Gusnan
5th August 2014, 11:30 AM
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/08/04/407894/670x335/nara-kota-yang-dikuasai-1200-rusa.jpg
Nara adalah sebuah kota di sebelah selatan Kyoto atau dapat ditempuh kurang dari dua jam dari Tokyo dengan kereta api. Ibukota dari Prefektur Nara ini dikenal dengan lansekapnya yang indah yang dipenuhi dengan kuil-kuil dan reruntuhan kuno Jepang.
Nara juga menjadi rumah bagi salah satu bangunan kayu terbesar di dunia dan salah satu patung Buddha terbesar di dunia. Selain itu, ada hal menarik lain yang mungkin hanya bisa ditemui di Nara, yakni sekawanan rusa yang berkeliaran bebas di jalanan kota.
Sebagaimana dilansir amusingplanet, kota yang memiliki sekitar 370.000 jiwa itu kini dihuni oleh 1.200 rusa. Kehadiran rusa-rusa itu erat hubungannya dengan cerita rakyat setempat tentang dewa Takemikazuchi. Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, Takemikazuchi datang ke kota tersebut dengan mengendarai rusa putih yang bertugas sebagai pelindungnya. Oleh sebab itu, rusa-rusa yang berkeliaran bebas di jalanan kota ini dianggap suci dan diyakini sebagai utusan dewa.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187641/real/nara-003-destriyana.jpg?20140804042215
Photo credit (http://www.stripes.com/military-life/japan-hungry-hungry-deer-in-nara-1.185142)
Pada tahun 1637, membunuh rusa dianggap sebagai pelanggaran berat dan siapa pun yang berani melakukannya akan dihukum mati. Kemudian setelah Perang Dunia II, kawanan rusa itu secara resmi dicopot dari status sucinya dan dijadikan harta nasional yang dilindungi oleh negara.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187640/real/nara-002-destriyana.jpg?20140804042215
Photo credit (https://www.flickr.com/photos/emmettanderson/5970084140/)
Sebagian besar dari rusa itu terkonsentrasi di dalam Taman Nara, di mana pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan mereka dan memberi mereka makan. Sayangnya, para rusa itu rupanya tak lagi ramah kepada manusia. Mereka cenderung bersikap agresif terhadap manusia dan melakukan beberapa kericuhan seperti menggigit pakaian dan makan dompet wisatawan, serta mengejar para wisatawan demi makanan.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187639/real/nara-001-destriyana.jpg?20140804042214
Photo credit (http://www.servais-boursot.com/246-nara-sacred-deer/)
Dampak negatif yang disebabkan oleh pertumbuhan rusa di Nara juga mengakibatkan kehancuran Hutan Lindung Kasugayama yang berada di sisi timur Taman Nara. Kawanan rusa telah menguliti pohon-pohon di hutan dan memakan tunas muda pohon, serta tanaman yang tumbuh rendah. Otoritas lokal kini sedang menangani kasus tersebut dan berusaha mencari solusi untuk mengontrol populasi rusa yang semakin membengkak.
Nara adalah sebuah kota di sebelah selatan Kyoto atau dapat ditempuh kurang dari dua jam dari Tokyo dengan kereta api. Ibukota dari Prefektur Nara ini dikenal dengan lansekapnya yang indah yang dipenuhi dengan kuil-kuil dan reruntuhan kuno Jepang.
Nara juga menjadi rumah bagi salah satu bangunan kayu terbesar di dunia dan salah satu patung Buddha terbesar di dunia. Selain itu, ada hal menarik lain yang mungkin hanya bisa ditemui di Nara, yakni sekawanan rusa yang berkeliaran bebas di jalanan kota.
Sebagaimana dilansir amusingplanet, kota yang memiliki sekitar 370.000 jiwa itu kini dihuni oleh 1.200 rusa. Kehadiran rusa-rusa itu erat hubungannya dengan cerita rakyat setempat tentang dewa Takemikazuchi. Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, Takemikazuchi datang ke kota tersebut dengan mengendarai rusa putih yang bertugas sebagai pelindungnya. Oleh sebab itu, rusa-rusa yang berkeliaran bebas di jalanan kota ini dianggap suci dan diyakini sebagai utusan dewa.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187641/real/nara-003-destriyana.jpg?20140804042215
Photo credit (http://www.stripes.com/military-life/japan-hungry-hungry-deer-in-nara-1.185142)
Pada tahun 1637, membunuh rusa dianggap sebagai pelanggaran berat dan siapa pun yang berani melakukannya akan dihukum mati. Kemudian setelah Perang Dunia II, kawanan rusa itu secara resmi dicopot dari status sucinya dan dijadikan harta nasional yang dilindungi oleh negara.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187640/real/nara-002-destriyana.jpg?20140804042215
Photo credit (https://www.flickr.com/photos/emmettanderson/5970084140/)
Sebagian besar dari rusa itu terkonsentrasi di dalam Taman Nara, di mana pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan mereka dan memberi mereka makan. Sayangnya, para rusa itu rupanya tak lagi ramah kepada manusia. Mereka cenderung bersikap agresif terhadap manusia dan melakukan beberapa kericuhan seperti menggigit pakaian dan makan dompet wisatawan, serta mengejar para wisatawan demi makanan.
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/476x476/i/w/foto/2014/08/04/187639/real/nara-001-destriyana.jpg?20140804042214
Photo credit (http://www.servais-boursot.com/246-nara-sacred-deer/)
Dampak negatif yang disebabkan oleh pertumbuhan rusa di Nara juga mengakibatkan kehancuran Hutan Lindung Kasugayama yang berada di sisi timur Taman Nara. Kawanan rusa telah menguliti pohon-pohon di hutan dan memakan tunas muda pohon, serta tanaman yang tumbuh rendah. Otoritas lokal kini sedang menangani kasus tersebut dan berusaha mencari solusi untuk mengontrol populasi rusa yang semakin membengkak.