Log in

View Full Version : Memburu Jejak Nunun [Update]


blueparadise
7th June 2011, 07:01 AM
KPK Belum Terima Info Keberadaan Nunun


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menyatakan Nunun Nurbaeti Daradjatun terdeteksi di Pnom Penh, Kamboja. Keberadaan tersangka cek pelawat ini makin misterius.

"Kami tetap bergerak mencari keberadaan yang bersangkutan," kata Wakil Ketua KPK Haryono Umar dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Senin 6 Juni 2011 malam.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2008/10/09/55243_adang_daradjatun_dan_nunun_daradjatun_300_22 5.jpg


Meski demikian, Haryono tak mau menyebutkan pergerakan yang sedang dilakukan KPK untuk memulangkan Nunun yang sempat diketahui ada di Singapura dan Thailand.

Soal keberadaan Nunun di Kamboja, Haryono mengaku tidak tahu. "Tim KPK kan masih bergerak. Saya belum dapat laporan dari mereka," kata Haryono.

Juru bicara KPK Johan Budi SP menyatakan hal senada. Dia mengaku belum dapat informasi keberadaan Nunun.

Keimigrasian Thailand mencatat bahwa Nunun keluar dari Thailand ke Pnom Penh itu adalah tanggal 23 Maret 2011 lalu. "Sampai sekarang masih ada di Pnom Penh atau nggak, kami nggak tahu. Tapi informasi itu adalah ke Pnom Penh tanggal 23 Maret," kata Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar.

Hingga sekarang, pemerintah belum mendapat informasi lagi mengenai keberadaan Nunun, masih di Kamboja atau tidak. Apalagi, belum ada informasi dari keimigrasian Kamboja. "Kalau minta data-data di negara orang kan juga tidak mudah." Nunun sempat terendus berada di Thailand. KPK bahkan sudah mengirimkan empat penyidik ke sana untuk menjemput Nunun di negeri Gajah Putih itu.

Nunun menjadi tersangka sejak akhir Februari 2011. KPK menduga Nunun terlibat dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Nunun diduga memberikan sesuatu kepada anggota DPR periode 1999-2004.


Sumber : vivanews.com (http://nasional.vivanews.com/news/read/224968-kpk-belum-terima-info-keberadaan-nunun)

atheis
7th June 2011, 12:03 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=77898&width=274




TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyebutkan Nunun Nurbaetie terdeteksi pernah ke Phnom Penh, Kamboja, pada 23 Maret. Direktorat Jenderal Imigrasi mengetahui pergerakan Nunun berdasarkan catatan Kantor Imigrasi Thailand. "Sekitar dua atau tiga hari lalu, informasinya kami ketahui," kata Direktur Jenderal Imigrasi, Bambang Irawan, saat dihubungi di Jakarta kemarin.

Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, membenarkan adanya jejak Nunun di Kamboja. Namun, ia tak sanggup memastikan keberadaan tersangka kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu, apakah di Thailand atau Kamboja.

Menurut Bambang, Imigrasi sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kamboja untuk memulangkan istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun tersebut. "Kami sudah mengirim surat dengan semua perwakilan di luar negeri, termasuk di sana (Kamboja)," kata dia.

Dia menambahkan, setelah diketahui secara pasti posisi Nunun, Imigrasi segera menerbitkan surat perjalanan laksana paspor. "Surat perjalanan itu agar dia bisa pulang ke Tanah Air," ujar Bambang.

Nunun ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Februari lalu. Perannya dalam pemilihan Miranda S. Goeltom selaku Deputi Gubernur Senior BI pada 2004 adalah diduga sebagai penyebar cek pelawat kepada 25 anggota DPR periode 1999-2004.

Lokasi persembunyian Nunun hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Pekan lalu KPK gagal membawa pulang Nunun ketika mengejarnya ke Thailand. Padahal, sejak paspornya dicabut pada 26 April lalu, Nunun diperkirakan tak bisa ke mana-mana.

Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, mengungkapkan bahwa Presiden sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memfasilitasi pemulangan Nunun. "Instruksi Presiden sudah jelas melalui Menteri Luar Negeri untuk memfasilitasi proses hukum (Nunun)," kata dia.

Teuku Faizasyah menduga Nunun memiliki lebih dari satu paspor sehingga bisa melenggang ke sejumlah negara, seperti Thailand dan Kamboja. Menurut dia, sulit seseorang melintas batas satu negara ke negara lain tanpa dokumen perjalanan. "Kecuali yang bersangkutan memiliki lebih dari satu paspor," kata Teuku.

Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai penegak hukum lamban merespons terdeteksinya jejak Nunun. Atas keberadaannya di Kamboja, yang ternyata sudah dua bulan, tidak segera diambil langkah cepat. "Kenapa baru sekarang dikabarkan?" ujar Donal Faris, peneliti ICW. Dia menduga ada yang salah dalam kerja aparat sehingga tidak ada langkah konkret.

Wakil Ketua KPK, Haryono Umar, mengatakan segera meminta bantuan Interpol melalui Markas Besar Kepolisian RI. Langkah yang ditempuh, KPK akan mengirim surat bantuan penangkapan Nunun yang paspornya sudah dicabut. "Kami telah meminta bantuan ke Thailand."


