Gusnan
12th November 2013, 11:17 AM
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/kubur-diri-keluarga-john-peuru.jpgERI KOMAR SINAGA
Keluarga Henry John Peuru kembali menggelar aksi kubur diri (http://www.tribunnews.com/tag/aksi-kubur-diri/) di depan kantor Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM). Kali ini, mereka sekeluarga yakni Henny Kawung, Risa Christi Peuru (23), Prasetyo Peuru Henry Putra (19) Moris Peuru Kawung (13) ikut dalam aksi tersebut.
Namun yang membenamkan tubuhnya di dalam tanah adalah Henny dan Christi. Sementara dua anak laki-lakinya turut membantu aksi tersebut dan larut dalam kesedihan.
Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan yang kedua kali atas penahanan John Henry Peuru oleh aparat kepolisian daerah Sulawesi Utara. Penahanan diduga atas campur tangan gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang atas aduan pencemaran nama baik.
Aksi tersebut dilakukan di depan kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary No 4 B, Jakarta Pusat dan didukung oleh Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera).
Sekedar informasi, Henry adalah seorang wartawan 'Jejak' yang ditangkap kepolisian daerah Sulawesi Utara pada 18 Oktober 2013 di kediamannya di daerah Pamullang. Penangkapan dan penahanan tersebut dilakukan berdasarkan adanya pengaduan Sinyo Sarundajang yang tak lain adalah gubernur Sulawesi Utara.
Pengaduan yang sama dengan pelapor dan pokok perkara yang sama sebelumnya pernah diadukan ke Polda Metro Jaya dan saat ini sedang diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Perseteruan antara Sinyo Sarundajang dan Henry buntut dari proses panjang dimulai dari proses pembunuhan terhadap Oddi A. Manus pada tahun 2005 dan kasus penculikan terhadap Toar Tangkau pada tahun 2007.
Dalam investigasi yang dilakukan Henry bersama rekannya, mereka sering mendapat hambatan dan diculik oknum kepolisian dan difitnah terlibat dalam peredaran senjata sehingga dicari oknum yang mengaku dari Densus 88 Sulawesi Utara.
Keluarga Henry John Peuru kembali menggelar aksi kubur diri (http://www.tribunnews.com/tag/aksi-kubur-diri/) di depan kantor Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM). Kali ini, mereka sekeluarga yakni Henny Kawung, Risa Christi Peuru (23), Prasetyo Peuru Henry Putra (19) Moris Peuru Kawung (13) ikut dalam aksi tersebut.
Namun yang membenamkan tubuhnya di dalam tanah adalah Henny dan Christi. Sementara dua anak laki-lakinya turut membantu aksi tersebut dan larut dalam kesedihan.
Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan yang kedua kali atas penahanan John Henry Peuru oleh aparat kepolisian daerah Sulawesi Utara. Penahanan diduga atas campur tangan gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang atas aduan pencemaran nama baik.
Aksi tersebut dilakukan di depan kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary No 4 B, Jakarta Pusat dan didukung oleh Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera).
Sekedar informasi, Henry adalah seorang wartawan 'Jejak' yang ditangkap kepolisian daerah Sulawesi Utara pada 18 Oktober 2013 di kediamannya di daerah Pamullang. Penangkapan dan penahanan tersebut dilakukan berdasarkan adanya pengaduan Sinyo Sarundajang yang tak lain adalah gubernur Sulawesi Utara.
Pengaduan yang sama dengan pelapor dan pokok perkara yang sama sebelumnya pernah diadukan ke Polda Metro Jaya dan saat ini sedang diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Perseteruan antara Sinyo Sarundajang dan Henry buntut dari proses panjang dimulai dari proses pembunuhan terhadap Oddi A. Manus pada tahun 2005 dan kasus penculikan terhadap Toar Tangkau pada tahun 2007.
Dalam investigasi yang dilakukan Henry bersama rekannya, mereka sering mendapat hambatan dan diculik oknum kepolisian dan difitnah terlibat dalam peredaran senjata sehingga dicari oknum yang mengaku dari Densus 88 Sulawesi Utara.