Gusnan
29th April 2015, 08:42 AM
Kontak antar Menteri juga dihentikan sementara waktu.
http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/02/10/294831_perdana-menteri-australia--tony-abbott_663_382.jpg
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott (REUTERS/Sean Davey)
http://ads.viva.co.id/ads/www/delivery/lg.php?bannerid=29&campaignid=13&zoneid=426&loc=http%3A%2F%2Fdunia.news.viva.co.id%2Fnews%2Fre ad%2F619759-australia-panggil-pulang-dubes-akibat-eksekusi-mati&referer=http%3A%2F%2Fdunia.news.viva.co.id%2Fnews% 2Fread%2F619768-media-australia-gambarkan-jokowi-sebagai--pembunuh-&cb=d051051f1a
Pemerintah Australia merealisasikan ancamannya dengan memanggil pulang Duta Besar Paul Grigson ke Canberra karena kecewa dengan sikap Indonesia. Pada Rabu dini hari tadi, Kejaksaan Agung tetap mengeksekusi duo gembong narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di Pulau Nusakambangan.
Stasiun berita ABC News Australia, Rabu, 29 April 2015 melansir, pernyataan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Tony Abbott dalam sebuah jumpa pers beberapa menit yang lalu. Pemimpin Partai Liberal itu beranggapan, eksekusi mati yang dilakukan terhadap Chan dan Sukumaran dianggap kejam serta tak perlu dilakukan.
Sebab, keduanya telah menjadi individu yang bertobat selama 10 tahun pelaksanaan eksekusi ditunda. Akibat isu ini, Abbott menjelaskan bahwa hubungan kedua negara kini memasuki periode yang gelap.
"Kami menyesalkan apa yang telah dilakukan dan ini bukan sekadar bisnis seperti biasa," kata Abbott.
Dia menambahkan, oleh sebab itu, setelah kunjungan dan bantuan konsuler diberikan kepada keluarga dua gembong narkoba, maka Dubes mereka akan dipanggil pulang untuk konsultasi.
"Saya ingin menekankan bahwa hubungan antara Australia dan Indonesia sangat penting, tetapi telah memburuk akibat apa yang telah terjadi dalam beberapa jam lalu," imbuh Abbott.
Langkah Pemerintah Australia tergolong mengejutkan, sebab, bukan kali ini saja warganya dieksekusi di luar Negeri Kanguru akibat kasus narkoba. Saat warga mereka dieksekusi di Singapura dan Malaysia puluhan tahun lalu, Dubes mereka tidak dipanggil pulang.
Abbott pun mengakui belum pernah memanggil pulang seorang Dubes mereka yang tengah bertugas di Jakarta.
"Ini merupakan sesuatu yang tidak biasa, tidak diprediksi sebelumnya, untuk seorang Dubes ditarik, sehingga saya tidak ingin meminimalisir besarnya tindakan yang telah kami lakukan," kata dia menjelaskan.
Selain memanggil pulang Dubes, Australia mengungkapkan kekesalannya dengan menghentikan kontak di tingkat Menteri untuk sementara waktu.
"Ketika proses eksekusi tetap dilakukan, maka kontak di tingkat Menteri dihentikan dan akan tetap seperti itu hingga beberapa periode lamanya," imbuh dia.
Abbott turut menjelaskan, saat ini kedua keluarga dalam keadaan berduka dan baru saja mengalami tragedi yang mengenaskan.
"(Eksekusi.red) kejam karena Chan dan Sukumaran telah menghabiskan waktu satu dekade di penjara sebelum dieksekusi dan tidak perlu dilakukan, karena kedua pemuda ini telah direhabilitasi penuh saat berada di dalam tahanan," kata Abbott.
Sementara, Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang mendampingi Abbott dalam jumpa pers memastikan kedua warganya meninggal usai dieksekusi. Bishop menegaskan, Negeri Kanguru akan menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap eksekusi mati terhadap Chan dan Sukumaran sama seperti mereka diperlakukan.
Selain itu, dia akan membahas mengenai kelanjutan hubungan kedua negara ke depan.
"Dengan hati yang sangat berat saya pastikan, kendati berbagai upaya yang telah kami lakukan hingga di menit terakhir untuk menghindarkan mereka dari eksekusi, warga kami Tuan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi pagi ini," ujar Bishop.
Konsul Jenderal Australia di Bali, Bishop menambahkan, telah berada di Pulau Nusakambangan untuk secara formal mengidentifikasi jenazah. Namun, hingga kini belum diperoleh kabar.
"Dia tidak diizinkan untuk menggunakan telepon di penjara, namun kami harus beranggapan eksekusi telah terjadi dan dia tengah mengidentifikasi jasasnya," tutur dia.
Bishop juga belum menerima identifikasi resmi dari Pemerintah Indonesia bahwa eksekusi telah dilakukan.
"Namun, kami berasumsi bahwa eksekusi telah dilakukan," kata Bishop.
