Log in

View Full Version : Gowes di Sindoro, Mulai Jarak Pandang 5 M Hingga Melintasi Jurang


Gusnan
27th May 2015, 04:49 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdestinasi%2F 277287-gowes-di-sindoro-mulai-jarak-pandang-5-m-hingga-melintasi-jurang.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Ffood-travel&cb=53c9db70ef

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1432558569.jpg

Sejumlah jurnalis saat melewati trek MTB di kawasan kaki gunung Sindoro, Wonosobo, Jawa Tengah, 23 Mei 2015.


Bagi penikmat alam bebas sepeda gunung yang menyukai tantangan turunan, trek Sendang Sirodilogo, Gunung Sindoro, Wonosobo, Jawa Tengah cocok menjadi pilihan.
Journalis Mountain Bike (JMTB) pada akhir pekan lalu berkesempatan menjelajahi trek yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai jalur petilasan kerabat Pangeran Diponegoro itu. Acara ini didukung PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Sinarmas Group, PT Garuda Indonesia Tbk dan SAB Industries.
Ketua Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Wonosobo, Umar Kusuma, mengatakan, trek Sendang Sirodilogo merupakan trek petilasan kerabat Pangeran Diponegoro semasa perang di jaman kolonial. "Menurut legenda, asal mula sumber air Sendang Sirodilogo berasal dari tongkat yang ditancapkan kerabat Diponegoro. Saat itu dia kesulitan air untuk wudhu," kata Umar beberapa waktu lalu.
Trek Sirodilogo sepanjang 18 kilometer (km) mengarungi jalur hutan dan perkebunan warga dari ketinggian 1.800 meter (m) dan finish di ketinggian 800 m. Dengan karakteristik 95 persen turunan yang sebagian diapit tebing dan jurang, trek Sirodilogo membutuhkan teknik bersepeda mumpuni, di samping kesiapan fisik dan mental. Salah perhitungan sedikit saja, goweser-sebutan pesepeda- bisa terperosok ke jurang sedalam rumah dua lantai.
Tidak hanya itu, menelusuri trek Sirodilogo mengharuskan goweser melintas sumber air (sendang) yang penuh bebatuan besar dan curam, sehingga tidak memungkinkan sekalipun dituntun, apalagi digowes. Pilihannya, sepeda harus dibopong. "Trek ini cocok bagi yang suka adventure," kata Umar yang juga pemandu sepeda lokal.
Di beberapa trek, goweser harus melintas single track (jalur tunggal) tanah gembut bercampur bebatuan (makadam) yang hanya cukup dilalui satu sepeda dengan diapit tebing dan jurang. Bahkan ketika usai melakukan koreksi atau pengereman, kaki goweser harus berpijak ke sisi tebing. Jika salah perhitungan dan berpijak ke sisi bagian luar, bisa berakibat fatal terperosok ke jurang.
Perjalanan semakin menantang karena kabut pekat menutupi jalur dengan jarak pandang 5-10 meter (m) saja. Diperlukan lampu/flash di setiap sepeda, dan pengaturan jarak antar goweser, untuk menghindari tabrakan jika salah satu melakukan rem mendadak.
Tantangan tidak berhenti di situ. Bahkan menjelang finish, goweser harus menuruni anak tangga bebatuan lepas yang tidak teratur dengan kemiringan nyaris 45 derajat. Tidak tanggung-tanggung, jaraknya bisa sepanjang lapangan bola dengan variasi belokan patah. Namun bagi yang belum siap tak perlu khawatir, disediakan jalur lain meski sedikit memutar.
Ketua JMTB Ahmad Fauzi mengaku puas JMTB bisa melakukan perjalanan di trek Gunung Sindoro ini. Meski beberapa goweser jatuh dan terpeleset, namun secara keseluruhan kegiatan berjalan sukses. "Itu sudah diantisipasi dengan perlengkapan keselamatan. Kita juga tidak selalu fokus pada olahraga, namun yang utama kebersamaan," kata Fauzi.
Whisnu Bagus Prasetyo/WBP