vals
5th June 2011, 11:05 AM
Atma Jaya Persembahkan Frans Seda Award
http://www.orangmudakatolik.net/wp-content/uploads/2011/06/frans-seda.jpg
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta menyelenggarakan anugerah Frans Seda Award bagi warga Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya dalam bidang kemanusiaan dan pendidikan, seperti yang ditunjukkan tokoh Indonesia itu semasa hidupnya.
“Frans Seda Award” akan dianugerahkan kepada orang muda yang memajukan dan mengabdikan diri dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan,” kata Slamet Effendi Yusuf, seorang tokoh Muslim, ketua panitia penghargaan itu, dalam peluncuran penghargaan pada 1 Juni di Aula Universitas Katolik Atma Jaya.
Kegiatan ini dilakukan agar semakin banyak warga bangsa terinspirasi untuk senantiasa melaksanakan karya nyata untuk mendedikasikan iri “Untuk Tuhan dan Tanah Air” sebagaimana layaknya semangat dan cita-cita mulia Frans Seda. Kegiatan ini juga ditujukan untuk senantiasa mengenang dan menghargai “warisan” Frans Seda bagi Atma Jaya, namun dalam suatu kegiatan konkrit yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Slamet, yang juga ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengatakan bidang pendidikan dan kemanusiaan dipilih karena mendiang Seda sangat peduli terhadap pendidikan dan kemanusiaan.
“Kami akan memberikan satu orang atau lembaga yang mencerdaskan bangsa tanpa diskriminasi dan peduli terhadap orang miskin,” katanya, seraya menambahkan mereka yang menerima penghargaan itu berusia di bawah 40 tahun.
Kriteria calon di bidang pendidikan, pertama, terlibat dalam usaha mencerdaskan anak bangsa dalam pendidikan formal/informal/nonformal. Kedua, mengusahakan pendidikan terbuka tanpa diskriminasi. Ketiga, membuat program atau proyek pendidikan peduli lingkungan, tepat sasaran, dan berguna bagi negara dalam menghadapi persaingan global. Keempat, mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Sedangkan, dalam bidang kemanusiaan, pemenang harus seseorang yang berpihak kepada kaum miskin atau rakyat kecil, pembela nilai kemanusiaan, serta berkomitmen terhadap nasionalisme kebangsaan, Pancasila, dan multikulturalisme.
Penghargaan ini akan mulai diberikan pada 1 Juni tahun depan, tetapi panitia telah membuka pendaftaran calon dan akan ditutup pada September 2011. Selanjutnya, penghargaan diberikan setiap 1 Juni bertepatan dengan ulang tahun Unika Atma Jaya. Pemenang akan mendapatkan 50 juta rupiah, medali dan sertifikat.
“Untuk mengenangnya dan menyalakan api pengabdiannya untuk Tuhan dan tanah air, Yayasan Atma Jaya meluncurkan penghargaan tersebut bertepatan dengan 51 tahun Unika Atma Jaya, dan hari lahirnya Pancasila,” kata JB. Kristiadi, ketua yayasan, dlam forum itu.
Pastor Paulus Suparno SJ, wakil ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), anggota tim juri, mengatakan dalam konferensi pers setelah peluncuran itu bahwa penghargaan itu diberikan kepada siapa saja dari seluruh Indonesia tanpa memandang latar belakang mereka.
Seda dilahirkan pada 4 Oktober 1926 dan meninggal pada 31 Des 2009. Dia adalah seorang mantan menteri di era Orde Lama dan Orde Baru, tokoh Gereja, politikus, ekonom, dan pendidik. Seda menjabat sebagai Menteri Keuangan di awal pemerintah Soeharto pada 1966-1968. Kemudian dia menjadi Menteri Perhubungan, Telekomunikasi, dan Pariwisata pada 1968-1973. Di era Presiden Soekarno, dia adalah Menteri Perkebunan pada 1964-1966 dan Menteri Pertanian pada 1966. Dia juga pernah menjabat Ketua Umum Partai Katolik pada 1956-1968. Pada 1961, dia mendirikan Yayasan dan Unika Atma Jaya.
Emil Salim, seorang tokoh Muslim dan mantan menteri era Orde Baru, mengatakan dalam peluncuran bahwa semangat ke-Katolik-an Frans Seda memberikan spirit untuk berjuang demi kepentingan umum.
“Yang mengesaknkan saya dalam mengambil keputusan ia selalu berdoa. Intinya untuk Frans Seda adalah untuk Allah dan tanah air,” katanya.
