Gusnan
16th May 2015, 02:08 PM
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/cheats.jpg Mencontek masih banyak dilakukan orang orang untuk mendapatkan nilai bagus dengan instant. Ada yang membeli bocoran ujian, ada yang membawa contekan berupa coretan kertas ke dalam ruang ujian, ada juga yang langsung bertanya ke teman saat di dalam ruang ujian. Cara melakukannya pun beragam, ada yang amatiran hanya dilakukan sendirian, ada juga yang dilakukan dengan kerjasama kelompok.
Namun tahukan anda? kalau sekarang ada teknik mencontek yang sangat canggih? Kenapa canggih? Karena menggunakan alat alat teknologi tinggi di dalam perjalanan mencontek mereka. Berikut ada tiga cerita mengenai mencontek canggih ala calon mahasiswa yang sangat ingin masuk ke FK Universitas Muhammadiyah Malang.
Kepolisian Malang dan panitia seleksi masuk Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membongkar dua modus perjokian di kampus UMM ini pada hari senin 11/5/2015/ Polisi menangkap lima peserta ujian dan dua orang yang diduga menjadi operator perjokian.
Pihak universitas mengungkapkan, kali ini ada dua modus yang berhasil dibongkar. Kedua modus ini menggunakan teknik yang berbeda dengan yang selama ini diketahui, bahkan menggunakan teknologi tinggi didalam pengerjaannya.
Modus yang pertama, menggunakan Handy Talkie (HT) untuk berhubungan dengan joki yang ada di luar lokasi ujian. HT itu diletakkan di sela sela payudaranya. Petugas pengawas akhirnya meringkus setelah melihat adanya gerak gerik mencurigakan dari si gadis ini. Modus yang pertama ini menurut kepolisian masih merupakan modus tradisional yang biasa digunakan beberapa peserta ujian sebelumnya. Namun kedua modus yang berikut ini merupakan modus yang sudah melibatkan teknologi tinggi di dalam pengerjaannya.
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/143.jpg
Source: http://regional.kompas.com/read/2015/05/13/06300041/Demi.Lulus.Ujian.Masuk.FK.Calon.Mahasiswa.Rela.Tan am.Chip.di.Telinga
Modus yang kedua, sudah melibatkan peralatan yang lebih canggih. Alat alat yang dibawa peserta antara lain, server, alat penangkap sinyal, kamera pemindai, ponsel dan magnet sebagai alat penangkap gelombang suara.
Cara kerjanya, peserta laki-laki memasang ponsel dan alat penangkap sinyal di selangkangan. Lalu ada kabel yang ditempelkan menggunakan isolasi kertas di tubuh peserta. Sementara peserta perempuan menaruh ponsel dan alat penangkap sinyal di kerudung bagian belakang. Sedangkan magnet penangkap gelombang suara dimasukkan ke lubang telinga.
Kamera sebagai alat membaca soal dimasukkan ke dompet kain. Dompet kain itu diberi lubang tepat di kamera ponsel.
Cara kerja alat itu sendiri, yaitu kamera ponsel berfungsi memotret soal ujian. Kamera ditaruh di paha ataupun di meja kuliah. Kemudian soal ditempatkan di atas kamera.
Kamera itu bisa membaca soal dalam jarak berapa pun. Jika soal sudah terbaca kamera, operator akan menangkap isi soal. Kemudian operator segera mengirim jawaban ke peserta.
Cara pengiriman jawabannya pun tergolong sangat canggih dengan menggunakan chip yang ditanam di telinga dan ukurannya sangat kecil. Yang lebih fantastis, setiap peserta harus membayar antara Rp.120 – Rp.160 juta, dan harus dilunasi saat dinyatakan lulus masuk Fakultas Kedokteran UMM.
