SetanBrekele
23rd July 2010, 08:47 AM
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga masyarakat mengaku tidak khawatir dengan kabar rendahnya kualitas bahan bakar premium yang diduga menjadi penyebab rusaknya ribuan armada taksi Blue Bird Group. Beberapa warga yang ditemui Kompas.com terlihat adem ayem saja menanggapi kabar tersebut.
Seperti dikatakan Andrian (34), seorang karyawan swasta. Dia mengaku tetap menggunakan premium sebagai bahan bakar mobilnya yang berjenis Suzuki Katana. "Enggak ada masalah, kok. Mesin juga oke-oke aja. Dari awal saya memang pakai premium," katanya ketika ditemui usai mengisi bensin di SPBU di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (22/7/2010).
Andrian mengaku sudah mendengar pemberitaan mengenai rusaknya pemompa bahan bakar (fuel pump) pada ribuan armada taksi Blue Bird Group. Namun demikian, dia tidak sepenuhnya meyakini kerusakan itu diakibatkan rendahnya kualitas premium. "Kalau saya sih menilainya dari pengalaman saya aja. Selama ini enggak ada masalah pakai premium. Kalau rusak, ya mesin pasti pernah rusak, tapi bukan gara-gara premium juga," kata dia.
Pendapat senada disampaikan Ridwan, salah seorang supir taksi. Meski bukan supir taksi dari Blue Bird Group, dia tetap menggunakan premium seperti biasanya.
Menurut Ridwan, perusahaan taksi tempatnya bernaung memang menggunakan premium untuk bahan bakar semua taksi yang ada. "Kan premiumnya juga diisi sejak dari pool. Jadi enggak mungkin ganti-ganti," kata Ridwan ketika ditemui saat mangkal di depan kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Sebagai seorang supir taksi, Ridwan pun punya pengalaman tersendiri terkait masalah part fuel pump kendaraan. Menurutnya, kerusakan seperti itu bukan semata disebabkan oleh fuel pump. "Kalau kata saya sih itu memang pompa bensinya aja yang memang rusak. Bukan gara-gara premium. Mobil saya aja ini udah pompanya udah pernah rusak. Ya tinggal diganti aja apa susahnya sih," kata dia.
Namun, Ridwan tak memungkiri kemungkinan ada sejumlah SPBU "nakal" yang memainkan kualitas premium. Menurutnya, itu tergantung pada masing-masing pengelola SPBU. "Dulu waktu belum ada label 'Pasti Pas' memang ada yang suka begitu. Kalau sekarang sih kayaknya enggak ada. Tapi enggak tahu deh kalau di daerah. Di Jakarta pasti susah kalau mau kayak gitu," tandasnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.07.22.20532296
:shout: Budayakan klik "Thanks" dan di "Rate" ya.... :courage:
:give::cabe:
Seperti dikatakan Andrian (34), seorang karyawan swasta. Dia mengaku tetap menggunakan premium sebagai bahan bakar mobilnya yang berjenis Suzuki Katana. "Enggak ada masalah, kok. Mesin juga oke-oke aja. Dari awal saya memang pakai premium," katanya ketika ditemui usai mengisi bensin di SPBU di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (22/7/2010).
Andrian mengaku sudah mendengar pemberitaan mengenai rusaknya pemompa bahan bakar (fuel pump) pada ribuan armada taksi Blue Bird Group. Namun demikian, dia tidak sepenuhnya meyakini kerusakan itu diakibatkan rendahnya kualitas premium. "Kalau saya sih menilainya dari pengalaman saya aja. Selama ini enggak ada masalah pakai premium. Kalau rusak, ya mesin pasti pernah rusak, tapi bukan gara-gara premium juga," kata dia.
Pendapat senada disampaikan Ridwan, salah seorang supir taksi. Meski bukan supir taksi dari Blue Bird Group, dia tetap menggunakan premium seperti biasanya.
Menurut Ridwan, perusahaan taksi tempatnya bernaung memang menggunakan premium untuk bahan bakar semua taksi yang ada. "Kan premiumnya juga diisi sejak dari pool. Jadi enggak mungkin ganti-ganti," kata Ridwan ketika ditemui saat mangkal di depan kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Sebagai seorang supir taksi, Ridwan pun punya pengalaman tersendiri terkait masalah part fuel pump kendaraan. Menurutnya, kerusakan seperti itu bukan semata disebabkan oleh fuel pump. "Kalau kata saya sih itu memang pompa bensinya aja yang memang rusak. Bukan gara-gara premium. Mobil saya aja ini udah pompanya udah pernah rusak. Ya tinggal diganti aja apa susahnya sih," kata dia.
Namun, Ridwan tak memungkiri kemungkinan ada sejumlah SPBU "nakal" yang memainkan kualitas premium. Menurutnya, itu tergantung pada masing-masing pengelola SPBU. "Dulu waktu belum ada label 'Pasti Pas' memang ada yang suka begitu. Kalau sekarang sih kayaknya enggak ada. Tapi enggak tahu deh kalau di daerah. Di Jakarta pasti susah kalau mau kayak gitu," tandasnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.07.22.20532296
:shout: Budayakan klik "Thanks" dan di "Rate" ya.... :courage:
:give::cabe: