Gusnan
19th May 2015, 07:09 PM
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/konohello05_136.jpg Akhir akhir ini media internasional membahas mengenai tes keperawanan di lingkungan TNI. Mereka mempertanyakan apa gunanya tes keperawanan di lingkungan TNI. Lembaga pembela hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) juga mendesak agar tes keperawanan untuk perempuan calon prajurit dan calon istri anggota Tentara Nasional Indonesia dihapus.
Lembaga itu mengeluarkan hasil wawancaranya dengan sebelas perempuan yang menjadi “korban” tes keperawanan di rumah sakit militer di Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Dan yang di tes keperawanan ini bukan saja pelamar TNI tapi juga orang orang atau para tunangan para prajurit TNI.
“Pelamar atau tunangan yang dinyatakan ‘gagal’ memang tak lantas dihukum, namun menurut mereka tes itu menyakitkan, memalukan, dan meninggalkan trauma,”
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/350666_620.jpg
Source: Tes Keperawanan Tentara Perempuan Diklaim Tes Mental | -nasional- | Tempo.co (http://www.tempo.co/read/news/2015/05/14/078666259/Tes-Keperawanan-Tentara-Perempuan-Diklaim-Tes-Mental)
Mereka mengatakan tes keperawanan ini dilakukan dengan memasukkan dua jari tangan ke dalam alat kelamin perempuan untuk memastikan selaput daranya masih utuh. Padahal yang namanya selaput dara bisa saja sobek tanpa hubungan seksual. HRW mengatakan, tes ini sama sekali tidak ilmiah dan sama sekali tidak berguna. Karena kalaupun tes nya gagal sama sekali tidak mempengaruhi apa apa dan malah meninggalkan trauma yang mendalam.
Bagaimana perasaan anda, kalau anda seorang wanita dan alat kelamin anda dipegang pegang dan diraba raba hanya untuk sebuah tes yang belum jelas tujuannya?
Namun Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan tes keperawanan adalah bagian dari tes kesehatan yang harus dijalani perempuan calon prajurit. Tes tersebut dibutuhkan untuk melihat kesehatan mental seorang perempuan sebelum menjadi tentara.
Dan untuk tes keperawanan ini digunakan untuk melihat latar belakang calon prajurit TNI atau tunangan para prajurit TNI. Bila ternyata dia tidak perawan, dokter akan memeriksa lebih lanjut penyebab ketidakperawanan itu. “Mungkin karena kecelakaan, sakit, tapi bisa juga karena kelakuan atau kebiasaan.”
Namun ini yang disanggah oleh HRW, mereka mengatakan kalau tes keperawanan sama sekali tidak ada hubungannya dengan keamanan negara. Ini hanya menunggalkan trauma yang mendalam, menurut mereka tes keperawanan adalah bentuk kekerasan gender yang telah ditolak secara luas. Pada November 2014 WHO telah menyatakan “tes keperawanan atau tes dua jari tak punya dasar ilmiah dan tak valid”.
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/211333220150508-Panglima-TNI-Jenderal-Moeldoko780x390-700x350.jpg
Source: Panglima TNI: Tes Keperawanan untuk Kebaikan, Kenapa Harus Dikritik? - Kompas.com (http://nasional.kompas.com/read/2015/05/15/20005141/Panglima.TNI.Tes.Keperawanan.untuk.Kebaikan.Kenapa .Harus.Dikritik).
Tapi sekali lagi TNI mengungkapkan Oh ya itu, salah satu syarat ya. Terus kenapa masalahnya? Kalau itu untuk kebaikan, kenapa harus dikritik begitu?”
Tes keperawanan, sebut Moeldoko, adalah bagian dari penilaian moralitas. “Ya itu sebenarnya (penilaian moralitas). Enggak ada upaya lain,” ucap Moeldoko.
