PDA

View Full Version : Teriakan Histeris Minta Tolong Terdengar Jelang KM Wihan Tenggelam


Gusnan
17th November 2015, 05:16 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fnusantara%2F 322528-teriakan-histeris-minta-tolong-terdengar-jelang-km-wihan-tenggelam.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fnasional&cb=f3a64a7c2f

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/831447661677.jpg

Petugas kepolisian mencari korban KM Wihan Sejahtera yang tenggelam di perairan dekat dermaga Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, 16 November 2015. Antara/Didik Suhartono



Surabaya - Teriakan histeris minta tolong, terus terdengar, sesaat menjelang Kapal Motor (KM) Wihan Sejahtera, tenggelam pada jarak 150 meter dari Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/11) siang.
“Tolong….tolong….tolong. Kata-kata itu yang terus dilontarkan penumpang baik pria maupun wanita,” kata Mikel Lado (28), pria asal Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), kepada SP, di Rumah Sakit Port Health Center (RS PHC), Surabaya, Senin petang.
Mikel merupakan satu di antara 26 penumpang yang dibawa ke rumah sakit tersebut, untuk menjalani perawatan. Mikel, mengalami lecet di tangan dan anggota badannya. Karena menderita luka ringan, akhirnya lelaki satu anak ini, diizinkan kembali ke Terminal Gapura Surya, Tanjung Perak Surabaya.
“Saya dan penumpang lainnya terkejut, begitu mendengar benturan keras duag. Setelah itu posisi kapal miring ke kiri. Para penumpang kemudian saling berebut ke arah kanan kapal, untuk menyelamatkan diri,” kisah Mikel.
Di sisi kiri kapal, penumpang saling berebut untuk mendapatkan pelampung lebih awal. Secara kebetulan di sisi kiri kapal ada tambang (tampar besar), Mikel kemudian berinisiatif menyambar tambang. Selanjutnya ia melorot menggunakan tampar besar tadi, ke lantai dasar. Dari situ Mikel meloncat ke kapal penolong, yang disiapkan otoritas Perum Pelabuhan III di Surabaya, yang kemudian diikuti para penumpang lainnya.
Dirinya bersyukur selamat dalam musibah tersebut, meskipun barang milikinya berupa dua buah telepon genggam, mesin trafo, dua tas pakaian termasuk uang tunai Rp 2.500.000 lenyap, terbawa kapal tenggelam di perairan itu.
Pengalaman buruk lainnya, diceritakan Maria Indri (24). Wanita asal Desa Mbay, Kecamatan Aesesa, Nagekeo, NTT, itu melakukan perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menuju NTT. Perjalanan menggunakan kapal laut dari Makassar ke Surabaya, berjalan lancar.
Namun, setelah transit di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, musibah tenggelamnya KM itu terjadi. Ia mengisahkan, meski sudah memakai pelampung, diirinya sangat ketakutan karena tidak bisa berenang. Tulang kedua tangan Indri, patah.
“Dari lantai dasar saya meloncat ke kapal penolong. Kemudian saya tidak sadarkan diri. Tiba-tiba sudah sampai di RS PHC,” katanya.
Semua barang bawaan miliknya, berupa tas wanita, tiga kardus berisi telepon genggam, dompet, pakaian, dan oleh-oleh turut tenggelam. Sama seperti Mikel, Indri menyatakan bersyukur selamat dari musibah itu. Ia tidak saat ini tidak memikirkan barang miliknya, yang penting selamat. Saat ini yang dirasakan, perutnya terasa sakit dan pusing.
Meminta Kepastian
Sementara Ibu Theresia Nadila (11) bernama Murtilah (40) mengisahkan, ia yang berasal Desa Danga, Kecamatan Aesesa, selesai melakukan ziarah ke makam saudara di Yogyakarta. Nadila selamat, setelah ia diikat bertiga, bersama Isidorus Demitrio Ratolonga (6) adiknya menggunakan pelampung.
Menurut Murtilah, begitu terdengar suara benturan keran kemudian kapal miring ke kiri. Awak kapal kemudian mengikat Murtilah bersama dengan kedua anaknya. Selanjutnya mereka loncat ke laut bersama-sama. Dirinya bersama dua anaknya hanya menderita luka ringan, kendati begitu Murtilah mengakui masih mengalami trauma.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf seusai mengunjungi korban, langsung melakukan pertemuan dengan otoritas pelabuhan dan kepolisian. Ia minta kepastian jumlah korban yang masih simpang siur, korban luka atau barangkali ada korban yang meninggal, termasuk jumlah anak buah kapal serta jumlah kendaraan roda empat yang diangkut.
Wagub juga minta agar dilakukan investigasi secara cermat tentang penyebab terjadinya musibah tersebut. Kemudian minta aparat kepolisian dan pihak berwenang lainnya menyelidiki musibah itu sampai tuntas. Berdasarkan keterangan salah seorang penumpang, saat KM tersebut melakukan perjalanan dari NTT ke Surabaya, sudah miring ke kanan. Ini yang harus terus diselidiki.
Keterangan yang diperoleh SP menyebutkan, KM tadi berangkat dari Pelabuhan Jamrud Katulistiwa Surabaya, mengangkut 100 penumpang lebih, 43 truk besar, 8 truk kecil, 7 mobil dan dua sepeda motor.
Setelah berlayar selama 30 menit terjadi benturan keras, menyebabkan badan kapal robek dan bocor. Setelah itu penumpang yang terjun ke laut kemudian ditolong kapal penolong, dievakuasi ke RS PHC. Dari 26 orang yang menjalani perawatan, 23 lainnya diizinkan pulang.
Tiga lainnya masing-masing Theresia, Indri dan Fadil Arab, masih menjalani rawap inap, untuk pemulihan mentalnya serta pemulihan patah tangan dan kaki korban. Sebagian penumpang yang menderita luka lainnya di rawat di Teluk Lamong.
Menurut Saifullah Yusuf, seluruh penumpang yang menderita luka parah maupun riingan dijamin oleh Jasa Raharja, sampai maksimal Rp 10.000.000.