PDA

View Full Version : Guru Pejuang Itu Terbaring Koma


Gusnan
11th December 2014, 10:13 AM
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/een-sukaesih_20141211_030318.jpg

"... dalam hidup harus tetap semangat, harus kuat untuk bangkit dari keterpurukan."
EEN SUKAESIH
- Een Sukaesih (51), guru (http://www.tribunnews.com/tag/guru/) pejuang yang selama puluhan tahun hidupnya selalu mengajar sambil tergolek di tempat tidur karena lumpuh, kini terbaring koma di RSUD Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/), Rabu (10/12).
Kondisinya memburuk setelah mengalami sesak napas di kediamannya di Batukarut, Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/), Sabtu (7/12).
Saat petugas medis membawanya ke RSUD Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/), Selasa (9/12), kondisinya sudah sangat lemah. Saat itu Een sudah mulai kehilangan kesadarannya.
Kemarin, di ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUD Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/), keluarga Een bergantian masuk agar di dalam selalu ada keluarga yang menunggu.
Di depan ruang ICU sejumlah kerabat berkumpul, berurai air mata. Tercekat setiap kali mendengar pintu ruang ICU berderit.
Een mulai terkena radang sendi saat usianya baru 18 tahun. Sejak saat itu, lulusan D III Fakultas Psikologi IKIP Bandung (kini bimbingan dan konseling/BK) itu tak pernah lepas dari rasa sakit. Namun, selama itu pula, Een tak pernah berhenti mengajar.
Bahkan setelah kelumpuhan menderanya tahun 1987, perempuan tabah kelahiran 10 Agustus 1963 itu tak pernah berhenti berjuang. Dalam segala keterbatasannya Een terus mengajar anak- anak di kampungnya. Bahkan ketika kondisinya terus memburuk beberapa bulan terakhir.
"Meski menderita sakit, Wa Een selalu menolak diobati atau dibawa ke rumah sakit," kata Tati, adik Een, yang menunggu di ICU RSUD, kemarin.
"Tapi, kalau ada anak-anak sekolah yang datang untuk belajar atau mengerjakan PR, selalu dilayani. Ia selalu bilang sembuh kalau berkumpul dengan anak-anak."
Karena khawatir dengan kondisi Een, kata Tuti, pihak keluarga sempat meminta bantuan dr Noerony Hidayat, dokter yang selama ini biasa memeriksa Een.
Noerony dimintai bantuan karena kepada dokter ini Een biasanya menurut. Tapi, kali itu, Een tetap tak mau diberi obat. "Padahal, biasanya kalau sama Pak Dokter Noeroni mau," katanya.
Karena kondisinya makin memburuk, RSUD Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/) pun akhirnya langsung menjemput dan merawat Een, Selasa (9/12).
"Kami menjemput langsung Ibu Een ke Cibeureum dan merawatnya di ruang Paviliun. Saat masuk ke rumah sakit kondisinya sesak napas," kata Iman Budiman, Humas RSUD.
Namun setelah sehari mendapat perawatan, kondisi kesehatan Een semakin memburuk hingga akhirnya dimasukkan ke ICU. "Kondisi kesehatan menurun dan kesadaran hilang atau bisa dikatakan dalam keadaan koma," kata Iman seraya menyebutkan bahwa RSUD membebaskan biaya pengobatan bagi Een yang kerap dipanggil sebagai guru (http://www.tribunnews.com/tag/guru/) kalbu ini.
Kemarin di ruang ICU, paras perempuan tabah ini terlihat begitu tenang. Matanya terpejam. Napasnya pelan, sedikit berat, tapi teratur. Slang oksigen menjuntai di dekat pipinya.
Bupati Sumedang (http://www.tribunnews.com/tag/sumedang/), Ade Irawan, sempat menengok Een di rumah sakit, Rabu (9/12) pagi, tak lama setelah mendengar kabar guru (http://www.tribunnews.com/tag/guru/) kalbu ini dirawat. Ade sempat meminta penjelasan dari dokter rumah sakit. Ade pulalah yang hari itu meminta agar Een dirawat di ICU supaya lebih terpantau dan terjaga. (std)