Gusnan
10th April 2015, 12:34 PM
http://ad.beritasatumedia.com/b1-ads/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=59&loc=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Feropa%2F2637 59-snowden-dituduh-bantu-3-organisasi-teroris.html&referer=http%3A%2F%2Fwww.beritasatu.com%2Fdunia&cb=eb35e6fea1
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1373646456.jpg Edward Snowden, pembocor rahasia intelijen Amerika Serikat, tentang program pemantauan internet global dan penyadapan telepon (AFP)
London - Setidaknya tiga kelompok teroris yang merencanakan serangan terhadap Inggris telah mengubah metode komunikasi mereka sejak dokumen rahasia negara dibocorkan oleh peniup peluit Edward Snowden.
Jaringan organisasi terkait Al-Qaeda telah mengubah taktik mereka sejak buronan Badan Penyelidik Federal (FBI) ini mencuri data intelijen dari badan intelijen Inggris (GCHQ) dan Badan Keamanan Nasional (NSA) di Amerika Serikat.
Situs-situs ekstremis juga dipindahkan untuk melindungi komunikasi digital mereka dengan merilis program enkripsi bagi pengikut organisasi ekstremis itu sehingga mereka semakin sulit dilacak.
Bukti aktivitas berbahaya yang dilakukan Snowden terhadap badan-badan intelijen di berbagai negara belahan dunia setelah mantan pegawai kontrak CIA membocorkan 1,7 juta dokumen rahasia pada 2013 dikompilasi dalam analisis publik pertama yang menyeluruh oleh organisasi pemikir, Henry Jakcson Society.
Dokumen Snowden membuka informasi detail mengenai upaya samaran badan intelijen melihat informasi pribadi masyarakat dengan mengumpulkan jejak rekam internet, surel, pesan singkat dan rekaman telepon serta sandinya.
Saat ini Henry Jackson Society menemukan setidaknya tiga kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda mengubah pola komunikasi mereka dengan memilih menggunakan kurir manusia dibandingkan lewat surat elektronik (surel) atau ponsel.
Situs-situs web jihad juga merilis tiga program enkripsi signifikan dalam tiga hingga lima minggu setelah dibocorkannya informasi oleh Snowden.
Itu artinya, pengikut ekstremis akan lebih sulit dideteksi dan membutuhkan waktu lebih lama untuk memecahkan enkripsi surel mereka.
"Fokusnya mengenai penyadapan massa oleh GCHQ dan NSA tetapi kebocoran ini telah memungkinkan grup ekstremis dan jihad mengetahui kemampuan kita--apa yang kita bisa dan tidak bisa--yang memberikan mereka pencerahan yang besar," kata penulis laporan tersebut, Robin Simcox.
"Pada saat berbagai ancaman terhadap Barat tidak pernah sebesar ini seperti di Yaman, Irak, Suriah, Somalia dan Al-Qaeda di Pakistan. Yang mengherankan adalah fokusnya lebih pada kelemahan badan-badan intelijen, dan bukan fakta bahwa Snowden telah membantu tersangka teroris memutus radar," sambung Robin.
"Dia telah menyebabkan kerusakan yang parah bagi kemampuan kita melawan ekstremisme."
Direktur Jenderal Badan Intelijen Inggris MI5 Andrew Parker menyebut aksi Snowden sebagai "hadiah bagi teroris".
Pada Senin (6/4), Snowden mengungkapkan bahwa dia tidak membaca semua berkas-berkas rahasia yang dicurinya sebelum menyerahkan kepada surat kabar, termasuk the Guardian.
Langkah itulah yang akhirnya dinilai membahayakan nyawa banyak orang dari teroris.
Namun, dia mengklaim melakukan aksi itu karena kebijakan Amerika Serikat dan negara Barat lainnya menjadi ancaman bagi demokrasi.
Snowden melarikan diri dari AS ke Hong Kong, lalu pergi ke Rusia di mana dia mendapat suaka dan saat ini tinggal di sebuah lokasi rahasia.
http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1373646456.jpg Edward Snowden, pembocor rahasia intelijen Amerika Serikat, tentang program pemantauan internet global dan penyadapan telepon (AFP)
London - Setidaknya tiga kelompok teroris yang merencanakan serangan terhadap Inggris telah mengubah metode komunikasi mereka sejak dokumen rahasia negara dibocorkan oleh peniup peluit Edward Snowden.
Jaringan organisasi terkait Al-Qaeda telah mengubah taktik mereka sejak buronan Badan Penyelidik Federal (FBI) ini mencuri data intelijen dari badan intelijen Inggris (GCHQ) dan Badan Keamanan Nasional (NSA) di Amerika Serikat.
Situs-situs ekstremis juga dipindahkan untuk melindungi komunikasi digital mereka dengan merilis program enkripsi bagi pengikut organisasi ekstremis itu sehingga mereka semakin sulit dilacak.
Bukti aktivitas berbahaya yang dilakukan Snowden terhadap badan-badan intelijen di berbagai negara belahan dunia setelah mantan pegawai kontrak CIA membocorkan 1,7 juta dokumen rahasia pada 2013 dikompilasi dalam analisis publik pertama yang menyeluruh oleh organisasi pemikir, Henry Jakcson Society.
Dokumen Snowden membuka informasi detail mengenai upaya samaran badan intelijen melihat informasi pribadi masyarakat dengan mengumpulkan jejak rekam internet, surel, pesan singkat dan rekaman telepon serta sandinya.
Saat ini Henry Jackson Society menemukan setidaknya tiga kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda mengubah pola komunikasi mereka dengan memilih menggunakan kurir manusia dibandingkan lewat surat elektronik (surel) atau ponsel.
Situs-situs web jihad juga merilis tiga program enkripsi signifikan dalam tiga hingga lima minggu setelah dibocorkannya informasi oleh Snowden.
Itu artinya, pengikut ekstremis akan lebih sulit dideteksi dan membutuhkan waktu lebih lama untuk memecahkan enkripsi surel mereka.
"Fokusnya mengenai penyadapan massa oleh GCHQ dan NSA tetapi kebocoran ini telah memungkinkan grup ekstremis dan jihad mengetahui kemampuan kita--apa yang kita bisa dan tidak bisa--yang memberikan mereka pencerahan yang besar," kata penulis laporan tersebut, Robin Simcox.
"Pada saat berbagai ancaman terhadap Barat tidak pernah sebesar ini seperti di Yaman, Irak, Suriah, Somalia dan Al-Qaeda di Pakistan. Yang mengherankan adalah fokusnya lebih pada kelemahan badan-badan intelijen, dan bukan fakta bahwa Snowden telah membantu tersangka teroris memutus radar," sambung Robin.
"Dia telah menyebabkan kerusakan yang parah bagi kemampuan kita melawan ekstremisme."
Direktur Jenderal Badan Intelijen Inggris MI5 Andrew Parker menyebut aksi Snowden sebagai "hadiah bagi teroris".
Pada Senin (6/4), Snowden mengungkapkan bahwa dia tidak membaca semua berkas-berkas rahasia yang dicurinya sebelum menyerahkan kepada surat kabar, termasuk the Guardian.
Langkah itulah yang akhirnya dinilai membahayakan nyawa banyak orang dari teroris.
Namun, dia mengklaim melakukan aksi itu karena kebijakan Amerika Serikat dan negara Barat lainnya menjadi ancaman bagi demokrasi.
Snowden melarikan diri dari AS ke Hong Kong, lalu pergi ke Rusia di mana dia mendapat suaka dan saat ini tinggal di sebuah lokasi rahasia.