Log in

View Full Version : Sistem Keamanan JIS Standar Internasional, Mustahil Terjadi Sodomi


Gusnan
18th May 2015, 04:49 AM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fhukum-kriminalitas%2F274724-sistem-keamanan-jis-standar-internasional-mustahil-terjadi-sodomi.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fmegapoli tan&cb=e73614aa63

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1397641355.jpg \


Jakarta - Persidangan gugatan perdata terhadap Jakarta Intercultuural School (JIS) senilai US$125 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun terus memunculkan fakta-fakta baru.
Dari sisi keamanan sekolah, terungkap fakta bahwa sistem keamanan di JIS sudah terakreditasi oleh lembaga internasional, Council of International Schools dan Western Association of Schools and Colleges sebagai bukti bahwa pengamanan di lingkungan sekolah sudah sangat baik dan ketat.
Jadi, sangat tidak masuk akal dengan tuduhan pelecehan seksual yang dialami MAK dijadikan sebagai dasar gugatan sebesar
US$125 juta, terjadi di lingungan JIS.
Untuk menjamin keamanan di lingkungan sekolah, misalnya, JIS menerapkan pemeriksaan kendaraan masuk secara ketat, pemeriksaan pengunjung, pengamanan akses sekolah, pemeriksaan pengantar murid, pengamanan menuju gedung sekolah, pemasangan CCTV dan melakukan patroli secara rutin.
Faktor-faktor tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Indonusa Primatama Jaya (IPJ Services), Windy Marthavianty, konsultan keamanan terakreditasi yang telah melakukan survei keamanan di enam sekolah bertaraf internasional dan nasional unggulan di Jabodetabek, termasuk JIS.
Dari hasil survei sekolah, JIS memiliki sistem keamanan paling ketat. IPJ Services telah memberikan jasa konsultasi keamanan kepada JIS sejak 2008.
"Kita melakukan kunjungan secara rutin untuk mengetahui sistem pengamanan yang didukung fasilitas-fasilitas khusus seperti pengamanan di tempat terbuka, di toilet maupun ruang kelas. Sistem keamanan di JIS sangat bagus," kata Windy saat dihubungi, Minggu (17/5).
Khusus untuk anak-anak TK, ruang kelas dan ruang toilet sangat berdekatan. Hal ini untuk meningkatkan keamanan karena masih dalam jangkauan pengamanan para guru. Walaupun tidak ada petugas keamanan yang secara khusus menjaga ruang toilet anak.
"Untuk kelas anak-anak standarnya tidak berjauhan demikian juga di JIS, cukup 5 menit untuk kembali lagi dari toilet ke ruang kelas," kata Windy.
Fakta ini dikuatkan Wakil Kepala Sekolah JIS, Steve Druggan. Untuk mendukung pengamanan, JIS telah memasang 600 kamera CCTV sebelum laporan orang tua MAK.
Bahkan sistem keamanan JIS telah mendapat akreditasi dari Asosiasi Sekolah Internasional dari lembaga internasional, Council of International Schools dan Western Association of School and Colleges.
"Tim akreditasi mendatangi JIS setiap lima tahun sekali. Sertifikasi terakhir pada Maret 2015," kata Druggan.
Super Ketat
Pengawasan terhadap siswa JIS dilakukan super ketat, tidak hanya saat jam belajar tetapi juga saat istirahat. Khusus untuk siswa TK, saat jam istirahat dan bermain di halaman tetap diawasi oleh setidaknya empat orang asisten guru. Keempat asisten guru berdiri terpencar mengawasi mereka bermain.
Bila ada anak menghilang dari pantauan, maka asisten guru terdekat dengan anak saat terakhir terlihat segera mencari keberadaannya.
"Jam istirahat anak TK dan anak SD bergantian sehingga akan mudah mengawasinya," kata asisten guru di kelas MAK, Luciana Kristina yang merupakan asisten Neal Murphy di ruang kelas Anggrek.
Luciana menegaskan, ruang toilet dan ruang kelas untuk anak TK sangat berdekatan. Untuk mencapainya hanya perlu 40 detik saja.
Bila anak sudah bisa berkemas-kemas di toilet sendiri, maka asisten guru tidak akan mendampinginya. Namun akan langsung dicari bila dalam tiga menit tidak langsung kembali ke ruang kelas.
"Untuk kelas TK terdapat 4 ruang kelas dengan toilet yang terpisah antara anak lagi-laki dan perempuan. Sebagaian anak tidak perlu didampingi ke toilet karena suatu kebanggaan bila sudah dapat ke toilet sendiri tanpa bantuan asisten guru," jelasnya.
Luciana yakin dengan sistem kerja di ruang Anggrek tersebut, tidak memungkinkan terjadinya pelecehan seksual seperti yang dialami laporkan orang tua MAK dalam kurun waktu Desember 2013-Maret 2014.
Sebab kejadian tersebut memerlukan waktu lebih dari lima menit untuk melakukan sodomi terhadap MAK yang dilakukan enam orang petugas kebersihan dari PT ISS di yang toilet anggrek saat jam sekolah.
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya menilai, selama ada pembatasan waktu atau interval kunjungan siswa ke kamar kecil, maka perbuatan pelecehan seksual akan sulit terjadi.
"Otomatis ketika anak pernah disodomi oleh para pelaku, maka si anak sangat kecil kemungkinan bersedia kembali ke tempat tersebut," kata Mustofa, yang juga anggota PP Muhammadiyah ini.
Apalagi dalam video saat rekonstruksi yang diperagakan MAK, tampak seolah menjadi aktor yang harus bersedia mengikuti arahan penyidik.
"Dalam video yang saya dapat, si anak tampak bingung dan dapat dibawa bahwa si anak sebenarnya tidak mengalami peristiwanya. Pendek kata, si anak tidak menjadi korban sodomi," tegas Mustofa.
Dengan demikian tuduhan TPW yang merupakan orang tua MAK sangat tidak masuk akal. TPW menggugat JIS dengan tuntutan ganti rugi materiil senilai US$ 125 juta atau setara dengan Rp 1,6 triliun dari awal gugatan hanya sebesar US$12 juta dengan alasan MAK telah disodomi bergantian saat jam sekolah di JIS.