budiajha
16th July 2014, 08:04 PM
Pria Jerman Jadi Atlit Panco Berkat Terlahir dengan Lengan Ukuran Dobel
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Mengubah kekurangan tubuh menjadi potensi yang bermanfaat mungkin saja dilakukan. Matthais Schlitte membuktikan bahwa keanehan tubuhnya sejak lahir malah menjadikannya atlit profesional. Bagaimana ceritanya?
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Matthais terlahir dengan kelainan tulang yang membuat lengan kanannya berukuran dua kali lipat normal. Lingkar lengan bawahnya berukuran 46 cm. Kini lengan anehnya malah itu menjadikan Matthais atlit panco (arm wrestling) profesional.
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Kini Matthais menjadi juara dunia di bidangnya dengan mengkoleksi 8 kejuaraan nasional Jerman dan 12 kelas internasional. Ia mengaku karirnya dimulai 2004 ketika pergi ke bar di kota kelahirannya, Haldensleben.
"Bar kecil di Haldensleben sedang mencari pemain panco terkuat di wilayahnya, itulah lomba pertamaku dan awal mula karirku," tutur Matthais. "Tanpa ada pengetahuan dan latihan, aku bertanding di kelas amatir, hingga 90 kg, menjadi satu-satunya yang berusia 16 tahun dengan berat 65 kg."
"Awalnya, pemain yang lebih tua dan berpengalaman tersenyum melihatku karena kurus tapi begitu aku menang, mereka mengubah pandangannya," lanjut pria berusia 27 tahun ini. Ia juga berpendapat bahwa adu panco identik dengan bar dan orang mabuk adalah pandangan yang salah.
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Mengubah kekurangan tubuh menjadi potensi yang bermanfaat mungkin saja dilakukan. Matthais Schlitte membuktikan bahwa keanehan tubuhnya sejak lahir malah menjadikannya atlit profesional. Bagaimana ceritanya?
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Matthais terlahir dengan kelainan tulang yang membuat lengan kanannya berukuran dua kali lipat normal. Lingkar lengan bawahnya berukuran 46 cm. Kini lengan anehnya malah itu menjadikan Matthais atlit panco (arm wrestling) profesional.
GAMBAR (http://goo.gl/55KW9t)
Kini Matthais menjadi juara dunia di bidangnya dengan mengkoleksi 8 kejuaraan nasional Jerman dan 12 kelas internasional. Ia mengaku karirnya dimulai 2004 ketika pergi ke bar di kota kelahirannya, Haldensleben.
"Bar kecil di Haldensleben sedang mencari pemain panco terkuat di wilayahnya, itulah lomba pertamaku dan awal mula karirku," tutur Matthais. "Tanpa ada pengetahuan dan latihan, aku bertanding di kelas amatir, hingga 90 kg, menjadi satu-satunya yang berusia 16 tahun dengan berat 65 kg."
"Awalnya, pemain yang lebih tua dan berpengalaman tersenyum melihatku karena kurus tapi begitu aku menang, mereka mengubah pandangannya," lanjut pria berusia 27 tahun ini. Ia juga berpendapat bahwa adu panco identik dengan bar dan orang mabuk adalah pandangan yang salah.