Gusnan
28th October 2015, 12:25 PM
http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20151028104939292.jpg Indonesia.
[DEPOK] Masih ingat adanya warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki nama unik, ada yang diberi nama Tuhan oleh orangtuanya, bahkan ada yang diberi nama dengan satu huruf saja seperti Y.
Di lingkungan Akademi Ilmu Kepemasyarakatan (AKIP) ada juga yang memiliki nama unik yaitu Indonesia.
Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Kemkumham Akbar Hadi Prabowo yang juga dosen sistem peradilan pidana di AKIP mengaku kaget sewaktu mengajar mendapati salah seorang muridnya bernama Indonesia. Biasa dipanggil Dona namun tak sedikit pula yang memanggilnya Nesia.
"Sekarang Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. Namanya sungguh nasionalis sekali," kata Akbar saat ditemui bersama Dona, di sela-sela acara Dies Natalis AKIP ke-51 di Auditorium BPSDM Kementerian Hukum dan HAM, Cinere, Depok, Rabu (28/10).
Dona yang baru berusia 23 tahun, sebelumnya berstatus CPNS dan bertugas di Lapas Wanita Palembang sekitar akhir 2013. Sewaktu Sekjen Kemkumham berkunjung ke Lapas Palembang, Dona langsung diminta bekerja sebagai tata usaha (TU) Sekjen di Setjen Kemkumham.
"Sekitar Juni 2014 saya ditarik untuk bekerja di Setjen sekarang sudah PNS," kata Dona.
Menurut Dona, yang bernama lengkap An Nur Indonesia Puteri, nama yang melekat kepadanya sesuai akta kelahiran diberikan oleh pamannya. Sebab ayahnya telah meninggal dunia sebelum Dona lahir.
"Kalau menurut ibu saya arti nama lengkap saya adalah puteri Indonesia yang bercahaya," katanya
[DEPOK] Masih ingat adanya warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki nama unik, ada yang diberi nama Tuhan oleh orangtuanya, bahkan ada yang diberi nama dengan satu huruf saja seperti Y.
Di lingkungan Akademi Ilmu Kepemasyarakatan (AKIP) ada juga yang memiliki nama unik yaitu Indonesia.
Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Kemkumham Akbar Hadi Prabowo yang juga dosen sistem peradilan pidana di AKIP mengaku kaget sewaktu mengajar mendapati salah seorang muridnya bernama Indonesia. Biasa dipanggil Dona namun tak sedikit pula yang memanggilnya Nesia.
"Sekarang Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. Namanya sungguh nasionalis sekali," kata Akbar saat ditemui bersama Dona, di sela-sela acara Dies Natalis AKIP ke-51 di Auditorium BPSDM Kementerian Hukum dan HAM, Cinere, Depok, Rabu (28/10).
Dona yang baru berusia 23 tahun, sebelumnya berstatus CPNS dan bertugas di Lapas Wanita Palembang sekitar akhir 2013. Sewaktu Sekjen Kemkumham berkunjung ke Lapas Palembang, Dona langsung diminta bekerja sebagai tata usaha (TU) Sekjen di Setjen Kemkumham.
"Sekitar Juni 2014 saya ditarik untuk bekerja di Setjen sekarang sudah PNS," kata Dona.
Menurut Dona, yang bernama lengkap An Nur Indonesia Puteri, nama yang melekat kepadanya sesuai akta kelahiran diberikan oleh pamannya. Sebab ayahnya telah meninggal dunia sebelum Dona lahir.
"Kalau menurut ibu saya arti nama lengkap saya adalah puteri Indonesia yang bercahaya," katanya