RIKY FERDIANTO | RUSMAN PARAQBUEQ | ALWAN RIDHA RAMDANI | EKO ARI WIBOWO | PURWANTO

~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/07/brk,20110607-339025,id.html)

atheis
7th June 2011, 12:03 PM
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kedutaan Besar Indonesia di Kamboja membenarkan Nunun Nurbaetie pernah berkunjung ke Phnom Penh. ”Informasi dari Imigrasi di Kamboja memang (Nunun) pernah ke Phnom Penh, Kamboja, beberapa waktu yang lalu,” ujar Sekretaris I Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Indonesia di Kamboja, Amin Maulana Wicaksono, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa 7 Mei 2011.


Namun, Amin tidak mengetahui kapan tepatnya tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu berada di sana. Dia juga tidak mengetahui berapa lama dan ke mana saja istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Darajatun itu selama di Phnom Penh. ”Selain itu belum diperoleh informasi apakah dia (Nunun) juga sudah keluar dari Kamboja,” ujarnya.


Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dua hari yang lalu mengungkapkan, Nunun berada di Phnom Penh sejak 23 Maret 2011. Ihwal kepastian posisinya, Patrialis sesuai dengan serah terima laporan hasil pemeriksaan di kantor BPK mengatakan,”Saya belum tahu di mana posisi pastinya.”


Menurut Amin, dari informasi yang diperoleh, Nunun masuk ke Kamboja menggunakan pesawat melalui Bandar Udara Internasional Phnom Penh. Di Kamboja terdapat dua bandar udara internasional, yakni Phnom Penh dan Bandar Udara Internasional Angkor, Siem Reap. Amin juga mengungkapkan, Nunun ke Phnom Penh sendiri. ”Tapi, tidak tahu jika ternyata bersama yang lain. Tapi, informasinya begitu,” ujarnya.


Ihwal ditariknya paspor Nunun oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Amin mengatakan belum mengetahuinya. Meski demikian, dia mengatakan, penarikan itu saat berada di Thailand. Dia menjelaskan, maksud penarikan paspor saat di Thailand itu agar posisi keberadaan Nunun terkunci di Negeri Gajah Putih itu.


Amin menegaskan, perwakilan Indonesia di Kamboja akan membantu aparat hukum Indonesia untuk mengejar Nunun. ”Kami siap membantu,” ujarnya.


SUKMA LOPPIES


~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/07/brk,20110607-339067,id.html)

atheis
8th June 2011, 11:08 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=490)
Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni




TEMPO Interaktif, Jakarta - Pihak keluarga tersangka kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nunun Nurbaetie tak akan membeberkan keberadaan Nunun saat ini, meski istri politikus Partai Keadilan Sejahtera Adang Daradjatun itu tengah jadi buruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

�Sekarang yang berkepentingan dia ada di mana kan KPK. Dari kami kuasa hukum dan keluarga tidak akan berkomentar atau memberikan informasi mengenai itu,� kata salah seorang kuasa hukum Nunun, Partahi Sihombing, melalui telepon, Selasa, 7 Juni 2011 malam.

Partahi mengaku ia selalu berkomunikasi dengan Adang. Namun, dalam pembicaraan, mantan Wakil Kepala Polri itu tak pernah membeberkan posisi istrinya. �Pembicaraan selalu soal lainnya. Nggak pernah membahas Bu Nunun di mana,� ujarnya.

Namun, Partahi mengklaim pihaknya siap jika sewaktu-waktu KPK melayangkan pemanggilan kepada Nunun. �Kami pada intinya siap-siap saja. Lihat saja nanti kalau sudah ada pemanggilan,� kata dia.

Partahi menilai, jika Nunun akan dipanggil untuk bersaksi dalam sidang terdakwa kasus suap cek pelawat, sebenarnya membacakan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat atas nama kliennya pada 2009 lalu saja sudah cukup. Alasannya, BAP itu dibuat di bawah sumpah, meski saat itu Nunun memberikan keterangan dalam kapasitasnya sebagai saksi.

Selain itu, kata Partahi, kondisi kesehatan Nunun yang tidak stabil sudah cukup menjadi alasan kliennya tak perlu bersaksi di sidang kasus suap cek pelawat. Apalagi, dokter pribadi keluarga Nunun, dr. Andreas Harry, sudah berulang kali menyatakan pasiennya tak sehat.

�Ikatan Dokter Indonesia sudah memeriksa dr. Andreas dan menyatakan diagnosis yang dia beri itu nggak salah, lho. Kok masih saja Bu Nunun dipaksa datang bersaksi. Itu yang membuat Pak Adang tersinggung,� ujarnya.

ISMA SAVITRI

~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/08/brk,20110608-339322,id.html)

atheis
8th June 2011, 11:12 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78670&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78670&width=490)
Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni




TEMPO Interaktif, Jakarta - Imigrasi ternyata mendeteksi Nunun Nurbaetie berangkat ke luar negeri dari Jakarta, pada 23 Februari 2010, untuk kepergian ke Frankfurt, Jerman. Tersangka suap cek pelawat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu diketahui menggunakan penerbangan dengan rute Jakarta-Frankfurt.


"Tapi, dia enggak sampai ke Frankfurt," kata Juru Bicara Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Bambang Catur kepada Tempo melalui telepon, Selasa malam, 7 Juni 2011. "Di tengah perjalanan itu, dia transit di Singapura. Setelah itu tak kembali ke Indonesia."


