Gusnan
15th April 2015, 05:09 AM
Halaman 1 dari 2
http://cat.jp.as.criteo.com/delivery/lg.php?cppv=1&cpp=Dy%2B4QHxPcHRtSGtWS3F0NFlENGpMcXBkazZmejRXdjRl clhodFR3bUJlSkJRYUMxT3lpbTU0R0JRZ0loTjFSaDZUNlRIMF dGbC9KV3pia2dFT3hJa0h1R1RjaW4vTTFrSkV3Q0FKdXIrTXcz MWx3bXh5M3JtM0JqN2hvdFB3dGVJUTFuMWlJUk9VU0w4YndUZ0 hNY3hONWprOEN4b2ozeFowZ09MVkRUaW9GblZmODRuenpLaXhS SzZ6eDRKU2o5cjB4dEZkZ3ZiejhoU2RyTGZYMUc1ZGtqQzFRPT 18
http://beta.newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=10613&campaignid=3382&zoneid=1173&loc=1&referer=http%3A%2F%2Finet.detik.com%2Fread%2F2015% 2F04%2F14%2F092751%2F2886499%2F323%2Frekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya%3Fmpinet&cb=80fb8778f8
http://images.detik.com/content/2015/04/14/323/atmget.jpg Ilustrasi (gettyimages)
Jakarta - Aksi penjahat cyber dengan mengandalkan program jahat (malware) bukan cuma angan-angan di film. Ini adalah ancaman nyata. Tiga bank di Indonesia dilaporkan sudah kebobolan Rp 130 miliar atas aksi ini.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Tipid Eksus) Bareskrim Polri tengah mengusut dugaan pembobolan beberapa nasabah di tiga bank besar Indonesia. Pelakunya diduga warga negara asing yang masih dalam pengejaran petugas.
Direktur Tipid Eksus Brigjen Victor Simanjuntak mengatakan, pengusutan kejahatan cyber tersebut bermula dari laporan salah satu bank terkait adanya dugaan pembobolan rekening beberapa nasabahnya.
Modus yang dilakukan pelaku adalah dengan menyebar malware ke perangkat-perangkat yang terkoneksi. Mereka yang mengunduh malware yang menyaru program legal tersebut nantinya akan bertransaksi seolah-olah dengan pihak bank langsung.
Misalnya saja, seseorang akan mentransfer melalui layanan e-banking, namun laman yang dihadapi korban bukanlah laman perbankan yang sesunggguhnya.
"Situs itu betul-betul menyerupai halaman bank yang sesungguhnya. Padahal korban tidak menyadari mereka menjadi korban kejahatan," beber Victor.
Menurut pakar keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya, kemungkinan besar pelaku memanfaatkan botnet, DNS poisoning dan phishing. Di sini tekniknya bervariasi, dari sinkronisasi token seperti yang terjadi kemarin menurut perkiraan Vaksincom merupakan test case oleh kriminal, justru kejadian hari inilah yang menjadi sasaran kejahatan sebenarnya. Next (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
Halaman 1 (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/1/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya) 2 (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
Next (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
(ash/fyk)
http://cat.jp.as.criteo.com/delivery/lg.php?cppv=1&cpp=Dy%2B4QHxPcHRtSGtWS3F0NFlENGpMcXBkazZmejRXdjRl clhodFR3bUJlSkJRYUMxT3lpbTU0R0JRZ0loTjFSaDZUNlRIMF dGbC9KV3pia2dFT3hJa0h1R1RjaW4vTTFrSkV3Q0FKdXIrTXcz MWx3bXh5M3JtM0JqN2hvdFB3dGVJUTFuMWlJUk9VU0w4YndUZ0 hNY3hONWprOEN4b2ozeFowZ09MVkRUaW9GblZmODRuenpLaXhS SzZ6eDRKU2o5cjB4dEZkZ3ZiejhoU2RyTGZYMUc1ZGtqQzFRPT 18
http://beta.newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=10613&campaignid=3382&zoneid=1173&loc=1&referer=http%3A%2F%2Finet.detik.com%2Fread%2F2015% 2F04%2F14%2F092751%2F2886499%2F323%2Frekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya%3Fmpinet&cb=80fb8778f8
http://images.detik.com/content/2015/04/14/323/atmget.jpg Ilustrasi (gettyimages)
Jakarta - Aksi penjahat cyber dengan mengandalkan program jahat (malware) bukan cuma angan-angan di film. Ini adalah ancaman nyata. Tiga bank di Indonesia dilaporkan sudah kebobolan Rp 130 miliar atas aksi ini.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Tipid Eksus) Bareskrim Polri tengah mengusut dugaan pembobolan beberapa nasabah di tiga bank besar Indonesia. Pelakunya diduga warga negara asing yang masih dalam pengejaran petugas.
Direktur Tipid Eksus Brigjen Victor Simanjuntak mengatakan, pengusutan kejahatan cyber tersebut bermula dari laporan salah satu bank terkait adanya dugaan pembobolan rekening beberapa nasabahnya.
Modus yang dilakukan pelaku adalah dengan menyebar malware ke perangkat-perangkat yang terkoneksi. Mereka yang mengunduh malware yang menyaru program legal tersebut nantinya akan bertransaksi seolah-olah dengan pihak bank langsung.
Misalnya saja, seseorang akan mentransfer melalui layanan e-banking, namun laman yang dihadapi korban bukanlah laman perbankan yang sesunggguhnya.
"Situs itu betul-betul menyerupai halaman bank yang sesungguhnya. Padahal korban tidak menyadari mereka menjadi korban kejahatan," beber Victor.
Menurut pakar keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya, kemungkinan besar pelaku memanfaatkan botnet, DNS poisoning dan phishing. Di sini tekniknya bervariasi, dari sinkronisasi token seperti yang terjadi kemarin menurut perkiraan Vaksincom merupakan test case oleh kriminal, justru kejadian hari inilah yang menjadi sasaran kejahatan sebenarnya. Next (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
Halaman 1 (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/1/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya) 2 (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
Next (http://inet.detik.com/read/2015/04/14/092751/2886499/323/2/rekening-nasabah-dikuras-rp-130-miliar-bagaimana-modusnya)
(ash/fyk)