Tes keperawanan ini sempat diusulkan sejumlah daerah sebagai syarat kelulusan SMA namun banyak yang menentang dan menolak, terutama aktivis perempuan. Sekarang dengan adanya Tes Keperawanan di kalangan TNI, apa yang anda pikirkan? Bagaimana menurut anda?
Lembaga itu mengeluarkan hasil wawancaranya dengan sebelas perempuan yang menjadi “korban” tes keperawanan di rumah sakit militer di Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Dan yang di tes keperawanan ini bukan saja pelamar TNI tapi juga orang orang atau para tunangan para prajurit TNI.
“Pelamar atau tunangan yang dinyatakan ‘gagal’ memang tak lantas dihukum, namun menurut mereka tes itu menyakitkan, memalukan, dan meninggalkan trauma,”
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/350666_620.jpg
Source: Tes Keperawanan Tentara Perempuan Diklaim Tes Mental | -nasional- | Tempo.co (http://www.tempo.co/read/news/2015/05/14/078666259/Tes-Keperawanan-Tentara-Perempuan-Diklaim-Tes-Mental)
Mereka mengatakan tes keperawanan ini dilakukan dengan memasukkan dua jari tangan ke dalam alat kelamin perempuan untuk memastikan selaput daranya masih utuh. Padahal yang namanya selaput dara bisa saja sobek tanpa hubungan seksual. HRW mengatakan, tes ini sama sekali tidak ilmiah dan sama sekali tidak berguna. Karena kalaupun tes nya gagal sama sekali tidak mempengaruhi apa apa dan malah meninggalkan trauma yang mendalam.
Bagaimana perasaan anda, kalau anda seorang wanita dan alat kelamin anda dipegang pegang dan diraba raba hanya untuk sebuah tes yang belum jelas tujuannya?
Namun Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan tes keperawanan adalah bagian dari tes kesehatan yang harus dijalani perempuan calon prajurit. Tes tersebut dibutuhkan untuk melihat kesehatan mental seorang perempuan sebelum menjadi tentara.
Dan untuk tes keperawanan ini digunakan untuk melihat latar belakang calon prajurit TNI atau tunangan para prajurit TNI. Bila ternyata dia tidak perawan, dokter akan memeriksa lebih lanjut penyebab ketidakperawanan itu. “Mungkin karena kecelakaan, sakit, tapi bisa juga karena kelakuan atau kebiasaan.”
Namun ini yang disanggah oleh HRW, mereka mengatakan kalau tes keperawanan sama sekali tidak ada hubungannya dengan keamanan negara. Ini hanya menunggalkan trauma yang mendalam, menurut mereka tes keperawanan adalah bentuk kekerasan gender yang telah ditolak secara luas. Pada November 2014 WHO telah menyatakan “tes keperawanan atau tes dua jari tak punya dasar ilmiah dan tak valid”.
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/211333220150508-Panglima-TNI-Jenderal-Moeldoko780x390-700x350.jpg
Source: Panglima TNI: Tes Keperawanan untuk Kebaikan, Kenapa Harus Dikritik? - Kompas.com (http://nasional.kompas.com/read/2015/05/15/20005141/Panglima.TNI.Tes.Keperawanan.untuk.Kebaikan.Kenapa .Harus.Dikritik).
Tapi sekali lagi TNI mengungkapkan Oh ya itu, salah satu syarat ya. Terus kenapa masalahnya? Kalau itu untuk kebaikan, kenapa harus dikritik begitu?”
Tes keperawanan, sebut Moeldoko, adalah bagian dari penilaian moralitas. “Ya itu sebenarnya (penilaian moralitas). Enggak ada upaya lain,” ucap Moeldoko.
Tes keperawanan ini sempat diusulkan sejumlah daerah sebagai syarat kelulusan SMA namun banyak yang menentang dan menolak, terutama aktivis perempuan. Sekarang dengan adanya Tes Keperawanan di kalangan TNI, apa yang anda pikirkan? Bagaimana menurut anda?