Saat itu, menurut Bambang, belum ada surat cegah yang dikeluarkan pihaknya. Imigrasi juga belum menerima permintaan dari pihak mana pun untuk mencegah istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu. Cegah baru ditetapkan pada Nunun pada 24 Maret 2010. "Jadi, kepergian dia saat itu sah," ujarnya.


Dalam catatan Imigrasi, permintaan cekal itu diajukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui suratnya tertanggal 24 Maret 2010 dengan nomor KEP-146/01/3/2011. Dua hari kemudian, keluar surat siar Direktur Penyidikan dan dan Penindakan Imigrasi berlaku dari 26 Maret 2010 sampai 26 Maret 2011. Namun, sayang, pencekalan itu terlambat dilakukan. Nunun, yang saat itu masih berstatus sebagai saksi sudah ke luar negeri dan tidak kembali lagi.


Pada 1 April 2011, dua bulan setelah KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka, Imigrasi kembali memperpanjang pencegahan Nunun ke luar negeri. Namun, posisi Nunun masih di luar negeri. Sosialita itu dikabarkan berada di Singapura, Thailand, dan Kamboja meski pada 26 Mei 2011 kepemilikan paspornya dicabut.


Meski baru ditetapkan sebagai tersangka, Februari 2011, KPK baru dua kali memeriksa Nunun, itu pun pada 2010. Dalam pemeriksaannya, Nunun mengaku banyak lupa atas atas kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom.


Keluarga dan pengacara berkukuh Nunun sakit dan sedang berobat ke Singapura lantaran mengidap penyakit lupa. Keluarganya pun merahasiakan keberadaan Nunun di Negeri Singa. "Yang berkepentingan kan KPK," ujar pengacara Nunun, Partahi Sihombing.

KPK sempat mendapatkan informasi bahwa Nunun berada di Thailand. Pekan lalu, empat anggota tim KPK dikirim ke Negeri Gajah Putih itu untuk menegosiasikan pemulangan Nunun. Karena tak menemukan, tim hanya menyerahkan dokumen kasus Nunun kepada Pemerintah Thailand.


ISMA SAVITRI


~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/08/brk,20110608-339327,id.html)

atheis
8th June 2011, 11:32 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=490)
Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni




TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secepatnya akan berangkat ke Kamboja untuk mencari tahu keberadaan Nunun Nurbaetie di sana. Tersangka cek pelawat dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia itu diketahui berangkat ke Kamboja dari Thailand pada 23 Maret lalu.

"Diusahakan secepatnya," kata Ketua KPK Busyro Muqqodas di kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Rabu pagi 8 Juni 2011, saat ditanya kapan tim KPK mengejar Nunun ke Kamboja.

Nunun Nurbaetie dikabarkan sedang berada di Phnom Penh, Kamboja.

Keberadaan Nunun di kamboja diungkapkan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, Senin 6 Juni 2011. Namun, Patrialis mengatakan, pemerintah belum memastikan kebenaran informasi tersebut. "Pernah Bu Nunun keluar dari Thailand, tujuannya ke Phnom Penh. Itu saja informasi yang kami dapat. Tapi, sekarang Bu Nunun di mana, kami nggak tahu," ujar Patrialis.

Imigrasi Thailand mencatat Nunun keluar dari Thailand ke Phnom Penh itu pada 23 Maret 2011 lalu. "Sampai sekarang masih ada di Phnom Penh atau nggak, kami nggak tahu. Tapi, informasi itu adalah ke Phnom Penh tanggal 23 Maret," kata Patrialis.

Hingga sekarang, pemerintah belum mendapat informasi lagi mengenai keberadaan Nunun, masih di Kamboja atau tidak. Apalagi, belum ada informasi dari Imigrasi Kamboja.

"Data itu yang belum kami dapat. Kalau minta data di negara orang kan juga tidak mudah," tegas Patriali

Istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu ditetapkan sebagai tersangka cek pelawat pada Februari lalu. Selanjutnya KPK mengajukan permohonan pencabutan paspor Nunun pada 26 April. Tim KPK pun berangkat ke Thailand setelah paspornya dicabut untuk membawa pulang Nunun pulang, tapi tak membuahkan hasil.

Menurut Busyro, tim tersebut diusahakan dapat dikirim dalam pekan ini.

RUSMAN PARAQBUEQ


~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/08/brk,20110608-339346,id.html)

atheis
8th June 2011, 11:32 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=490)

Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni



TEMPO Interaktif, Jakarta - Politikus Partai Golkar Fahmi Idris menyebut tersangka kasus cek pelawat Nunun Nurbaetie kemungkinan menggunakan paspor keponakannya untuk bepergian setelah paspor miliknya dicabut pihak imigrasi.

"Yang patut diwaspadai Nunun itu memegang paspor milik keponakannya yang wajahnya sangat mirip dia," kata Fahmi yang ditemui usai acara peluncuran buku Soeharto di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu 8 Juni 2011. "Namanya Yane Yunarni."


Menurut Fahmi, tak ada masalah bagi Nunun untuk bepergian keluar negeri meski paspornya sudah dicabut. Soalnya, wajah keponakan Nunun ini sangat mirip dengannya, sehingga bisa saja Nunun menggunakan paspor tersebut untuk mengelabui petugas imigrasi. "Kalau dia bisa keluar Kamboja pasti menggunakan paspor itu," ujarnya.

