Gusnan
3rd June 2015, 04:21 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fasia%2F27919 4-elit-pimpinan-pemberontak-komunis-di-filipina-telah-ditangkap.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia&cb=88cd155227
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1394620758.jpg
Para anggota kelompok separatis Maois. (AFP)
Manila - Para pejabat pada Selasa (2/6) mengatakan elit pimpinan gerilya komunis di Filipina telah ditangkap dalam serangan kepada pemberontakan Maois yang sudah berusia puluhan tahun setelah penahanan pendahulunya tahun lalu.
Militer dalam pernyataannya mengatakan, elit pimpinan yang ditangkap adalah Adelberto Silva. Ia dianggap sebagai peringkat tertinggi pemimpin Partai Komunis Filipina (CPP) dan organisasi sayapnya, Tentara Rakyat Baru (NPA).
"Dia adalah orkestra keseluruhan dari gerakan pemberontak di seluruh negeri. Dia menyelenggarakan kegiatan pemberontak," kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Joselito Kakilala kepada AFP.
Kakilala mengatakan penangkapan itu akan memiliki dampak besar dan akan mengganggu arah dan program strategis mereka pemberontak tersebut.
Pasukan keamanan Filipina pada Maret tahun lalu menangkap Ketua CPP Benito Tiamzon dan istrinya Wilma Tiamzon, yang merupakan sekjen partai.
Setelah kampanye bersenjata yang telah merenggut ribuan nyawa di seluruh negeri, Kakilala mengatakan NPA kini memiliki kurang dari 4.000 pejuang.
Kakilala mengatakan Silva, yang usia dan latar belakang pribadi tidak diungkapkan atau dikenal publik, mengambil alih kepemimpinan CPP-NPA setelah penangkapan Tiamzons.
Polisi mengatakan Silva ditangkap di tempat persembunyiannya di kota Bacoor di pinggiran selatan Manila pada Senin (1/6) bersama dengan pria lain dan seorang wanita.
Polisi melaporkan bahwa dia telah tinggal di rumah selama satu tahun dan telah bergaya sebagai pengusaha.
Polisi mengatakan mereka menyita perangkat elektronik, granat, dan dokumen yang ada di tempat persembunyian itu.
Militer mengatakan Silva akan diadili atas pembunuhan 15 orang yang telah dikuburkan dalam sebuah kuburan massal di pulau tengah Leyte pada 1985.
Pemerintah menduga 15 orang itu diculik dan kemudian dibunuh oleh NPA karena dicurigai menjadi mata-mata militer.
Tiamzons menolak untuk memasukkan permohonan di pengadilan mereka bulan lalu untuk pembunuhan yang sama, sehingga pengadilan memasuki proses permohonan tidak bersalah atas nama mereka.
Upaya berulang-ulang oleh pemerintah untuk mengatur perundingan perdamaian telah gagal untuk mengakhiri pemberontakan komunis, yang berdasarkan perkiraan resmi telah merenggut sekitar 30.000 nyawa.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1394620758.jpg
Para anggota kelompok separatis Maois. (AFP)
Manila - Para pejabat pada Selasa (2/6) mengatakan elit pimpinan gerilya komunis di Filipina telah ditangkap dalam serangan kepada pemberontakan Maois yang sudah berusia puluhan tahun setelah penahanan pendahulunya tahun lalu.
Militer dalam pernyataannya mengatakan, elit pimpinan yang ditangkap adalah Adelberto Silva. Ia dianggap sebagai peringkat tertinggi pemimpin Partai Komunis Filipina (CPP) dan organisasi sayapnya, Tentara Rakyat Baru (NPA).
"Dia adalah orkestra keseluruhan dari gerakan pemberontak di seluruh negeri. Dia menyelenggarakan kegiatan pemberontak," kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Joselito Kakilala kepada AFP.
Kakilala mengatakan penangkapan itu akan memiliki dampak besar dan akan mengganggu arah dan program strategis mereka pemberontak tersebut.
Pasukan keamanan Filipina pada Maret tahun lalu menangkap Ketua CPP Benito Tiamzon dan istrinya Wilma Tiamzon, yang merupakan sekjen partai.
Setelah kampanye bersenjata yang telah merenggut ribuan nyawa di seluruh negeri, Kakilala mengatakan NPA kini memiliki kurang dari 4.000 pejuang.
Kakilala mengatakan Silva, yang usia dan latar belakang pribadi tidak diungkapkan atau dikenal publik, mengambil alih kepemimpinan CPP-NPA setelah penangkapan Tiamzons.
Polisi mengatakan Silva ditangkap di tempat persembunyiannya di kota Bacoor di pinggiran selatan Manila pada Senin (1/6) bersama dengan pria lain dan seorang wanita.
Polisi melaporkan bahwa dia telah tinggal di rumah selama satu tahun dan telah bergaya sebagai pengusaha.
Polisi mengatakan mereka menyita perangkat elektronik, granat, dan dokumen yang ada di tempat persembunyian itu.
Militer mengatakan Silva akan diadili atas pembunuhan 15 orang yang telah dikuburkan dalam sebuah kuburan massal di pulau tengah Leyte pada 1985.
Pemerintah menduga 15 orang itu diculik dan kemudian dibunuh oleh NPA karena dicurigai menjadi mata-mata militer.
Tiamzons menolak untuk memasukkan permohonan di pengadilan mereka bulan lalu untuk pembunuhan yang sama, sehingga pengadilan memasuki proses permohonan tidak bersalah atas nama mereka.
Upaya berulang-ulang oleh pemerintah untuk mengatur perundingan perdamaian telah gagal untuk mengakhiri pemberontakan komunis, yang berdasarkan perkiraan resmi telah merenggut sekitar 30.000 nyawa.