Gusnan
8th March 2014, 12:52 PM
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/670x670/i/w/news/2014/03/08/332904/996x498/didanai-jepang-kemenhub-ngotot-tetap-bangun-kereta-cepat.jpg
kereta cepat jerman. �blogspot.com
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyatakan akan terus membangun kereta cepat di Indonesia. Dana untuk membangun kereta disebut juga tidak akan memberatkan anggaran karena tidak akan menggunakan APBN. "Anggaran pembangunan kereta cepat itu berasal dari investasi swasta, bukan anggaran negara. Kalau memang ada investor yang mau mendanai tidak bisa dipaksa untuk bangun di tempat lain," ujar Plt. Humas Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan kepada merdeka.com, Sabtu (8/3).
Menurut Bambang, tujuan pembangunan kereta cepat ini adalah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi bermoda rel. Oleh karenanya, memberikan pilihan moda transportasi cepat sangat lah penting.
"Untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang yang gunakan kendaraan pribadi agar mau gunakan KA dan penumpang KA yang terus meningkat dan tidak tertampung karena keterbatasan kapasitas," katanya.
Proyek yang ditaksir menelan anggaran sekitar Rp 200 triliun ini, menurut informasi yang didapat oleh Bambang telah diminati oleh investor dari Jepang. Namun, secara detail program ini akan dimulai kapan pembangunannya, Bambang enggan menyebutkan. "Saya belum dapat info itu. Silakan hubungi Dirjen KA. Info yang saya punya investor dari jepang berminat bangun KA cepat," tegasnya.
Pernyataan Bambang ini sekaligus mematahkan pendapat Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan yang menyebut Indonesia belum memerlukan kereta cepat. Menurut Jonan, anggaran pembangunan kereta cepat lebih baik digunakan untuk merevitaliasi jalur kereta api yang sudah mati yang panjangnya mencapai 4 ribu kilometer.
Atas dasar itu, Jonan menegaskan pihaknya tidak berminat, jika ditawarkan pemerintah untuk menjadi operator kereta cepat. Dia sendiri pesimistis pemerintah bisa membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bandung selambatnya 2020. Mengingat, pembangunan jalur ganda Cikarang-Manggarai yang direncanakan sejak 10 tahun lalu saja masih terkatung-katung.
"Bangun double track saja sudah 10 tahun enggak ada realisasinya Cikarang-Manggarai. Menurut saya enggak mungkin dioperasikan 2020, pembangunannya itu lama," kata Jonan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan uji kelaikan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung diharapkan selesai tahun ini. Sementara, untuk proyek Jakarta-Surabaya bakal selesai tak lama setelahnya.
"Memang sedang dalam program jangka panjang, ada di rencana induk perkereta apian nasional. Jakarta-Surabaya maupun Jakarta-Bandung. Karena ini memerlukan biaya besar, studynya harus bagus," ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Adiatmoko, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (3/3).
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sepanjang 750 Km diperkirakan memakan waktu penyelesaian 4 tahun sampai 5 tahun. Hermanto enggan menjanjikan kapan proses konstruksi terealisasi. "Karena aturannya nanti tergantung ketersediaan anggaranlah. Kita tunggu dulu,"ucapnya.
Dalam proyek ini Kemenhub dibantu oleh Jepang. Menurut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek tersebut sebesar Rp 150 triliun. Namun, biaya tersebut masih tergantung dengan nilai kurs Dolar. "Itu perhitungan 3-4 tahun yang lalu," katanya.
Proyek ini merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan METI (ministry of economy, trade and industry japan). Kajian untuk kereta cepat pun digodok oleh Kementerian PPN/Bappenas. Saat itu, Direktur Kerja Sama Pemerintah-Swasta atau Public Private Partnership (PPP) Kementerian PPN/Bappenas Bastary Panji Indra mengaku sudah menyelesaikan pra studi kelayakan untuk mega proyek sistem transportasi ini.
Dalam kajian awal yang dilakukan Bappenas yang bekerja sama dengan Kementerian Transportasi Jepang tersebut, proyek ini dibagi menjadi tiga bagian.