Fahmi menegaskan, mantan istri Wakil Kepala Polri Adang Dorodjatun itu memang pernah berada di Kamboja sebelumnya, seperti yang diberitakan beberapa hari ini. Saat itu ia tinggal di sebuah Hotel. Lalu, Nunun bepergian ke beberapa negara tetangga lainnya seperti Vietnam dan Thailand.


Di Thailand, Nunun sempat tinggal di sebuah perumahan di Bangkok. "Sebelumnya kan saya sudah bilang kalau dia di Thailand. Salah kalau di Singapura. Tapi, KPK tidak mau mendengarkan. Jadi, sekarang saya malas memberi informasi lagi," ujarnya.

Mantan menteri Perindustrian itu menilai KPK tidak serius menangani kasus Nunun. Padahal, KPK telah menetapkan Nunun sebagai tersangka sejak Februari lalu. "Saya tidak tahu alasannya kenapa," ujarnya.

MUNAWWAROH

atheis
8th June 2011, 11:33 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78669&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78669&width=490)

Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni



TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menjawab kompak ketika ditanya wartawan soal pengiriman red notice(permintaan penangkapan) terhadap tersangka kasus suap cek pelawat Nunun Nurbaetie.

Ketua KPK Busyro Muqoddas sebelum rapat tim pengawas Century di Gedung DPR, Rabu 8 Juni 2011, mengatakan KPK telah mengirim red notice untuk Nunun ke kepolisian internasional (Interpol). "Red noticeNunun jalan (dikirim) hari ini," kata dia.

Busyro mengatakan, red notice dikirim ke negara-negara yang diduga disinggahi atau pernah disinggahi oleh istri bekas Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu. "Ke negara-negara yang diduga ia berada di sana," ujar dia. "Yang jelas Singapura dan Thailand, yang lainnya nanti kita lihat monitoringnya."

Sedangkan Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar mengatakan KPK saat ini masih menyiapkan red notice untuk Nunun, dan belum mengirimkannya ke Interpol. "Red notice sedang disiapkan. Belum tahu akan dikirim kapan," ujarnya.

Busyro mengatakan, KPK memastikan paspor Nunun sudah dicabut oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. KPK juga terus berupaya bekerja sinergis dengan lembaga negara lain untuk memulangkan Nunun ke Tanah Air. "Kami akan berusaha terus menghadirkan Nunun dan tidak terlalu lama," katanya.

KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka pada Februari 2011. Ia baru dua kali diperiksa KPK, itu pun pada 2010. Dalam pemeriksaannya, Nunun mengaku banyak lupa atas atas kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom.

Pada 1 April 2011, dua bulan setelah KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka, Ditjen Imigrasi kembali memperpanjang pencekalan Nunun ke luar negeri. Pencekalan terhadap Nunun diberlakukan sejak 26 Maret 2010 dan berlaku satu tahun.

Namun, posisi Nunun masih di luar negeri dan hingga hari ini belum bisa dipulangkan ke Tanah Air. Sosialita itu dikabarkan berada di Singapura, Thailand, dan Kamboja meski pada 26 Mei 2011 kepemilikan paspornya dicabut.

MAHARDIKA SATRIA HADI

j3ndiel
8th June 2011, 05:00 PM
Adang Tak Berencana Bawa Nunun Pulang



Jakarta - Pemulangan Nunun Nurbaeti terkesan sangat rumit karena keberadaan yang bersangkutan pun tidak jelas. Suami Nunun, Adang Daradjatun, pun hingga kini belum ada niat untuk membawa pulang istrinya.

"Nggak ada. Dari pribadi saya nggak ada. Dia istri saya," ujar Adang saat ditanya apakah dirinya berencana membawa pulang Nunun ke Tanah Air.

Hal itu disampaikan Adang yang juga anggota Komisi III DPR usai bertemu dengan Mahkamah Agung di Gedung MA, Jl Medan Merdeka Barat Jakarta, Rabu (8/6/2011).

Adang menyebut, terakhir kontak dengan sang istri terjadi kala dia pergi ke Singapura. "Sehabis Marni-lah. Tapi saya lupa, nanti saya lihat paspor saya dulu," imbuh mantan Wakapolri.

Marni yang dimaksud Adang adalah Sumarni, bekas sekretaris pribadi Nunun yang mengaku pernah bekerja kepada Nunun selama 14 tahun lebih, sejak 1992. Marni mengaku bertemu Nunun tahun 2010 lalu, kala diminta mengurus obat. Kala itu, menurut Marni, Nunun tengah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura. Nunun tidak dirawat inap. Nunun tinggal di sebuah apartemen yang berlokasi di Jalan Scott 28 dekat Orchad Road.

Per Februari 2011, Nunun telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dalam pemilihan deputi gubernur senior (DGS) BI. Untuk memudahkan mendatangkan Nunun ke Indonesia, KPK telah meminta Ditjen Imigrasi untuk menarik paspornya. Akhirnya, beberapa hari lalu, Imigrasi pun resmi menarik paspor Nunun.

Berdasarkan pelacakan KPK, selama mengaku tinggal di Singapura, Nunun kerap pergi bolak-balik Thailand-Singapura. Nunun kerap pergi ke Kota Bangkok. Namun, Dirjen Imigrasi Bambang Irawan menyebut, Nunun terendus meninggalkan Bangkok ke Phnom Penh, Kamboja, pada 21 Maret 2011.