Rencananya Grigson akan tiba di Canberra pada akhir pekan ini.
http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2015/02/10/294831_perdana-menteri-australia--tony-abbott_663_382.jpg
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott (REUTERS/Sean Davey)
http://ads.viva.co.id/ads/www/delivery/lg.php?bannerid=29&campaignid=13&zoneid=426&loc=http%3A%2F%2Fdunia.news.viva.co.id%2Fnews%2Fre ad%2F619759-australia-panggil-pulang-dubes-akibat-eksekusi-mati&referer=http%3A%2F%2Fdunia.news.viva.co.id%2Fnews% 2Fread%2F619768-media-australia-gambarkan-jokowi-sebagai--pembunuh-&cb=d051051f1a
Pemerintah Australia merealisasikan ancamannya dengan memanggil pulang Duta Besar Paul Grigson ke Canberra karena kecewa dengan sikap Indonesia. Pada Rabu dini hari tadi, Kejaksaan Agung tetap mengeksekusi duo gembong narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di Pulau Nusakambangan.
Stasiun berita ABC News Australia, Rabu, 29 April 2015 melansir, pernyataan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Tony Abbott dalam sebuah jumpa pers beberapa menit yang lalu. Pemimpin Partai Liberal itu beranggapan, eksekusi mati yang dilakukan terhadap Chan dan Sukumaran dianggap kejam serta tak perlu dilakukan.
Sebab, keduanya telah menjadi individu yang bertobat selama 10 tahun pelaksanaan eksekusi ditunda. Akibat isu ini, Abbott menjelaskan bahwa hubungan kedua negara kini memasuki periode yang gelap.
"Kami menyesalkan apa yang telah dilakukan dan ini bukan sekadar bisnis seperti biasa," kata Abbott.
Dia menambahkan, oleh sebab itu, setelah kunjungan dan bantuan konsuler diberikan kepada keluarga dua gembong narkoba, maka Dubes mereka akan dipanggil pulang untuk konsultasi.
"Saya ingin menekankan bahwa hubungan antara Australia dan Indonesia sangat penting, tetapi telah memburuk akibat apa yang telah terjadi dalam beberapa jam lalu," imbuh Abbott.
Langkah Pemerintah Australia tergolong mengejutkan, sebab, bukan kali ini saja warganya dieksekusi di luar Negeri Kanguru akibat kasus narkoba. Saat warga mereka dieksekusi di Singapura dan Malaysia puluhan tahun lalu, Dubes mereka tidak dipanggil pulang.
Abbott pun mengakui belum pernah memanggil pulang seorang Dubes mereka yang tengah bertugas di Jakarta.
"Ini merupakan sesuatu yang tidak biasa, tidak diprediksi sebelumnya, untuk seorang Dubes ditarik, sehingga saya tidak ingin meminimalisir besarnya tindakan yang telah kami lakukan," kata dia menjelaskan.
Selain memanggil pulang Dubes, Australia mengungkapkan kekesalannya dengan menghentikan kontak di tingkat Menteri untuk sementara waktu.
"Ketika proses eksekusi tetap dilakukan, maka kontak di tingkat Menteri dihentikan dan akan tetap seperti itu hingga beberapa periode lamanya," imbuh dia.
Abbott turut menjelaskan, saat ini kedua keluarga dalam keadaan berduka dan baru saja mengalami tragedi yang mengenaskan.
"(Eksekusi.red) kejam karena Chan dan Sukumaran telah menghabiskan waktu satu dekade di penjara sebelum dieksekusi dan tidak perlu dilakukan, karena kedua pemuda ini telah direhabilitasi penuh saat berada di dalam tahanan," kata Abbott.
Sementara, Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang mendampingi Abbott dalam jumpa pers memastikan kedua warganya meninggal usai dieksekusi. Bishop menegaskan, Negeri Kanguru akan menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap eksekusi mati terhadap Chan dan Sukumaran sama seperti mereka diperlakukan.
Selain itu, dia akan membahas mengenai kelanjutan hubungan kedua negara ke depan.
"Dengan hati yang sangat berat saya pastikan, kendati berbagai upaya yang telah kami lakukan hingga di menit terakhir untuk menghindarkan mereka dari eksekusi, warga kami Tuan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi pagi ini," ujar Bishop.
Konsul Jenderal Australia di Bali, Bishop menambahkan, telah berada di Pulau Nusakambangan untuk secara formal mengidentifikasi jenazah. Namun, hingga kini belum diperoleh kabar.
"Dia tidak diizinkan untuk menggunakan telepon di penjara, namun kami harus beranggapan eksekusi telah terjadi dan dia tengah mengidentifikasi jasasnya," tutur dia.
Bishop juga belum menerima identifikasi resmi dari Pemerintah Indonesia bahwa eksekusi telah dilakukan.
"Namun, kami berasumsi bahwa eksekusi telah dilakukan," kata Bishop.
Rencananya Grigson akan tiba di Canberra pada akhir pekan ini.