younoob
30th July 2010, 11:21 PM
http://images.detik.com/content/2010/06/24/766/jet-lag-%28howtocurejetlag.com%29-dalam.jpg
Ilustrasi (Foto: howtocurejetlag)
Berlin, Pelancong selalu dibayangi masalah jet lag dalam penerbangan pesawat jarak jauh setelah sampai di tempat tujuan. Kini ilmuwan mulai mengembangkan pil untuk mengobati jet lag.
Jet lag membuat irama tubuh berantakan, saatnya tidur tubuh malah terbangun dan waktunya tubuh bangun malah tidur. Perasaan bingung juga muncul karena 'physiological clock' akan terganggu ketika seseorang terbang dari timur ke barat atau sebaliknya menuju kota-kota dengan zona waktu yang berbeda.
Jet lag membuat orang susah menyesuaikan diri dengan kondisi waktu di zona yang baru yang menyebabkan insomnia, kehilangan nafsu makan, kurang mawas diri hingga depresi.
Gejala yang ditimbulkan jika seseorang mengalami jet lag adalah perasaan lelah, malas, lesu setelah perjalanan, perubahan aktivitas buang air besar atau mengalami konstipasi (sembelit) dan tidak dapat tidur pada malam hari.
Masalah seperti ini akan teratasi dengan penemuan yang dilakukan peneliti dari Max Planck Institute di Jerman. Ilmuwan menemukan hormon kortisol yang menjadi kunci untuk menjaga irama sirkadian tubuh tetap sinkron.
Peneliti menemukan tingkat puncak kortisol pada tubuh terjadi pada pukul 08.00 pagi dan kemudian turun ke level terendahnya pada pukul 12.00 siang hingga pukul 04.00 pagi.
Dengan menyesuaikan puncak dan titik terendah kortisol itu, maka pil yang dibuat ini diklaim bisa mengembalikan keseimbangan alami tubuh dan pikiran dengan cepat.
Dr Gregor Eichele dan timnya melaporkan penemuan ini dalam jurnal Neuron yang menyebutkan obat metyrapone sebagai pil untuk pengatur hormon kortisol ini.
"Dengan pergeseran puncak kortisol menjadi lebih cepat atau lambat dalam satu waktu dapat meringankan jet lag. Ini telah diujicoba pada tikus dan juga dapat bekerja dalam tubuh manusia," kata Dr Eichele seperti dilansir dari Telegraph, Kamis (24/6/2010).
"Kami membuat pil yang diminum pada satu atau dua hari sebelum melakukan perjalanan jauh," lanjut Dr Eichele.
Sementara Mary Harrington, dari Smith College di Northampton berharap jika pil itu berhasil maka bisa berguna untuk pekerja shift. Asal tahu saja pekerja shift banyak dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti kanker payudara, stroke, dan penyakit (http://health.detik.com/index.php?fa=parserads.search&idkanal=755&keyword=Mw==&width=250&height=125) kardiovaskular.
Namun Harrington mengingatkan apakah penggunaan pil untuk mengobati jet lag dengan cepat baik bagi para pelancong dari pada penyembuhan jet lag secara alami meski dalam waktu yang lambat.
sumber (http://health.detik.com/read/2010/06/24/131353/1385513/766/pil-untuk-mengobati-jet-lag)
Ilustrasi (Foto: howtocurejetlag)
Berlin, Pelancong selalu dibayangi masalah jet lag dalam penerbangan pesawat jarak jauh setelah sampai di tempat tujuan. Kini ilmuwan mulai mengembangkan pil untuk mengobati jet lag.
Jet lag membuat irama tubuh berantakan, saatnya tidur tubuh malah terbangun dan waktunya tubuh bangun malah tidur. Perasaan bingung juga muncul karena 'physiological clock' akan terganggu ketika seseorang terbang dari timur ke barat atau sebaliknya menuju kota-kota dengan zona waktu yang berbeda.
Jet lag membuat orang susah menyesuaikan diri dengan kondisi waktu di zona yang baru yang menyebabkan insomnia, kehilangan nafsu makan, kurang mawas diri hingga depresi.
Gejala yang ditimbulkan jika seseorang mengalami jet lag adalah perasaan lelah, malas, lesu setelah perjalanan, perubahan aktivitas buang air besar atau mengalami konstipasi (sembelit) dan tidak dapat tidur pada malam hari.
Masalah seperti ini akan teratasi dengan penemuan yang dilakukan peneliti dari Max Planck Institute di Jerman. Ilmuwan menemukan hormon kortisol yang menjadi kunci untuk menjaga irama sirkadian tubuh tetap sinkron.
Peneliti menemukan tingkat puncak kortisol pada tubuh terjadi pada pukul 08.00 pagi dan kemudian turun ke level terendahnya pada pukul 12.00 siang hingga pukul 04.00 pagi.
Dengan menyesuaikan puncak dan titik terendah kortisol itu, maka pil yang dibuat ini diklaim bisa mengembalikan keseimbangan alami tubuh dan pikiran dengan cepat.
Dr Gregor Eichele dan timnya melaporkan penemuan ini dalam jurnal Neuron yang menyebutkan obat metyrapone sebagai pil untuk pengatur hormon kortisol ini.
"Dengan pergeseran puncak kortisol menjadi lebih cepat atau lambat dalam satu waktu dapat meringankan jet lag. Ini telah diujicoba pada tikus dan juga dapat bekerja dalam tubuh manusia," kata Dr Eichele seperti dilansir dari Telegraph, Kamis (24/6/2010).
"Kami membuat pil yang diminum pada satu atau dua hari sebelum melakukan perjalanan jauh," lanjut Dr Eichele.
Sementara Mary Harrington, dari Smith College di Northampton berharap jika pil itu berhasil maka bisa berguna untuk pekerja shift. Asal tahu saja pekerja shift banyak dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti kanker payudara, stroke, dan penyakit (http://health.detik.com/index.php?fa=parserads.search&idkanal=755&keyword=Mw==&width=250&height=125) kardiovaskular.
Namun Harrington mengingatkan apakah penggunaan pil untuk mengobati jet lag dengan cepat baik bagi para pelancong dari pada penyembuhan jet lag secara alami meski dalam waktu yang lambat.
sumber (http://health.detik.com/read/2010/06/24/131353/1385513/766/pil-untuk-mengobati-jet-lag)