Sementara Menkum HAM Patrialis Akbar menyebut, berdasar hasil manifes (data penumpang) 23 Maret 2011, Nunun melakukan perjalanan dari Thailand ke Kamboja menggunakan Bangkok Airways.

Politisi Golkar, Fahmi Idris, hari ini melemparkan informasi gres tentang Nunun. Dia menyatakan, Nunun tinggal di sebuah rumah di Phnom Penh dan pernah dikunjungi suami dan anak-anaknya.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/08/164851/1656053/10/adang-tak-berencana-bawa-nunun-pulang?9911022)

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
8th June 2011, 05:03 PM
Anggap KPK Kurang Serius, Fahmi Malas Laporkan Jejak Nunun


Jakarta - Eks Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, lumayan banyak tahu keberadaan tersangka suap DGS BI, Nunun Nurbaeti. Tetapi Fahmi malas melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ah saya sudah malas. Dulu saya laporan, saya menarik kesimpulan KPK rada kurang serius. Waktu pertama kali Nunun berada di Bangkok, lakukan sesuatu, tetapi mereka tidak percaya. Tetap saja mereka beranggapan Nunun berada di Singapura, ya sudahlah," kata Fahmi.

Hal ini disampaikan Fahmi usai menghadiri peluncuran buku "Pak Harto, The Untold Stories" di Museum Sasana Wanabhakti, TMII, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2011). Pada Februari silam, Fahmi menuturkan, Nunun berada di Thailand dalam kondisi sehat. Informasinya terbukti benar, tapi sayang Nunun sudah keburu punya "tempat menyendiri" baru di Phnom Penh, Kamboja.

Informasi Fahmi terbaru, Nunun menetap di sebuah rumah di Phnom Penh dan pernah dikunjungi suami dan anak-anaknya. Di rumah itu, Nunun ditemani oleh 2-3 orang kerabatnya.

Lebih lanjut Fahmi meminta suami Nunun, Komjen Purn Adang Daradjatun, bersikap ksatria menghadapi kasus yang melilit Nunun.

"Sebagai suami (Adang) ya oke. Tetapi, sebagai pejabat dan sekarang di DPR dan mantan Wakapolri seharusnya bertindak untuk ikut bersama-sama penegak hukum untuk menegakkan hukum. Ya secara ksatrialah," imbau Fahmi.

Berdasarkan pelacakan KPK, selama mengaku tinggal di Singapura, Nunun kerap pergi bolak-balik Thailand-Singapura. Nunun kerap pergi ke Kota Bangkok. Dirjen Imigrasi Bambang Irawan menyebut, Nunun terendus meninggalkan Bangkok ke Phnom Penh, Kamboja, pada 21 Maret 2011.

Sementara Menkum HAM Patrialis Akbar menyebut, berdasar hasil manifes (data penumpang) 23 Maret 2011, Nunun melakukan perjalanan dari Thailand ke Kamboja menggunakan Bangkok Airways.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/08/164946/1656059/10/anggap-kpk-kurang-serius-fahmi-malas-laporkan-jejak-nunun?nd991103605)

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
8th June 2011, 05:07 PM
KPK Maklumi Sikap Tertutup Adang Soal Nunun



Jakarta - Adang Daradjatun diinformasikan kerap bertemu dengan istrinya tersangka kasus suap DGS BI di Kamboja. Namun Adang selalu menutup rapat-rapat kabar itu. KPK pun maklum dan tidak akan menjeratnya dengan pasal menghalangi penyidikan.

"Ya nggak apa-apa. Itu kan keluarga," kata Wakil Ketua KPK Haryono Umar di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Rabu (8/6/2011).

Sejak awal, kata Haryono, Adang memang tidak diajak kerjasama untuk menelusuri keberadaan Nunun. Meski pernah jadi penegak hukum, status Adang sebagai suami membuat pencarian Nunun semakin sulit.

Meski begitu, informasi yang disampaikan oleh mantan menteri perindustrian Fahmi Idris bisa dimanfaatkan KPK lebih jauh.

"Yang jelas informasi yang beredar akan kita manfaatkan," ucapnya.

Pertama datang ke Phnom Penh, tersangka suap DGS BI Nunun Nurbaeti tinggal di hotel. Tapi Nunun kini menetap di perumahan. Di tempat bersembunyinya, sosialita ini juga pernah dikunjungi sang suami, Komjen Purn Adang Daradjatun, dan semua anaknya.

Menurut Fahmi Idris, keluarga Nunun sering menjenguknya. "Adang juga. Anak-anaknya semuanya pernah mengunjungi," ujar politisi Golkar ini.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/08/165904/1656066/10/kpk-maklumi-sikap-tertutup-adang-soal-nunun)

Ane speechless liat berita ini ndan...masa KPK nganggap ini wajar dan bisa dimaklumi udah bener2 sesat hukum di Indonesia

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
8th June 2011, 05:31 PM
Adang Terakhir Kontak Nunun di Singapura


Jakarta - Adang Daradjatun tidak menyebut dengan pasti kapan terakhir kali mengontak istri tercintanya, Nunun Nurbaeti. Dia hanya mengaku, terakhir kali kontak dilakukan di Singapura beberapa saat setelah sekretaris pribadi Nunun, Sumarni, ke Singapura pada 2010.