Seda selalu menekanan spirit ketimbang ilmu pengetahuan maka dia menamakan Atma Jaya untuk universitas ini, katanya, menambahkan. (sumber) (http://www.orangmudakatolik.net/2011/06/atma-jaya-persembahkan-frans-seda-award/)
http://www.orangmudakatolik.net/wp-content/uploads/2011/06/frans-seda.jpg
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta menyelenggarakan anugerah Frans Seda Award bagi warga Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya dalam bidang kemanusiaan dan pendidikan, seperti yang ditunjukkan tokoh Indonesia itu semasa hidupnya.
“Frans Seda Award” akan dianugerahkan kepada orang muda yang memajukan dan mengabdikan diri dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan,” kata Slamet Effendi Yusuf, seorang tokoh Muslim, ketua panitia penghargaan itu, dalam peluncuran penghargaan pada 1 Juni di Aula Universitas Katolik Atma Jaya.
Kegiatan ini dilakukan agar semakin banyak warga bangsa terinspirasi untuk senantiasa melaksanakan karya nyata untuk mendedikasikan iri “Untuk Tuhan dan Tanah Air” sebagaimana layaknya semangat dan cita-cita mulia Frans Seda. Kegiatan ini juga ditujukan untuk senantiasa mengenang dan menghargai “warisan” Frans Seda bagi Atma Jaya, namun dalam suatu kegiatan konkrit yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Slamet, yang juga ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengatakan bidang pendidikan dan kemanusiaan dipilih karena mendiang Seda sangat peduli terhadap pendidikan dan kemanusiaan.
“Kami akan memberikan satu orang atau lembaga yang mencerdaskan bangsa tanpa diskriminasi dan peduli terhadap orang miskin,” katanya, seraya menambahkan mereka yang menerima penghargaan itu berusia di bawah 40 tahun.
Kriteria calon di bidang pendidikan, pertama, terlibat dalam usaha mencerdaskan anak bangsa dalam pendidikan formal/informal/nonformal. Kedua, mengusahakan pendidikan terbuka tanpa diskriminasi. Ketiga, membuat program atau proyek pendidikan peduli lingkungan, tepat sasaran, dan berguna bagi negara dalam menghadapi persaingan global. Keempat, mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Sedangkan, dalam bidang kemanusiaan, pemenang harus seseorang yang berpihak kepada kaum miskin atau rakyat kecil, pembela nilai kemanusiaan, serta berkomitmen terhadap nasionalisme kebangsaan, Pancasila, dan multikulturalisme.
Penghargaan ini akan mulai diberikan pada 1 Juni tahun depan, tetapi panitia telah membuka pendaftaran calon dan akan ditutup pada September 2011. Selanjutnya, penghargaan diberikan setiap 1 Juni bertepatan dengan ulang tahun Unika Atma Jaya. Pemenang akan mendapatkan 50 juta rupiah, medali dan sertifikat.
“Untuk mengenangnya dan menyalakan api pengabdiannya untuk Tuhan dan tanah air, Yayasan Atma Jaya meluncurkan penghargaan tersebut bertepatan dengan 51 tahun Unika Atma Jaya, dan hari lahirnya Pancasila,” kata JB. Kristiadi, ketua yayasan, dlam forum itu.
Pastor Paulus Suparno SJ, wakil ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), anggota tim juri, mengatakan dalam konferensi pers setelah peluncuran itu bahwa penghargaan itu diberikan kepada siapa saja dari seluruh Indonesia tanpa memandang latar belakang mereka.
Seda dilahirkan pada 4 Oktober 1926 dan meninggal pada 31 Des 2009. Dia adalah seorang mantan menteri di era Orde Lama dan Orde Baru, tokoh Gereja, politikus, ekonom, dan pendidik. Seda menjabat sebagai Menteri Keuangan di awal pemerintah Soeharto pada 1966-1968. Kemudian dia menjadi Menteri Perhubungan, Telekomunikasi, dan Pariwisata pada 1968-1973. Di era Presiden Soekarno, dia adalah Menteri Perkebunan pada 1964-1966 dan Menteri Pertanian pada 1966. Dia juga pernah menjabat Ketua Umum Partai Katolik pada 1956-1968. Pada 1961, dia mendirikan Yayasan dan Unika Atma Jaya.
Emil Salim, seorang tokoh Muslim dan mantan menteri era Orde Baru, mengatakan dalam peluncuran bahwa semangat ke-Katolik-an Frans Seda memberikan spirit untuk berjuang demi kepentingan umum.
“Yang mengesaknkan saya dalam mengambil keputusan ia selalu berdoa. Intinya untuk Frans Seda adalah untuk Allah dan tanah air,” katanya.
Seda selalu menekanan spirit ketimbang ilmu pengetahuan maka dia menamakan Atma Jaya untuk universitas ini, katanya, menambahkan. (sumber) (http://www.orangmudakatolik.net/2011/06/atma-jaya-persembahkan-frans-seda-award/)