firmanway
23rd September 2015, 05:09 PM
PT Pertamina (http://katadata.co.id/berita/2015/09/23/kesulitan-cari-dolar-pertamina-upayakan-beli-minyak-pakai-rupiah) (Persero) mengaku kesulitan mencari dolar untuk pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Saat ini perusahaan negara yang bertugas mencukupi kebutuhan energi nasional ini, sedang mengupayakan cara untuk mengurangi penggunaan dolar tersebut.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan impor minyak mentah dan BBM yang dilakukan pertamina sangat besar. Lebih dari setengah kebutuhan minyak dan BBM domestik harus dipasok dari luar negeri.
Meski tren harga minyak dunia saat ini sedang mengalami penurunan, kebutuhan dolar pertamina. Selain karena nilai tukar rupiah terus melemah, kebutuhan minyak pun terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini saja Pertamina membutuhkan setidaknya US$ 70 juta – 80 juta setiap harinya.
“Mungkin beberapa saat kalau kami sudah melakukan investasi (meningkatkan cadangan BBM) untuk beberapa hari, maka (kebutuhan dolarnya) akan lebih tinggi dari US$ 70 juta – 80 juta per hari," ujarnya usai Forum Chief Financial Officer (CFO) BUMN di Pertamina, Selasa (22/9).
Dengan kebutuhan tersebut, Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengguna dolar terbesar yang menghabiskan banyak devisa. Menurut Arief, saat ini pihaknya terus berupaya mengendalikan dan mengurangi penggunaan dolarnya. Salah satunya dengan menggunakan skema lindung nilai (hedging) sesuai aturan Bank Indonesia (BI). Hingga bulan ini, sekitar 20 persen transaksi Pertamina sudah dilakukan dengan sistem hedging.
Sumber (http://katadata.co.id/berita/2015/09/23/kesulitan-cari-dolar-pertamina-upayakan-beli-minyak-pakai-rupiah)
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan impor minyak mentah dan BBM yang dilakukan pertamina sangat besar. Lebih dari setengah kebutuhan minyak dan BBM domestik harus dipasok dari luar negeri.
Meski tren harga minyak dunia saat ini sedang mengalami penurunan, kebutuhan dolar pertamina. Selain karena nilai tukar rupiah terus melemah, kebutuhan minyak pun terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini saja Pertamina membutuhkan setidaknya US$ 70 juta – 80 juta setiap harinya.
“Mungkin beberapa saat kalau kami sudah melakukan investasi (meningkatkan cadangan BBM) untuk beberapa hari, maka (kebutuhan dolarnya) akan lebih tinggi dari US$ 70 juta – 80 juta per hari," ujarnya usai Forum Chief Financial Officer (CFO) BUMN di Pertamina, Selasa (22/9).
Dengan kebutuhan tersebut, Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengguna dolar terbesar yang menghabiskan banyak devisa. Menurut Arief, saat ini pihaknya terus berupaya mengendalikan dan mengurangi penggunaan dolarnya. Salah satunya dengan menggunakan skema lindung nilai (hedging) sesuai aturan Bank Indonesia (BI). Hingga bulan ini, sekitar 20 persen transaksi Pertamina sudah dilakukan dengan sistem hedging.
Sumber (http://katadata.co.id/berita/2015/09/23/kesulitan-cari-dolar-pertamina-upayakan-beli-minyak-pakai-rupiah)