"(Kontak terakhir) Waktu ke Singapura saja. Habis Marni-lah. Tapi saya lupa, nanti saya lihat paspor saya dulu," ujar Adang.

Hal itu disampaikan Adang yang juga anggota Komisi III DPR usai bertemu dengan Mahkamah Agung di Gedung MA, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (8/6/2011).

Sumarni, bekas sekretaris pribadi Nunun mengaku bertemu Nunun tahun 2010 lalu, kala diminta mengurus obat. Kala itu, menurut Marni, Nunun tengah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura. Nunun tidak dirawat inap. Nunun tinggal di sebuah apartemen yang berlokasi di Jalan Scott 28 dekat Orchad Road.

Adang mengaku sejak terakhir bertemu Nunun di Singapura, dirinya belum bertemu lagi dengan sang istri. Terkait kondisi terakhir Nunun, menurut keterangan dokter yang pernah menangani Nunun yakni dr Andreas, Nunun sakit alzheimer.

"Sakit itu tidak akan menurun karena dia semakin tua. Ibu kan sudah 61 tahun. Saya minta yang seimbang saja beritanya," harap mantan wakapolri itu.

Per Februari 2011, Nunun telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dalam pemilihan deputi gubernur senior (DGS) BI. Untuk memudahkan mendatangkan Nunun ke Indonesia, KPK telah meminta Ditjen Imigrasi untuk menarik paspornya. Akhirnya, beberapa hari lalu, Imigrasi pun resmi menarik paspor Nunun.

Politisi Golkar, Fahmi Idris, hari ini melemparkan informasi gres tentang Nunun. Dia menyatakan, Nunun tinggal di sebuah rumah di Phnom Penh. Di rumah itu, Nunun ditemani oleh 2-3 orang kerabatnya dan pernah dikunjungi suami dan anak-anaknya.

Berdasarkan pelacakan KPK, selama mengaku tinggal di Singapura, Nunun kerap pergi bolak-balik Thailand-Singapura. Nunun kerap pergi ke Kota Bangkok. Dirjen Imigrasi Bambang Irawan menyebut, Nunun terendus meninggalkan Bangkok ke Phnom Penh, Kamboja, pada 21 Maret 2011.

Sementara Menkum HAM Patrialis Akbar menyebut, berdasar hasil manifes (data penumpang) 23 Maret 2011, Nunun melakukan perjalanan dari Thailand ke Kamboja menggunakan Bangkok Airways.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/08/170630/1656086/10/adang-terakhir-kontak-nunun-di-singapura?9911022)

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
8th June 2011, 05:55 PM
Nunun akan Jadi Buronan Interpol



Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini resmi mengirim red notice atau perintah penangkapan terhadap tersangka kasus suap DGS BI Nunun Nurbaeti. Tak lama lagi, sosialita itu bakal jadi buron interpol.

"Hari ini kita mengirim red notice ke Mabes Polri dengan harapan bisa langsung disebar," kata juru bicara KPK Johan Budi SP di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Rabu (8/6/2011).

Menurut Johan, red notice bisa jadi bahan untuk penerbitan Daftar Pencarian Orang (DPO). Interpol bisa menangkap Nunun di lokasi persembunyiannya.

"Kita harap bisa segera dilakukan prosesnya," lanjut Johan.

Nunun sudah berstatus tersangka sejak bulan Februari 2011. Sayang keberadaannya masih simpang siur. Kabar terakhir, istri mantan Wakpolri Adang Daradjatun itu berada di Phnom Penh, Kamboja.

KPK pun bergerak dan segera mengirim tim ke negeri seribu pagoda itu. Sementara imigrasi juga ikut membantu lewat pencabutan paspor.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/08/174126/1656159/10/nunun-akan-jadi-buronan-interpol?nd991103605)

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

atheis
9th June 2011, 07:26 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=77775&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=77775&width=490)
Nunun Nurbaeti. TEMPO/Novi Kartika




TEMPO Interaktif, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Fahmi Idris, mengatakan Nunun Nurbaetie, tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004, ditemani keluarganya secara bergantian selama di luar negeri. "Kira-kira ada dua hingga tiga orang bergantian," kata Fahmi di Jakarta, Rabu 8 Juni 2011 kemarin. "Pak Adang dan anak-anaknya sering datang, kok."

Menurut Fahmi, tak mungkin istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu bepergian sendirian. Di Bangkok, misalnya, Nunun ditemani anaknya. Pada kesempatan lain, kata Fahmi, Nunun ditemani keponakannya.

Fahmi mengatakan sejak awal sudah memberi tahu Komisi Pemberantasan Korupsi bahwa Nunun berada di Bangkok, Thailand, bukan di Singapura. Menurut dia, Nunun juga pernah ke Phnom Penh, Kamboja, dan Vietnam. "Memang waktu datang pertama dulu tinggal di hotel, tapi sepertinya sekarang sudah dapat perumahan, di sana (Bangkok) kan tidak seperti di Singapura,� kata Fahmi.

Fahmi, yang enggan mengungkap sumber informasinya, menyatakan, sejak paspor Nunun dicabut pada 26 Mei lalu, Nunun memegang paspor milik keponakannya yang berwajah mirip.

