PDA

View Full Version : Mata Najwa Buka Mata kita


Gusnan
7th May 2015, 02:57 PM
http://assets.kompasiana.com/statics/u/prf/1394607844326784939.jpg



Zen Muttaqin (http://www.kompasiana.com/ZEN-MUTTAQIN)





0inShare






http://assets.kompasiana.com/statics/files/1430961294497279808.jpg?t=o&v=700

(http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=http%3A%2F%2Fwww.tonfeb.com%2F2014%2F05%2Fcara-menonton-mata-najwa-secara-langsung-di-studio.html&ei=UbxKVYG6NJOVuATc74HQDQ&bvm=bv.92765956,d.c2E&psig=AFQjCNGX8CMxfCLNdfDXk5RMUIOxq9pj1g&ust=1431047572740359)

Mata Najwa kembali membuka tabir nyata, tanpa ada manipulasi fakta fakta yang ada di tengah2 kerancuan berita di sepakbola.
Dengan sangat gamblang jelas tersirat keraguan dan kegamangan bahkan kegalauan yang melanda pengurus dan pengelola Klub2. Klub tak bisa memalingkan diri dari kenyataan yang ada, bahwa mereka sungguh2 sangat terpukul dengan dihentikannya kompetisi oleh PSSI dan PT LI, dan sangat menghendaki tidak terhenti, meneruskan berjalannya kompetisi.
Tidak mau kehilangan kesempatan dan kelanjutan kehidupan mereka masing masing, telah mendorong dirinya ada dipinggir jurang kegalauan. Dan tidak mungkin terjadi, manusia ingin memerosokkan diri kedalam jurang kehancuran. Dengan segala daya upaya pasti akan berjuang menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya dari jurang kehancuran.
Keukeuhnya Menpora ternyata memiliki alasan yang sangat kuat ketika memutuskan dan menjalankan policy Pembekuan PSSI. Memaksa seluruh jajaran sepakbola dibelakang Pengurus PSSI, reset kepada posisi titik awal. Yang kemudian ditandai dengan peristiwa dihentikannya kompetisi ISL oleh PSSI cq PT Liga.
Kecaman keras dari FIFA kepada Pengurus PSSI, justru dijadikan senjata pamungkas dengan menebar ancaman kepada Pemerintah cq Menpora. Yang justru menunjukkan ketololanya sendiri, karena Pemerintah cq Menpora justru sudah lebih dahulu membekukan kegiatan pengurus PSSI tersebut. Pemerintah cq Menpora justru selangkah lebih maju dari FIFA.
Sementara perjuangan pengurus2 PSSI justru semakin membabi buta dan tak jelas tujuannya, tahu tahu seluruh stake holder sepakbola semakin terdorong kepinggir jurang kehancuran. memaksa mereka pada kondisi terancam kehidupannya. Klub klub yang selama ini setia dibelakang mereka justru semakin terasa berada dipinggir jurang kehancuran.
Mata Najwa jelas membuka mata seluruh pemirsa, sesungguhnya begitu besar kerugian yang dialami oleh Klub Klub, tertunggaknya kewajiban kepada mereka jelas terpampang didalam laporan resmi PT LI. ketidak jelasan pengelolaan keuangan PT LI yang merugikan Klub2 mendorong mereka dibibir jurang kegalauan.
Ironis ketika Klub klub masih ingin mempertahankan system yang berjalan selama ini dibawah PSSI yang terang dan gamblang merugikan mereka masa lalu kini dan masa datang. Mempertahankan dibawah PSSI dibawah bendera PT LI dalam keadaan sekarang ini adalah ironis yang menggambarkan kebodohan dan ketololan amat dalam.
Betapa besar tekanan yang mereka alami selama ini, sedemikian sehingga tak mampu untuk berfikir, sekedar hanya mempertahankan diri dari kehancuran, bahkan berdiri dibibir jurang saja tidak mampu sadar ada dalam bahaya. saking sudah membabi buta, tertutup dalam sungkup kebohongan fatamorgana.
Menpora kini sudah menapak pada langkah yang semakin terlihat arah dan tujuannya, membentuk Tim Transisi yang disusun berdasarkan atas policy Pemerintah langsung dibawah kendali Presiden, karena setiap person yang terlibat sudah merupakan tunjukan dan secara implicit merupakan perintah Presiden, yang harus dijalankan oleh setiap person yang terpilih didalam tim transisi.
Kepastian Pemerintah dibawah kendali Presiden kini sudah diperoleh, tinggal mengkomunikasikan saja kepada FIFA. dan inilah yang selama ini ditunggu tunggu oleh FIFA, tentang keterlibatan dan peran Pemerintah didalam pengelolaan sepakbola.
FIFA tidak pernah menghendaki terlepasnya tanggungjawab Pemerintah masing masing anggota didalam setiap kegiatan pengelolaan sepakbola, karena banyak hal yang harus di laksanakan yang membutuhkan dukungan dan perlindungan Negara masing masing anggota termasuk Indonesia.
Setiap Policy FIFA kepada sepak bola dan asosiasi sepakbola anggota tentu akan melibatkan perangkat penyelenggara negara masinbg masing anggota. Program pemberantasan matchfixing, penyalahgunaan Narkoba, perlindungan bisnis, sponsor, pemain, wasit, penonton, lapangan sepakbola, dan pembinaan sepakbola jelas harus bekerjasama dengan Pemerintahan masing masing anggota.
Mata Najwa membuka selubung yang selama ini ditutup tutupi, seolah Klub Klub lebih mementingkan kelompok dari kepentingannya sendiri, yang faktanya jelas bahwa mereka masih lebih mementingkan survive daripada ikut masuk jurang kehancuran bersama sama pengurus.
Komunikasi kepada FIFA adalah hal pokok namun bukan yang pertama, apabila penataan kembali sudah ada didalam track yang sesuai dengan yang dikehendaki Rakyat cq Pemerintah, maka tinggal menjalin komunikasi yang efektip dengan FIFA, dan bersama sama menentukan arah PSSI dan sepakbola kearah yang benar.
Semakin tak ada hambatan dan resistensi dikalangan kita sendiri, maka proses ini akan lebih cepat menyelamatkan sepakbola sekaligus perputaran ekonomi yang melingkupinya, seluruh komponen yang terlibat kembali berkegiatan didalam kancah sepakbola yang kondusif dan membahagiakan jauh dari pertikaian dan ketidak pastian.
Melihat kondisi diatas, maka tak ada lagi kekhawatiran yang mencekam terhadap Sanksi FIFA, semua itu hanyalah bayangan yang tak ada, sanksi bukanlah momok yang menakutkan, asal kita tetap konsisten kepada tujuan kita menata sepakbola yang bermanfaat kepada kehidupan bangsa indonesia.
Mata Najwa membuka mata kita.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta 7 Mei 2015

Zen Muttaqin

adygame
23rd May 2015, 01:52 AM
ngomong mah gampang, nglakuin nya yg susah...

Kumpulan Game PC (http://goo.gl/ELQVG4) >> DISINI (http://goo.gl/m168vs)