Gusnan
16th August 2014, 11:49 AM
http://d.kapanlaginetwork.com/lg.php?bannerid=11557&campaignid=4737&zoneid=337&loc=1&referer=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2 Fpenuh-makna-serial-kolosal-india-hipnotis-penonton-tanah-air.html&cb=4b0b8c313f
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/08/16/414050/670x335/penuh-makna-serial-kolosal-india-hipnotis-penonton-tanah-air.jpg
Tingginya nilai-nilai kehidupan dalam tayangan Mahabharata diakui oleh beberapa masyarakat yang menggemari serial tersebut. Salah satu karyawan swasta yang selalu menanti tayangan Mahabharata, Wisnoe mengaku bahwa selain namanya sama dengan salah satu karakter dewa dalam serial Mahabharata, kisah epik tersebut dinilai sarat makna.
"Film India yang ini beda dari yang pernah ada, biasanya joget-joget, sekarang kolosal, out of the box. Cerita di film Mahabharata itu bagus karena cerita tentang makna kehidupan. Pengennya sih nonton tiap hari, tapi gak bisa karena kesibukan," kata Wisnoe kepada merdeka.com, Kamis (14/8).
Meski berbeda alasan dengan Wisnoe, Paulus Yoga juga tak mau ketinggalan menonton serial Mahabharata lantaran dirinya menyukai tayangan-tayangan mitos atau legenda. Meski demikian, Paulus mengaku tidak terlalu tertarik dengan serial mitos atau legenda asal Indonesia yang diangkat ke layar televisi.
"Saya suka cerita mitos atau legenda gitu. Mahabharata itu keren ada cerita kepahlawanannya. Nggak begitu suka tayangan cerita rakyat lokal, habis kaya kampring (kampungan) kalau lokal. Tapi Tutur Tinular lumayan bagus sih, cerita soal kerajaan Majapahit. Suka juga cerita wayang tapi gak terlalu maniak," tutur Paulus.
Daniel Wesly memiliki alasan lain menyukai serial Mahabharata. Daniel mengaku menonton tayangan tersebut dengan rujukan buku yang dimilikinya. Hal menarik baginya adalah apabila tayangan serial epik tersebut sesuai dengan buku referensi yang telah ia baca.
"Mahabharata suka, itu kisah legenda. Saya suka film atau tayangan yang merupakan hasil visualisasi dari buku. Biasanya ngebandingin tayangan dengan kisah asli di bukunya, Mahabharata sejauh ini belum lari dari kisah aslinya. Raden Kian Santang (kisah legenda lokal) juga suka tapi kalau Raden Kian Santang sudah jauh banget (dari yang ada di buku)." ungkap Daniel.
Selain serial Mahabharata, stasiun televisi milik Aburizal Bakrie ( Ical (http://profil.merdeka.com/indonesia/a/aburizal-bakrie/) ) ini juga menayangkan serial asal Negeri Barata lain seperti Mahadewa, The Adventure of Hatim, dan Jodha Akbar. Untuk serial Mahabharata sendiri, antv (http://profil.merdeka.com/indonesia/a/antv/) menyediakan slot tayang dua kali dalam sehari yakni pada pukul 9.30 WIB dan 21.00 WIB
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/08/16/414050/670x335/penuh-makna-serial-kolosal-india-hipnotis-penonton-tanah-air.jpg
Tingginya nilai-nilai kehidupan dalam tayangan Mahabharata diakui oleh beberapa masyarakat yang menggemari serial tersebut. Salah satu karyawan swasta yang selalu menanti tayangan Mahabharata, Wisnoe mengaku bahwa selain namanya sama dengan salah satu karakter dewa dalam serial Mahabharata, kisah epik tersebut dinilai sarat makna.
"Film India yang ini beda dari yang pernah ada, biasanya joget-joget, sekarang kolosal, out of the box. Cerita di film Mahabharata itu bagus karena cerita tentang makna kehidupan. Pengennya sih nonton tiap hari, tapi gak bisa karena kesibukan," kata Wisnoe kepada merdeka.com, Kamis (14/8).
Meski berbeda alasan dengan Wisnoe, Paulus Yoga juga tak mau ketinggalan menonton serial Mahabharata lantaran dirinya menyukai tayangan-tayangan mitos atau legenda. Meski demikian, Paulus mengaku tidak terlalu tertarik dengan serial mitos atau legenda asal Indonesia yang diangkat ke layar televisi.
"Saya suka cerita mitos atau legenda gitu. Mahabharata itu keren ada cerita kepahlawanannya. Nggak begitu suka tayangan cerita rakyat lokal, habis kaya kampring (kampungan) kalau lokal. Tapi Tutur Tinular lumayan bagus sih, cerita soal kerajaan Majapahit. Suka juga cerita wayang tapi gak terlalu maniak," tutur Paulus.
Daniel Wesly memiliki alasan lain menyukai serial Mahabharata. Daniel mengaku menonton tayangan tersebut dengan rujukan buku yang dimilikinya. Hal menarik baginya adalah apabila tayangan serial epik tersebut sesuai dengan buku referensi yang telah ia baca.
"Mahabharata suka, itu kisah legenda. Saya suka film atau tayangan yang merupakan hasil visualisasi dari buku. Biasanya ngebandingin tayangan dengan kisah asli di bukunya, Mahabharata sejauh ini belum lari dari kisah aslinya. Raden Kian Santang (kisah legenda lokal) juga suka tapi kalau Raden Kian Santang sudah jauh banget (dari yang ada di buku)." ungkap Daniel.
Selain serial Mahabharata, stasiun televisi milik Aburizal Bakrie ( Ical (http://profil.merdeka.com/indonesia/a/aburizal-bakrie/) ) ini juga menayangkan serial asal Negeri Barata lain seperti Mahadewa, The Adventure of Hatim, dan Jodha Akbar. Untuk serial Mahabharata sendiri, antv (http://profil.merdeka.com/indonesia/a/antv/) menyediakan slot tayang dua kali dalam sehari yakni pada pukul 9.30 WIB dan 21.00 WIB