Ina Rachman, salah seorang kuasa hukum Nunun, membantah. �Pak Fahmingelindur. Memangnya dia tahu wajah Yane Yunarni (keponakannya), kok bisa-bisanya dibilang mirip? Bumi dan langitlah,� katanya melalui pesan pendek kemarin. Menurut Ina, berita itu fitnah belaka. �Suruh dia membuktikan omongan.�

KPK dikabarkan akan segera mengirim tim ke Kamboja untuk melacak Nunun. "Diusahakan secepatnya," kata Ketua KPK Busyro Muqqodas di kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka pada Februari lalu dalam kasus suap pemilihan deputi gubernur senior yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom. Tapi, menurut catatan kantor Imigrasi, dia sudah keluar dari Indonesia sejak setahun sebelumnya atau sekitar sebulan sebelum surat cekal untuknya dikeluarkan pada 26 Maret 2010.

Nunun terbang menumpang pesawat tujuan Frankfurt. �Tapi dia enggak sampai ke Frankfurt. Di tengah perjalanan itu, transit di Singapura. Nah, setelah itulah dia tidak kembali ke Indonesia,� kata Bambang Catur, juru bicara direktorat itu, Selasa lalu.

MUNAWWAROH | ISMA SAVITRI | RIRIN AGUSTIA

~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/09/brk,20110609-339525,id.html)

j3ndiel
9th June 2011, 10:41 AM
Polri Siap Bantu KPK Buru Nunun




Jakarta - KPK telah mengirimkan surat red notice (surat penangkapan internasional) Nunun Nurbaeti ke Mabes Polri. Polri mengaku siap membantu KPK untuk memburu tersangka kasus suap Deputi Gubernur Senior BI ini.

"NKita akan kita cek dulu suratnya. Tapi pada prinsipnya kerjasama yang telah berjalan baik sama KPK tentu tidak ada masalah ya untuk juga terkait dengan masalah-masalah kasus yang sedang ditangani KPK saat ini," ujar Kabagpenum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar lewat telepon, Kamis (9/6/2011).

Boy mengatakan, Mabes Polri siap meneruskan surat permohonan red notice KPK ke Interpol sehingga Nunun Nurbaeti dapat dipublish menjadi buronan interpol.

"Jika nanti ada permohonan kerjasama melalui jalur Interpol kita lihat saja nanti. Kan nanti akan dikoordinasikan oleh Interpol yang ada di Polri ya," jelas Boy.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan KPK telah mengirim surat permohonan red notice atas nama Nunun Nurbaeti.

Nunun sudah berstatus tersangka sejak bulan Februari 2011. Sayang keberadaannya masih simpang siur. Kabar terakhir, istri mantan Wakpolri Adang Daradjatun itu berada di Phnom Penh, Kamboja.

KPK segera mengirim tim ke negeri seribu pagoda itu. Sementara Imigrasi juga ikut membantu lewat pencabutan paspor.

"Hari ini kita mengirim red notice ke Mabes Polri dengan harapan bisa langsung disebar," kata Johan Budi hari Rabu kemarin.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/09/094611/1656432/10/polri-siap-bantu-kpk-buru-nunun?nd992203605)

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
9th June 2011, 10:47 AM
KPK Telusuri Keterlibatan Nunun Lewat Dudhie Makmun Murod



Jakarta - Nunun Nurbaeti telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap DGS BI pada 2004. Hari ini penyidik KPK memanggil terpidana Dudhie Makmun Murod untuk dimintai keterangan seputar keterlibatan Nunun dalam kasus tersebut.

"Hari ini Dudhie Makmun Murod diperiksa sebagai saksi untuk tersangka NN," tutur Kabag Pemberitaan dan Informasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Priharsa lewat telepon, Kamis (9/6/2011).

Penyidik KPK tengah mengumpulkan sejumlah keterangan terkait posisi Nunun dalam kasus yang telah menjerat puluhan anggota DPR periode 1999-2004 ini. Kemarin, KPK menjadwalkan pemeriksaan kepada Hamka Yandhu, mantan anggota DPR.

Berdasarkan kesaksian bawahan Nunun, Arie Malangjudo, di persidangan selama ini, diketahui pemberian cek pelawat kepada anggota dewan atas permintaan Nunun. Pada 2004, keduanya berkongsi di bawah PT Wahana Sejati menggarap kebun kelapa sawit. Nunun sebagai direktur utama, Arie direktur. Keduanya menggunakan rumah Nunun di Jalan Riau 17 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sebagai kantor.

Di kantor itulah, tutur Arie, Nunun memerintahkan dia membagikan cek-cek tersebut pada 8 Juni 2004. "Dia meminta saya memberikan tanda terima kasih kepada anggota Dewan," kata Arie di pengadilan.

Lantas pada 8 Juni 2004, Arie Malangjudo menerima telepon dari Dudhie Makmun Murod, yang menanyakan jatah untuk fraksinya. Arie dan Dudhie bertemu di Restoran Bebek Bali Senayan untuk menyerahkan tas merah. Dudhie mengaku diperintah Panda Nababan.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/09/103621/1656480/10/kpk-telusuri-keterlibatan-nunun-lewat-dudhie-makmun-murod?9911012)

TS Tidak menolak :melonndan: jika informasi dirasakan berguna bagi semua

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
9th June 2011, 10:55 AM
Untuk Menangkap Nunun KPK Bisa Tiru Cara Densus 88



Jakarta - Indonesian Police Watch (IPW) mendesak KPK segera memulangkan tersangka suap DGSBI, Nunun Nurbaeti, ke Indonesia. IPW menyarankan KPK mengikuti cara kerja Densus 88 dalam menangkap teroris.

