Gusnan
15th October 2014, 11:19 AM
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20141015_021131_batuk-pilek-anak.jpg
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20141015_021420_batuk-pilek-anak.jpg
Orangtua cenderung dengan cara gampang memberikan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) seperti saat buah hati mengalami batuk, muntah, diare maupun pilek.
Nah, sebenarnya kebiasaan pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) untuk penyakit ringan seperti itu adalah tindakan kurang tepat. Apalagi anak-anak balita umumnya dalam setahun menderita 8-12 kali penyakit seperti itu.
"Penyakit ringan seperti itu kan sifatnya self limiting. Penyakit yang sembuh sendiri. Antibiotik tidak bisa membunuh virus atau bakteri pemicu diare, batuk (http://www.tribunnews.com/tag/batuk/) pilek," kata Purnamawati dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam paparannya di Kemenkes, Selasa (14/10/2014).
Berbagai penelitian di dalam maupun luar negeri, anak balita paling terpapar penggunaan antibiotik.
Ia pun menyarankan, jika memang balita mengalami gangguan seperti itu dan tidak sembuh-sembuh lebih baik dibawa ke dokter.
Lantas kapan anak butuh antibiotik? Purnawati mencontohkan anak baru membutuhkan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) saat mengalami infeksi saluran kemih.
"Ini bisa ketahuan kalau pemeriksaan ke dokter. Jadi penggunaan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) yang tepat, baru bisa diberikan ketika sudah diketahui bakterinya apa," katanya.
Jadi pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) harus disesuaikan dengan dosis, durasi yang tepat. Pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) yang sesuai tidak perlu mahal atau generik pun enggak masalah
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20141015_021420_batuk-pilek-anak.jpg
Orangtua cenderung dengan cara gampang memberikan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) seperti saat buah hati mengalami batuk, muntah, diare maupun pilek.
Nah, sebenarnya kebiasaan pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) untuk penyakit ringan seperti itu adalah tindakan kurang tepat. Apalagi anak-anak balita umumnya dalam setahun menderita 8-12 kali penyakit seperti itu.
"Penyakit ringan seperti itu kan sifatnya self limiting. Penyakit yang sembuh sendiri. Antibiotik tidak bisa membunuh virus atau bakteri pemicu diare, batuk (http://www.tribunnews.com/tag/batuk/) pilek," kata Purnamawati dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam paparannya di Kemenkes, Selasa (14/10/2014).
Berbagai penelitian di dalam maupun luar negeri, anak balita paling terpapar penggunaan antibiotik.
Ia pun menyarankan, jika memang balita mengalami gangguan seperti itu dan tidak sembuh-sembuh lebih baik dibawa ke dokter.
Lantas kapan anak butuh antibiotik? Purnawati mencontohkan anak baru membutuhkan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) saat mengalami infeksi saluran kemih.
"Ini bisa ketahuan kalau pemeriksaan ke dokter. Jadi penggunaan antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) yang tepat, baru bisa diberikan ketika sudah diketahui bakterinya apa," katanya.
Jadi pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) harus disesuaikan dengan dosis, durasi yang tepat. Pemberian antibiotik (http://www.tribunnews.com/tag/antibiotik/) yang sesuai tidak perlu mahal atau generik pun enggak masalah