Sedemikian bergengsinya kah jurusan kedokteran hingga mereka harus seperti ini? atau mereka hanya mengejar harta setelah mereka menjadi dokter? dan melupakan sumpah dokter mereka kelak? kalau seperti ini pantas saja banyak dokter yang tidak memperdulikan pasiennya yang penting pundi pundi hartanya bertambah. Walaupun masih banyak juga dokter yang berbakti dan benar benar mengabdi kepada pasiennya
Namun tahukan anda? kalau sekarang ada teknik mencontek yang sangat canggih? Kenapa canggih? Karena menggunakan alat alat teknologi tinggi di dalam perjalanan mencontek mereka. Berikut ada tiga cerita mengenai mencontek canggih ala calon mahasiswa yang sangat ingin masuk ke FK Universitas Muhammadiyah Malang.
Kepolisian Malang dan panitia seleksi masuk Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membongkar dua modus perjokian di kampus UMM ini pada hari senin 11/5/2015/ Polisi menangkap lima peserta ujian dan dua orang yang diduga menjadi operator perjokian.
Pihak universitas mengungkapkan, kali ini ada dua modus yang berhasil dibongkar. Kedua modus ini menggunakan teknik yang berbeda dengan yang selama ini diketahui, bahkan menggunakan teknologi tinggi didalam pengerjaannya.
Modus yang pertama, menggunakan Handy Talkie (HT) untuk berhubungan dengan joki yang ada di luar lokasi ujian. HT itu diletakkan di sela sela payudaranya. Petugas pengawas akhirnya meringkus setelah melihat adanya gerak gerik mencurigakan dari si gadis ini. Modus yang pertama ini menurut kepolisian masih merupakan modus tradisional yang biasa digunakan beberapa peserta ujian sebelumnya. Namun kedua modus yang berikut ini merupakan modus yang sudah melibatkan teknologi tinggi di dalam pengerjaannya.
http://hello-pet.com/assets/uploads/2015/05/143.jpg
Source: http://regional.kompas.com/read/2015/05/13/06300041/Demi.Lulus.Ujian.Masuk.FK.Calon.Mahasiswa.Rela.Tan am.Chip.di.Telinga
Modus yang kedua, sudah melibatkan peralatan yang lebih canggih. Alat alat yang dibawa peserta antara lain, server, alat penangkap sinyal, kamera pemindai, ponsel dan magnet sebagai alat penangkap gelombang suara.
Cara kerjanya, peserta laki-laki memasang ponsel dan alat penangkap sinyal di selangkangan. Lalu ada kabel yang ditempelkan menggunakan isolasi kertas di tubuh peserta. Sementara peserta perempuan menaruh ponsel dan alat penangkap sinyal di kerudung bagian belakang. Sedangkan magnet penangkap gelombang suara dimasukkan ke lubang telinga.
Kamera sebagai alat membaca soal dimasukkan ke dompet kain. Dompet kain itu diberi lubang tepat di kamera ponsel.
Cara kerja alat itu sendiri, yaitu kamera ponsel berfungsi memotret soal ujian. Kamera ditaruh di paha ataupun di meja kuliah. Kemudian soal ditempatkan di atas kamera.
Kamera itu bisa membaca soal dalam jarak berapa pun. Jika soal sudah terbaca kamera, operator akan menangkap isi soal. Kemudian operator segera mengirim jawaban ke peserta.
Cara pengiriman jawabannya pun tergolong sangat canggih dengan menggunakan chip yang ditanam di telinga dan ukurannya sangat kecil. Yang lebih fantastis, setiap peserta harus membayar antara Rp.120 – Rp.160 juta, dan harus dilunasi saat dinyatakan lulus masuk Fakultas Kedokteran UMM.
Sedemikian bergengsinya kah jurusan kedokteran hingga mereka harus seperti ini? atau mereka hanya mengejar harta setelah mereka menjadi dokter? dan melupakan sumpah dokter mereka kelak? kalau seperti ini pantas saja banyak dokter yang tidak memperdulikan pasiennya yang penting pundi pundi hartanya bertambah. Walaupun masih banyak juga dokter yang berbakti dan benar benar mengabdi kepada pasiennya