Densus 88 dikenal tak kenal kompromi dalam menangkap teroris. KPK juag diminta demikian, tak pandang bulu guna mengusut tuntas kasus korupsi.

"Jadi jika Adang tidak koperatif, KPK harus segera melakukan pengeledaan ke rumah Adang, untuk mencari petunjuk dimana sesungguhnya keberadaan istrinya," ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (9/6/2011).

Dengan cara kerja ini diharapkan keberadaan Nunun dapat segera diketahui. KPK pun dapat segera memeriksa Nunun yang dikenal sebagai tokoh kunci dalam kasus suap DGSBI.

"Kalau perlu, istri, anak, ayah, ibu, dan anggota keluarga tersangka dibawa Densus 88 ke kantor polisi untuk diperiksa berhari hari dan berkali-kali demi mendapatkan petunjuk dimana keberadaan tersangka," tuturnya.

Dengan cara yang cukup berani ini diharapkan akan memaksa semua pihak untuk mendukunt pemulangan Nunun ke Indonesia. Tak terkecuali Adang yang hingga saat ini belum merasa perlu menjemput Nunun.

"Apalagi Adang adalah mantan pejabat tinggi lembaga penegak hukum yang harus senantiasa memberi contoh bahwa siapa pun di negeri ini harus patuh hukum," imbau Neta.





Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/09/060444/1656345/10/untuk-menangkap-nunun-kpk-bisa-tiru-cara-densus-88?n990102mainnews)

TS Tidak menolak :melonndan: jika informasi dirasakan berguna bagi semua

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

j3ndiel
9th June 2011, 06:07 PM
Adang Tolak Jawab Kabar Nunun Berada di Kamboja




Jakarta - Anggota Komisi III DPR Adang Daradjatun menolak mengomentari kabar keberadaan istrinya Nunun Nurbaeti di Kamboja. Adang memilih tidak menjawab dan menegaskan hak istrinya untuk berobat kemanapun.

"Saya mengerti Kamboja sebelah mana. Saya tidak akan menjawab kebenaran apakah ibu ke Kamboja," kata Adang saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2011).

Adang juga menolak menanggapi isu-isu terkait istrinya yang menjadi buron interpol. Termasuk tudingan-tudingan miring kepada keluarganya.

"Mau berobat di mana pun terserah ibu. Kita harus fair siapa yang ngomong, dia yang bertanggung jawab," imbuhnya.

Adang mempersilakan seandainya KPK atau instansi terkait mencari istrinya. "Tugas mencari kan tugas penegak hukum," tuturnya.




Sumber Berita (http://www.detiknews.com/read/2011/06/09/172800/1657039/10/adang-tolak-jawab-kabar-nunun-berada-di-kamboja?9911032)

TS Tidak menolak :melonndan: jika informasi dirasakan berguna bagi semua

http://u.ceriwis.us/img/17956cooltext524923436.gif

DreamWorldJr
10th June 2011, 07:05 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78671&width=490)
Nunun Nurbaeti. TEMPO/ Imam Yunni




TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktorat Jenderal Imigrasi memastikan Nunun Nurbaetie, tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004, tidak menggunakan paspor keponakannya selama di luar negeri.

Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi Muhammad Indra mengatakan sang keponakan, yaitu Yane Yunarni Alex, sudah kembali ke Indonesia. Dia datang dari Kuala Lumpur, Malaysia, dengan paspornya sendiri.

Yunarni pernah ke Singapura pada Agustus 2010 dan kembali lagi ke Indonesia pada Mei lalu. "Kalau paspornya dipakai Nunun, mana mungkin dia bisa kembali ke Indonesia," ujarnya kemarin, Kamis 9 Juni 2011.

Berdasarkan catatan Imigrasi, terakhir Nunun bertolak ke Phnom Penh, Kamboja, dari Thailand pada 23 Maret lalu. Pencabutan paspor Nunun dilakukan pada 26 Mei.

Di tempat terpisah, Adang Daradjatun tetap tak mau menyebutkan keberadaan istrinya saat ini. Ia mengatakan pertemuan terakhir dengan sang istri berlangsung di Singapura saat Nunun berobat.

Ketika ditanya kemungkinan Nunun ke Thailand dan Kamboja, mantan Wakil Kepala Kepolisian RI ini berujar, "Saya tidak akan menjawab kebenaran Ibu ke sana atau tidak."

Ihwal penggunaan paspor keponakan dilontarkan politikus Partai Golkar, Fahmi Idris, pada Rabu lalu. Ina Rachman, salah seorang kuasa hukum Nunun, membantah. "Kok, bisa-bisanya dibilang mirip? Bumi dan langitlah," katanya.

Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Nunun sebagai tersangka pada Februari lalu dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Nunun terbang ke luar negeri sebulan sebelum surat pencekalan dikeluarkan pada 26 Maret lalu.

RUSMAN PARAQBUEQ | MUNAWWAROH | RIRIN AGUSTIA | ANTON SEPTIAN

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/10/brk,20110610-339762,id.html


Jadi pake Paspor sapa nih ya?? :curiga: