vals
25th May 2011, 07:20 AM
Penyakit-penyakit OMK/Mudika
Ketika kita selalu menanti sempurna, menanti semua terlibat, menanti semua hidup dan aktif, dan karena itu tidak pernah berbuat apa-apa
Ketika kita terlalu berfokus teknis (anggaran misalnya) dan lupa substansi
Ketika kita terlalu asyik ke dalam, tidak ambil pusing pada hal-hal yang sepertinya tidak terkait secara langsung dengan diri, lupa pada tugas-tugas kemasyarakatan yang diembannya sebagai seorang muda Katolik Indonesia,
Ketika kita mendiamkan saja persoalan di dalam organisasi demi �persatuan� dan kenyamanan bersama, ingat mendiamkan persoalan ibarat memelihara sel kanker dalam organisasi yang siap menggerogoti komunitas setiap saat
Ketika kita sekedar menjadi gerombolan, Mudika menjadi komunitas yang tidak terorganisir
Ketika kita membiarkan organisasi mengalir begitu saja, tanpa visi, tanpa tujuan yang jelas
Ketika kita tidak mendayagunakan potensi dalam organisasi secara maksimal
Ketika kita terjebak pada tradisi, bukan opsi
Ketika kita terjebak dalam senioritas-yunioritas, dominasi sebagian atas yang lain, geng-gengan dalam komunitas
Ketika kita terjebak pada hal-hal sepele dan lupa pada tantangan riil yang ada di tengah organisasi, anggota, dan masyarakat.
Ketika komunitas bertindak tidak berdasarkan sesuatu yang kongkrit.
Ketika kita mencari aman dan menjadi terlalu takut untuk mengambil resiko dan melakukan tindakan-tindakan besar atau pun keluar dari jalur �nyaman�
Ketika kita lupa membangun solidaritas internal dan eksternal organisasi (mendiamkan saja anggota komunitas terkena musibah)
Ketika kita lupa membangun mistik dan spiritualitas komunitas
Ketika kita lupa menjadikan komunitas sebagai komunitas pertumbuhan (lingkaran pemberdayaan) bagi anggota-anggotanya maupun bagi komunitas itu sendiri
ketika kita menjadi sekedar EO (event organizer) dan bukan CO (community organizer)
ketika kita kehilangan ketekunan, ketahanan, kesetiaan, kesabaran, daya juang, dan kerja keras di tingkat aksi nyata
ketika kita menjadi terlalu berorientasi lapangan tetapi lupa evaluasi dan refleksi komunitas
ketika kita menjadi terlalu serius, dalam arti terlalu organisasi, terlalu intelektual, atau terlalu religius, kehilangan spontanitas dan kegembiraan orang-orang muda
kalo ada yang kurang silahkan tambah, kalo ada yang sudah sembuh, silahkan beri komentar
Ketika kita selalu menanti sempurna, menanti semua terlibat, menanti semua hidup dan aktif, dan karena itu tidak pernah berbuat apa-apa
Ketika kita terlalu berfokus teknis (anggaran misalnya) dan lupa substansi
Ketika kita terlalu asyik ke dalam, tidak ambil pusing pada hal-hal yang sepertinya tidak terkait secara langsung dengan diri, lupa pada tugas-tugas kemasyarakatan yang diembannya sebagai seorang muda Katolik Indonesia,
Ketika kita mendiamkan saja persoalan di dalam organisasi demi �persatuan� dan kenyamanan bersama, ingat mendiamkan persoalan ibarat memelihara sel kanker dalam organisasi yang siap menggerogoti komunitas setiap saat
Ketika kita sekedar menjadi gerombolan, Mudika menjadi komunitas yang tidak terorganisir
Ketika kita membiarkan organisasi mengalir begitu saja, tanpa visi, tanpa tujuan yang jelas
Ketika kita tidak mendayagunakan potensi dalam organisasi secara maksimal
Ketika kita terjebak pada tradisi, bukan opsi
Ketika kita terjebak dalam senioritas-yunioritas, dominasi sebagian atas yang lain, geng-gengan dalam komunitas
Ketika kita terjebak pada hal-hal sepele dan lupa pada tantangan riil yang ada di tengah organisasi, anggota, dan masyarakat.
Ketika komunitas bertindak tidak berdasarkan sesuatu yang kongkrit.
Ketika kita mencari aman dan menjadi terlalu takut untuk mengambil resiko dan melakukan tindakan-tindakan besar atau pun keluar dari jalur �nyaman�
Ketika kita lupa membangun solidaritas internal dan eksternal organisasi (mendiamkan saja anggota komunitas terkena musibah)
Ketika kita lupa membangun mistik dan spiritualitas komunitas
Ketika kita lupa menjadikan komunitas sebagai komunitas pertumbuhan (lingkaran pemberdayaan) bagi anggota-anggotanya maupun bagi komunitas itu sendiri
ketika kita menjadi sekedar EO (event organizer) dan bukan CO (community organizer)
ketika kita kehilangan ketekunan, ketahanan, kesetiaan, kesabaran, daya juang, dan kerja keras di tingkat aksi nyata
ketika kita menjadi terlalu berorientasi lapangan tetapi lupa evaluasi dan refleksi komunitas
ketika kita menjadi terlalu serius, dalam arti terlalu organisasi, terlalu intelektual, atau terlalu religius, kehilangan spontanitas dan kegembiraan orang-orang muda
kalo ada yang kurang silahkan tambah, kalo ada yang sudah sembuh, silahkan beri komentar