putra1st
24th May 2011, 05:55 PM
Monosodium glutamate (MSG) adalah salah satu bahan makanan yang digunakan untuk menyedapkan dan melezatkan makanan.
MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri (brevi-bacterium lactofermentum). Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambahkan soda (sodium carbonate), sehingga akan terbentuk monosodium glutamat.
Glutamat (yang merupakan bagian dari asam amino) molekul dari MSG inilah yang menyempurnakan rasa tersebut. MSG dan sumber glutamat lainnya dapat ditemukan di segala macam makanan olahan atas seijin pemerintah dan badan pengawasan makanan (di Indonesia: Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM).
Namun bagaimanapun juga, perhatian terhadap 'glutamat' akan terus berlanjut, mengingat kemungkinan bahwa glutamat mempunyai efek samping yang berlawanan dengan kesehatan, seperti juga dampak pemanis buatan aspartam (pemanis sintetis non-karbohidrat).
Kekhawatiran mengenai aspartam telah lama beredar, meskipun dianggap hampir tidak mengandung kalori, kemungkinan aspartam masih memberi kontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Dan tampaknya aspartam juga dapat meningkatkan selera makan.
Beberapa pihak beranggapan bahwa MSG mungkin dapat menaikkan berat badan berdasarkan eksperimen pada hewan yang menunjukkan efek samping kenaikan berat badan yang tak diinginkan.
Bagaimanapun, hingga saat ini, hubungan antara penggunaan MSG dan kenaikan berat badan belum pernah dilakukan pada manusia.
Suatu penelitian yang telah dipublikasikan bulan ini di Journal Obesity telah mengubah pendapat tersebut. Penelitian di Tiongkok menilai hubungan antara penggunaan MSG dan body mass index (BMI) pada 752 pria dan wanita berusia 40-59 tahun.
Para peneliti membagi peserta menjadi 3 grup berdasarkan pemakaian MSG. Dibandingkan mereka yang mengonsumsi MSG paling rendah, mereka yang memiliki kandungan MSG tertinggi ditemukan 2,75 kali lebih tinggi dengan kadar BMI lebih dari 25.
Ada beberapa macam penjelasan mengenai hubungan konsumsi MSG dan meningkatnya berat badan. Dua hal yang paling jelas adalah, entah bagaimana MSG mendorong orang untuk mengonsumsi lebih banyak makanan maupun menjadi kurang giat dalam beraktivitas.
Bagaimanapun, dalam riset ini, peneliti memperhitungkan faktor-faktor potensial tersebut, yang artinya, hubungan antara konsumsi MSG dan meningkatnya berat badan merupakan faktor-faktor yang berdiri sendiri.
Apa yang coba diperlihatkan disini adalah MSG 'pada bagian glutamat' kemungkinan memiliki satu atau lebih efek metabolisme bagi tubuh yang mungkin mempengaruhi kenaikan berat badan para konsumen.
Seperti yang terjadi, jumlah MSG pada hewan telah menunjukkan pengaruh berbagai macam perubahan yang menaikkan akumulasi jumlah lemak, termasuk menekan lipolisis (penghancur sel-sel lemak di tubuh). Versi teks-penuh dari penelitian ini berhubungan dengan teks di bawah, yang menjelaskan secara detail efek lain dari MSG yang mungkin mempengaruhi berat badan dalam jangka panjang.
Apa yang diperlukan sekarang adalah penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak MSG terhadap psikologi manusia yang kemungkinan menyebabkan kenaikan berat badan. Jika salah satu dari bahan pengawet yang umum digunakan memiliki potensi kenaikan berat badan, maka semestinya kita berhak untuk mengetahuinya.
1. He K, et al. Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults: The INTERMAP Study. Obesity 2008; 16(8): 1875-1880
2. Dolnikoff M, et al. Decreased lipolysis and enhanced glycerol and glucose utilization by adipose tissue prior to development of obesity in monosodium glutamate (MSG) treated-rats. International Journal of Obesity Related Metabolic Disorders 2001; 25(3): 426-33
*) Dr. John Briffa adalah seorang dokter dan penulis yang berdomisili di London yang menaruh minat perhatian pada nutrisi dan pengobatan alami.
MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri (brevi-bacterium lactofermentum). Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambahkan soda (sodium carbonate), sehingga akan terbentuk monosodium glutamat.
Glutamat (yang merupakan bagian dari asam amino) molekul dari MSG inilah yang menyempurnakan rasa tersebut. MSG dan sumber glutamat lainnya dapat ditemukan di segala macam makanan olahan atas seijin pemerintah dan badan pengawasan makanan (di Indonesia: Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM).
Namun bagaimanapun juga, perhatian terhadap 'glutamat' akan terus berlanjut, mengingat kemungkinan bahwa glutamat mempunyai efek samping yang berlawanan dengan kesehatan, seperti juga dampak pemanis buatan aspartam (pemanis sintetis non-karbohidrat).
Kekhawatiran mengenai aspartam telah lama beredar, meskipun dianggap hampir tidak mengandung kalori, kemungkinan aspartam masih memberi kontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Dan tampaknya aspartam juga dapat meningkatkan selera makan.
Beberapa pihak beranggapan bahwa MSG mungkin dapat menaikkan berat badan berdasarkan eksperimen pada hewan yang menunjukkan efek samping kenaikan berat badan yang tak diinginkan.
Bagaimanapun, hingga saat ini, hubungan antara penggunaan MSG dan kenaikan berat badan belum pernah dilakukan pada manusia.
Suatu penelitian yang telah dipublikasikan bulan ini di Journal Obesity telah mengubah pendapat tersebut. Penelitian di Tiongkok menilai hubungan antara penggunaan MSG dan body mass index (BMI) pada 752 pria dan wanita berusia 40-59 tahun.
Para peneliti membagi peserta menjadi 3 grup berdasarkan pemakaian MSG. Dibandingkan mereka yang mengonsumsi MSG paling rendah, mereka yang memiliki kandungan MSG tertinggi ditemukan 2,75 kali lebih tinggi dengan kadar BMI lebih dari 25.
Ada beberapa macam penjelasan mengenai hubungan konsumsi MSG dan meningkatnya berat badan. Dua hal yang paling jelas adalah, entah bagaimana MSG mendorong orang untuk mengonsumsi lebih banyak makanan maupun menjadi kurang giat dalam beraktivitas.
Bagaimanapun, dalam riset ini, peneliti memperhitungkan faktor-faktor potensial tersebut, yang artinya, hubungan antara konsumsi MSG dan meningkatnya berat badan merupakan faktor-faktor yang berdiri sendiri.
Apa yang coba diperlihatkan disini adalah MSG 'pada bagian glutamat' kemungkinan memiliki satu atau lebih efek metabolisme bagi tubuh yang mungkin mempengaruhi kenaikan berat badan para konsumen.
Seperti yang terjadi, jumlah MSG pada hewan telah menunjukkan pengaruh berbagai macam perubahan yang menaikkan akumulasi jumlah lemak, termasuk menekan lipolisis (penghancur sel-sel lemak di tubuh). Versi teks-penuh dari penelitian ini berhubungan dengan teks di bawah, yang menjelaskan secara detail efek lain dari MSG yang mungkin mempengaruhi berat badan dalam jangka panjang.
Apa yang diperlukan sekarang adalah penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak MSG terhadap psikologi manusia yang kemungkinan menyebabkan kenaikan berat badan. Jika salah satu dari bahan pengawet yang umum digunakan memiliki potensi kenaikan berat badan, maka semestinya kita berhak untuk mengetahuinya.
1. He K, et al. Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults: The INTERMAP Study. Obesity 2008; 16(8): 1875-1880
2. Dolnikoff M, et al. Decreased lipolysis and enhanced glycerol and glucose utilization by adipose tissue prior to development of obesity in monosodium glutamate (MSG) treated-rats. International Journal of Obesity Related Metabolic Disorders 2001; 25(3): 426-33
*) Dr. John Briffa adalah seorang dokter dan penulis yang berdomisili di London yang menaruh minat perhatian pada nutrisi dan pengobatan alami.