PDA

View Full Version : Obama Kritik Netanyahu yang Dianggap Mempersulit Perdamaian Israel-Palestina


Gusnan
22nd March 2015, 04:31 PM
http://beta.newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=9131&campaignid=3379&zoneid=1124&loc=1&referer=http%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fread%2F2015% 2F03%2F22%2F073150%2F2865824%2F1148%2Fobama-kritik-netanyahu-yang-dianggap-mempersulit-perdamaian-israel-palestina%3Fnd772204btr&cb=b7b926d6bc



http://images.detik.com/content/2015/03/22/1148/073333_1eb3409w601viewimage.jpeg Reuters
Washington DC, - Di masa kampanye, Benjamin Netanyahu menyatakan dia tidak akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Kini ketika Netanyahu sudah terpilih sebagai perdana menteri Israel, janji kampanyenya itu dianggap sebagai rintangan besar untuk sebuah solusi perdamaian.

Presiden AS Barack Obama mengatakan janji politik Netanyahu itu membuat situasi menjadi sulit. Dalam sebuah wawancara dengan Huffington Post yang dilakukan pada hari Jumat (20/3/2015) dan diterbitkan pada hari Sabtu (21/3/2015), Obama menjelaskan bahwa ia melakukan percakapan telepon dengan Netanyahu pada hari Kamis (19/3/2015), dua hari setelah pemimpin Israel tersebut terpilih kembali.

“Aku mengatakan kepadanya bahwa kami tetap percaya akan solusi kedua negara adalah satu-satunya cara untuk kedamaian jangka panjang Israel, jika ingin tetap menjadi negara Yahudi yang baik dan demokratis,” kata Obama. “Dan aku mengatakan kepadanya bahwa mengingat pernyataan-pernyataannya sebelum pemilu, itu akan sulit untuk menemukan titik temu di mana orang-orang serius mempercayai bahwa mungkin akan ada negosiasi (kedua negara)."

Sebelumnya Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, bahwa sebelum percakapan telepon tersebut, ia (Obama) diam sejenak dan mengatakan mengatakan bahwa AS akan menilai ulang kerjasama kedua negara (AS-Israel) yang mencakup penawaran dukungan padanya (Israel) untuk resolusi PBB yang menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina. Resolusi ini ditentang oleh Yerusalem, namun para pejabat AS telah melayangkan hal tersebut sebagai konsekuensi atas pernyataan Netanyahu.