nofel
13th November 2013, 09:52 AM
Sindonews.com - Satu lagi kerbau bule berjenis kelamin betina keturunan Kyai Slamet ditemukan mati di kandangnya. Kematian kerbau pusaka milik Keraton Kasunanan tersebut, membuat gempar warga yang tinggal di sekitar kandang kerbau bule di Alun-Alun Kidul.
Menurut Yatini yang setiap hari mengurus kerbau keturunan Kyai Slamet yang diberi nama Kyai Dableng itu, sudah memiliki anak. Anaknya diberi nama Kyai Manis.
Dia menjelaskan jika sebelumnya kerbau bule ini sehat-sehat saja, namun malas untuk makan.
"Namun dua hari terakhir ini kerbau yang usianya tergolong tua ini tidak mau makan," terangnya Selasa (12/11/2013).
Yatini serta pengurus lainnya sebenarnya sudah curiga saat mengetahui prilaku hewan yang selalu dikirab pada awal suro ini tidak mau makan. Meskipun sudah dipaksa, kerbau tersebut tetap tidak mau menjamah makanannya yang berupa rumput dan ubi.
"Sekira pukul 12.00 Wib, Kyai Debleng masih sehat walau terlihat aras-arasen (tidak semangat). Tapi saat saya kembali ke sini pukul 14.30 Wib, Kyai Debleng sudah mati. Saya langsung menghubungi warga sekitar dan para abdi dalem Keraton Solo,� jelasnya Selasa (12/11/2013).
Hari ini juga Kyai Debleng akan dikubur di lokasi sekitar kandang kebo bule di Alun-alun kidul. Dan prosesi penguburannya akan dilakukan sebagaimana upacara pada seseorang meninggal dunia.
"Ini Kerbau keramat, jadi tidak boleh sembarangan. Dimandikan dan dikafani seperti manusia juga didoakan baru dikubur," jelasnya.
Kematian Kerbau pusaka milik Keraton diyakini masyarakat Jawa khususnya warga Solo sebagai suatu pertanda yang kurang baik.
Selengkapnya klik di sini (http://daerah.sindonews.com/read/2013/11/13/22/805072/kerbau-pusaka-keraton-solo-mati-dinilai-pertanda-buruk)
Menurut Yatini yang setiap hari mengurus kerbau keturunan Kyai Slamet yang diberi nama Kyai Dableng itu, sudah memiliki anak. Anaknya diberi nama Kyai Manis.
Dia menjelaskan jika sebelumnya kerbau bule ini sehat-sehat saja, namun malas untuk makan.
"Namun dua hari terakhir ini kerbau yang usianya tergolong tua ini tidak mau makan," terangnya Selasa (12/11/2013).
Yatini serta pengurus lainnya sebenarnya sudah curiga saat mengetahui prilaku hewan yang selalu dikirab pada awal suro ini tidak mau makan. Meskipun sudah dipaksa, kerbau tersebut tetap tidak mau menjamah makanannya yang berupa rumput dan ubi.
"Sekira pukul 12.00 Wib, Kyai Debleng masih sehat walau terlihat aras-arasen (tidak semangat). Tapi saat saya kembali ke sini pukul 14.30 Wib, Kyai Debleng sudah mati. Saya langsung menghubungi warga sekitar dan para abdi dalem Keraton Solo,� jelasnya Selasa (12/11/2013).
Hari ini juga Kyai Debleng akan dikubur di lokasi sekitar kandang kebo bule di Alun-alun kidul. Dan prosesi penguburannya akan dilakukan sebagaimana upacara pada seseorang meninggal dunia.
"Ini Kerbau keramat, jadi tidak boleh sembarangan. Dimandikan dan dikafani seperti manusia juga didoakan baru dikubur," jelasnya.
Kematian Kerbau pusaka milik Keraton diyakini masyarakat Jawa khususnya warga Solo sebagai suatu pertanda yang kurang baik.
Selengkapnya klik di sini (http://daerah.sindonews.com/read/2013/11/13/22/805072/kerbau-pusaka-keraton-solo-mati-dinilai-pertanda-buruk)