoleran, selain Bekasi, Banda Aceh, Tangerang, Depok, Bandung, Serang, Mataram, Sukabumi, Banjar dan Tasikmalaya.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menyoroti khusus terkait kota Bogor yang memiliki regulasi pemerintahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebenarnya cukup baik. Namun, indeks toleransinya buruk karena beberapa kejadian yang mencerminkan intoleransi, misalnya persoalan GKI Yasmin dan Syiah.
"Bahkan kita dengar juga bahwa pertemuan gerakan aliansi anti-Syiah akan difasilitasi pemerintah kota dan diadakan di gedung wali kota. Bagaimana mungkin pemerintah memfasilitasi kelompok-kelompok intoleran," ujar Bonar saat konferensi pers di Bakoel Coffi di Cikini, Jakarta, Senin (16/11).
Dalam melakukan penelitian tersebut, Bonar mengungkapkan ada sejumlah variabel yang digunakan Setara Institute, antara lain, regulasi pemerintah (RPJMD dan Perda Diskriminatif), tindakan pemerintah (pernyataan dan respons pemerintah), regulasi sosial (peristiwa terkait intoleransi), dan demografi agama (komposisi penduduk berdasarkan agama).
"Mengapa Bogor menjadi kota paling intoleran karena ada banyaknya peristiwa intoleransi di sana dan tindakan pemerintahnya tidak responsif. Begitu juga dengan 9 lainnya, misalnya beberapa peristiwa intoleransi di Bekasi, Tangerang, Depok, Mataram," Jelas Bonar.
Riset dilakukan Setara Institute sejak 3 Agustus sampai 13 November 2015. Indexing ini dilakukan dengan menggunakan skala 1-7 dengan 1 untuk nilai terbaik (paling toleran) dan 7 nilai terburuk (paling tidak toleran).
Dari riset tersebut, ada 10 kota paling toleran, yakni Kota Pematang Siantar, Salatiga, Singkawang, Manado, dan Tual dengan skor masing-masing 1,47. Disusulkan kota Sibolga, Ambon, Sorong, Pontianak dan Palangkaraya dengan skor masing-masing 1,59.
Sementara 10 kota paling intoleran berdasarkan riset tersebut adalah Bogor (5,21), Bekasi (4,68), Banda Aceh(4,58), Tangerang (4,26), Depok(4,26), Bandung(4,16), Serang (4,05), Mataram(4,05), Sukabumi(4,05), Banjar(4,05) dan Tasikmalaya (4).