Pertama, jalur Jakarta-Bandung. Kedua, jalur Bandung-Cirebon. Ketiga, Cirebon-Surabaya. Dari hasil kajian awal, butuh investasi besar untuk memiliki kereta cepat Jakarta-Surabaya.
kereta cepat jerman. �blogspot.com
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyatakan akan terus membangun kereta cepat di Indonesia. Dana untuk membangun kereta disebut juga tidak akan memberatkan anggaran karena tidak akan menggunakan APBN. "Anggaran pembangunan kereta cepat itu berasal dari investasi swasta, bukan anggaran negara. Kalau memang ada investor yang mau mendanai tidak bisa dipaksa untuk bangun di tempat lain," ujar Plt. Humas Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan kepada merdeka.com, Sabtu (8/3).
Menurut Bambang, tujuan pembangunan kereta cepat ini adalah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi bermoda rel. Oleh karenanya, memberikan pilihan moda transportasi cepat sangat lah penting.
"Untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang yang gunakan kendaraan pribadi agar mau gunakan KA dan penumpang KA yang terus meningkat dan tidak tertampung karena keterbatasan kapasitas," katanya.
Proyek yang ditaksir menelan anggaran sekitar Rp 200 triliun ini, menurut informasi yang didapat oleh Bambang telah diminati oleh investor dari Jepang. Namun, secara detail program ini akan dimulai kapan pembangunannya, Bambang enggan menyebutkan. "Saya belum dapat info itu. Silakan hubungi Dirjen KA. Info yang saya punya investor dari jepang berminat bangun KA cepat," tegasnya.
Pernyataan Bambang ini sekaligus mematahkan pendapat Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan yang menyebut Indonesia belum memerlukan kereta cepat. Menurut Jonan, anggaran pembangunan kereta cepat lebih baik digunakan untuk merevitaliasi jalur kereta api yang sudah mati yang panjangnya mencapai 4 ribu kilometer.
Atas dasar itu, Jonan menegaskan pihaknya tidak berminat, jika ditawarkan pemerintah untuk menjadi operator kereta cepat. Dia sendiri pesimistis pemerintah bisa membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bandung selambatnya 2020. Mengingat, pembangunan jalur ganda Cikarang-Manggarai yang direncanakan sejak 10 tahun lalu saja masih terkatung-katung.
"Bangun double track saja sudah 10 tahun enggak ada realisasinya Cikarang-Manggarai. Menurut saya enggak mungkin dioperasikan 2020, pembangunannya itu lama," kata Jonan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan uji kelaikan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung diharapkan selesai tahun ini. Sementara, untuk proyek Jakarta-Surabaya bakal selesai tak lama setelahnya.
"Memang sedang dalam program jangka panjang, ada di rencana induk perkereta apian nasional. Jakarta-Surabaya maupun Jakarta-Bandung. Karena ini memerlukan biaya besar, studynya harus bagus," ujar Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Adiatmoko, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (3/3).
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sepanjang 750 Km diperkirakan memakan waktu penyelesaian 4 tahun sampai 5 tahun. Hermanto enggan menjanjikan kapan proses konstruksi terealisasi. "Karena aturannya nanti tergantung ketersediaan anggaranlah. Kita tunggu dulu,"ucapnya.
Dalam proyek ini Kemenhub dibantu oleh Jepang. Menurut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek tersebut sebesar Rp 150 triliun. Namun, biaya tersebut masih tergantung dengan nilai kurs Dolar. "Itu perhitungan 3-4 tahun yang lalu," katanya.
Proyek ini merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan METI (ministry of economy, trade and industry japan). Kajian untuk kereta cepat pun digodok oleh Kementerian PPN/Bappenas. Saat itu, Direktur Kerja Sama Pemerintah-Swasta atau Public Private Partnership (PPP) Kementerian PPN/Bappenas Bastary Panji Indra mengaku sudah menyelesaikan pra studi kelayakan untuk mega proyek sistem transportasi ini.
Dalam kajian awal yang dilakukan Bappenas yang bekerja sama dengan Kementerian Transportasi Jepang tersebut, proyek ini dibagi menjadi tiga bagian.
Pertama, jalur Jakarta-Bandung. Kedua, jalur Bandung-Cirebon. Ketiga, Cirebon-Surabaya. Dari hasil kajian awal, butuh investasi besar untuk memiliki kereta cepat Jakarta-Surabaya.