Gusnan
8th March 2014, 02:03 PM
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/frappucino-stroberi-starbuck-_130717133201-938.jpg
Frappucino Stroberi Starbuck
Minuman yang kita konsumsi sehari-hari ternyata banyak yang memiliki kadar gula berlebihan. Situs Dailymail.co.uk telah merilis daftar minuman dengan kadar gula tertinggi.
Segelas Caramel Frappuccino Starbucks ternyata mengandung 11 sendok teh gula. Di urutan kedua, ada sekaleng Coca-Cola dan Pepsi yang mengandung sembilan sendok teh gula.
Sementara, urutan ketiga ditempati oleh sekaleng minuman bersoda merk Fanta dengan delapan sendok teh gula.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap orang hanya mengonsumsi maksimal enam sendok teh gula saja per hari.
Dokter mengatakan, aturan ini adalah kunci untuk menghindari obesitas, penyakit jantung dan penyakit serius lainnya. Mereka bahkan menyebut gula sama bahayanya seperti tembakau.
Seorang ahli jantung asal London, Graham MacGregor mengatakan, menambahkan gula pada makanan sama sekali tidak perlu. Sebab, kata MacGregor, gula berkontribusi menimbulkan obesitas, diabetes tipe II dan kerusakan gigi.
"Kita tahu tentang risiko kesehatan dari gula selama bertahun-tahun, tapi tidak ada orang yang benar-benar menghindari gula," katanya.
Frappucino Stroberi Starbuck
Minuman yang kita konsumsi sehari-hari ternyata banyak yang memiliki kadar gula berlebihan. Situs Dailymail.co.uk telah merilis daftar minuman dengan kadar gula tertinggi.
Segelas Caramel Frappuccino Starbucks ternyata mengandung 11 sendok teh gula. Di urutan kedua, ada sekaleng Coca-Cola dan Pepsi yang mengandung sembilan sendok teh gula.
Sementara, urutan ketiga ditempati oleh sekaleng minuman bersoda merk Fanta dengan delapan sendok teh gula.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap orang hanya mengonsumsi maksimal enam sendok teh gula saja per hari.
Dokter mengatakan, aturan ini adalah kunci untuk menghindari obesitas, penyakit jantung dan penyakit serius lainnya. Mereka bahkan menyebut gula sama bahayanya seperti tembakau.
Seorang ahli jantung asal London, Graham MacGregor mengatakan, menambahkan gula pada makanan sama sekali tidak perlu. Sebab, kata MacGregor, gula berkontribusi menimbulkan obesitas, diabetes tipe II dan kerusakan gigi.
"Kita tahu tentang risiko kesehatan dari gula selama bertahun-tahun, tapi tidak ada orang yang benar-benar menghindari gula," katanya.